HAPPY READING
***Di kantin.
Cewek itu sedang berjalan di tengah keramaian sambil berteriak. "Minggir air panas, air panas, woi minggir woi air panas."
"Linmo!"
Pemilik nama pun menoleh, dia tersenyum cerah menunjuk bangku kosong di depannya.
"Laper banget gue, jir." Katanya sambil duduk membuka bungkus Pop Mie. Linmo hanya menatapnya sambil asyik meminum susu Ultra cokelat kesukaannya.
"Lo udah makan?"
Yang ditanya hanya menggeleng sambil menggigit sedotan.
"Makan sana ntar lo mati, gue lagi yang kena lo gentayangin."
Secara tidak langsung itu merupakan bentuk perhatian kecil dari cewek itu untuk Linmo.
"Woy!" Dia melempar Linmo dengan tisu, membuatnya mengerjap. "Ditanyain malah bengong, punya masalah idup apa sih lo?"
"Iya udah bawel banget sih lo, Bil." Linmo menutup wajah gadis di hadapannya.
Bila menyingkirkan tangan Linmo dari wajahnya.
"Jauhkan tangan-tangan kotormu itu dari wajahku, mas."
"Tangan ini kotor setelah menyentuh wajahmu, adinda." Dia menatap sayu tangannya.
"Hilih. Emang tangan lo aja yang bau."
"Enak aja gue udah cuci tangan."
"Masih bau."
"Ah, masa?" Dia mengendus tangannya sendiri, sementara Bila sudah kabur lagi buat beli jajan tambahan. Kebiasaan gadis itu makan harus ada makanan penutupnya.
Dia datang membawa sebungkus gorengan dan sebungkus cilor kesukaan Linmo. "Nih."
"Perhatian bener sih lo sama gue, ahh jadi sayangg," ujar Linmo menerima bungkus itu sambil nyengir hingga matanya hanya tampak segaris saja.
"Ga ada kembalian jadi gue beliin itu aja buat lo," ucap Bila beralasan.
Linmo tahu bahwa gadis itu peduli hanya saja gengsi untuk menunjukkannya. Bila mulai menyantap makanannya seperti biasa dengan lahap. Bahkan dia tidak sedikit pun merasa malu makan dengan mulut penuh di hadapan Linmo. Siapapun yang melihatnya makan seperti itu, pasti akan merasa ikut kenyang.
"Apa liat-liat?"
"Pengen aja."
"Dih."
"Pengen nabok."
Bila memutar bola matanya malas. Saat itu juga matanya menangkap sosok cowok tampan yang terkenal sebagai playboy cap kaki lima yang ada badaknya- Ding Chengxin. Matanya tidak dapat berpaling dari sosok itu yang berjalan menuju kawanannya. Sampai yang ditatap menyadarinya lalu membalasnya dengan senyuman khasnya yang memabukkan. Senyuman yang sudah menjadi candu bagi Bila.
"Ih gue disenyumin Chengxin ajshwpdixkpwh..." Bila sudah mulai salah tingkah.
Linmo mengetuk kening cewek di hadapannya dengan keras. "Ga usah kege-eran lo! Dia itu senyum bukan buat lo."
"Bodoamat! Chengxin ganteng banget woi," bisiknya pada Linmo sambil senyum-senyum.
"Ah, ga tuh masih gantengan gue," jawabnya acuh tak acuh.
"Lo gantengnya kalo mau beliin gue novel sama es krim. Gantenggg bangettt Huang Qilin aja kalah ganteng sama lo," puji Bila.
"Lo tuh muji gue kalo ada maunya doang." Linmo memalingkan wajahnya sambil mengerucutkan bibirnya. "Emangnya gue cowok apaan? Huh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Friend
FanfictionBagiku dia seorang teman yang sangat sempurna. Tidak ada yang mengerti diriku melebihinya. Selalu muncul kapanpun setiap kali aku membutuhkannya. Menghiburku dengan berbagai lelucon hingga bertingkah konyol untuk mengembalikan senyumku. Katanya pert...