"Kamu yang terlalu dingin, atau aku yang terlalu ingin?"
•O0o•
Dengan lengannya yang merangkul ringan gadis kecil di sisinya, Brian menunjuk beberapa orang yang duduk di tepi lapangan basket--menanti pertandingan bola orange itu di mulai.
Baru sekitar lima menit yang lalu bel istirahat pertama berbunyi, membuat banyak siswa berbondong menuju lapangan untuk menyaksikan pertandingan bola orange yang memang selalu di lakukan para lelaki pecinta bola orange. Entah itu hanya bermain-main atau memang pertandingan sungguhan.
Tapi tidak dengan Brian dan Adara, kedua sejoli itu justru memilih berjalan santai mengelilingi area sekolah dengan bungkus keripik singkong di tangan Adara. Sementara Brian bertugas merangkul bahu gadis itu dan sesekali menerima suapan keripit singkong yang di sodorkan Adar .
"kadang aku suka bingung sama manusia. Mereka selalu bersikap gak adil sama setting suasana." ucapa Brian yang entah hitungan penjelasan random yang keberapa yang Adara dengarkan setelah Brian menjemputnya dari kelas, "mereka kayak memanfaatkan sebuah situasi sebutuhnya doang. Kalau sedih merek--aaaa" ucapan Brian terpotong karena mulutnya membuka saat Adara menyuapinya keripik singkong. Lalu Brian lanjut berkata, "mereka ... Eh, tadi sampai mana? " tanya Brian saat lupa dia sedang berkata di bagian mana.
Adara menyuapkan keripik singkong ke mulutnya, sementara matanya mengerjap santai menatap sekeliling--tidak terlalu peduli dengan apa yang di bahas brian, "manusia suka memanfaatkan setting suasana. " jawab Adara yang maaih menelisik pada kerumunan orang di lapangan basket, lalu yang sedang makan di kantin, atau juga yang santai membaca buku di bawah pohon dekat lapangan.
Brian mengangguk, "memang! Kalau sedih suka banget sama suasana tenang, tapi kalau senang sukanya yang rame dan berisik. Suasana tenang di tinggalin gitu aja. Gak adil, kan? Andai suasana itu punya hati, dia paati sudah sakit hati banget di butuhkan pas ada maunya doang. Gak manusiawi, gak etis--"
Adara memotong kalimat Brian dengan memasukan keripik singkong ke mulut Brian dengan agak kasar, Brian membuka mulit saja dan mengunyahnya walau penuh di mulutnya, " berisik, Brian! Ke lapangan yuk nonton basket."
Brian mengunyah keripik yang maaih tersisa di mulitnya dengan santai, lalu membiarkan Adara berjalan terlebih dahulu lepas dari rangkulannya. Adara duduk di salah satu sisi lapangan berbentuk kursi beton, dia seperti kebingungan tentang siapa saja yang bermain, tim mana yang sedang memimpin lapangan, dan sebagainya. Hah, harusnya Adara nonton dari awal tadi.
Brian menyusul dan duduk di depan Adara--di lantai, Brian juga ikut memperhatikan seisi lapangan walau tidak terlalu tertarik, "ke kantin yu, aku mau beli makan, laper."
Hah, padahal mereka duduk belum ada lima menit, dan Brian sudah terlihat bosan dan gak tertarik. Sebearnya Adara juga tidak terlalu tertarik menonton pertandingan basket seperti ini. Apalagi disini panas dan berisik, lebih baik di kelas atau manalah yang lebih tenang. Tapi sayangnya Adara gak mau berjalan-jalan mencari tempat untuk iatirahat. Dia terlalu malas sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE
FanfictionBerawal dari ketidak nyamanan dari kedua belah pihak terhadap masing-masing pasangan atas apa yang mereka jalani. Berawal dari sana, terbentuklah keputusan Ara dan Adara untuk bertukar pasangan. Ara gak tahu ini kesalahanmya sendiri atau juga Adar...