Hai masih ingatkah dengan story ini dah seabad aku ga mampir ke lapak ini astaga. Maapkeun.
Happy Reading
****
Bila langsung berlari ke arah lapangan basket dengan tergesa-gesa saat mendengar kabar Linmo dan Chengxin sedang berkelahi. Muyang terlihat kewalahan menghentikan keduanya yang masih melakukan adegan saling pukul wajah itu. Buru-buru Bila membawa Chengxin menjauh, sementara Muyang menahan tubuh Linmo.
"Stop!" Teriak Bila lumayan keras.
Suasana perlahan menjadi sedikit tenang. Para murid di sekitar yang sibuk merekam kejadian tersebut juga ikut menghentikan kegiatannya dan beralih mengeluarkan opini dan bahan gibahan lainnya dengan saling berbisik.
Bila menatap tajam kedua cowok itu bergantian. "Biar apa sih bikin keributan di sekolah? Kalau masih mau berantem lanjutin lagi di ring tinju sekalian."
Tidak ada jawaban dari kedua laki-laki itu. Hanya ada tatapan tak saling suka dari keduanya.
Linmo merapikan seragamnya dan meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata pun. Cowok itu bahkan tidak menggubris panggilan Bila. Dia benar-benar terlihat sangat marah.
Bila melirik Chengxin sedang mengusap darah segar yang mengalir di sudut bibirnya. "Lo gak apa-apa?"
"Ga apa-apa cuma luka kecil," jawab Chengxin dengan tenang.
"Ya udah sekarang obati dulu luka lo."
Bila mengajak Chengxin pergi ke UKS untuk mengobati lukanya. Ruangan kecil itu terlihat kosong. Karena sekarang masih jam istirahat mungkin orang yang sedang berjaga juga masih berada di kantin.
"Bentar ya gue cariin anak PMR dulu buat ngobatin lukanya," kata Bila berniat untuk mencari anak PMR yang sedang bertugas hari ini.
"Kenapa ga lo aja yang bantu ngobatin luka gue?"
"Ya tapi gue butuh kunci buat ambil kotak obatnya."
Chengxin membiarkan Bila pergi dari UKS untuk meminta kunci. Dilihat dari nada bicara cewek itu sangat terdengar jelas seperti sedang kesal.
Bila tau dengan jelas sahabatnya itu bukan tipe orang yang sangat pemarah jika sang lawan bicara tidak menguras kesabarannya. Apalagi ini berhubungan dengan Chengxin. Linmo selalu marah dan melarang keras Bila mendekati Chengxin.
Bila kembali lagi ke UKS dengan sebuah kunci di tangan. Dia mulai mengobati luka Chengxin dengan hati-hati. Tidak ada yang membuka percakapan di antara mereka. Hanya ada suara ringisan kecil yang keluar dari mulut Chengxin.
Selesai mengobati luka kecil Chengxin, Bila merapikan kembali kotak obat itu ke tempat semula.
"Lo ribut sama Linmo apa ada hubungannya sama gue?" Tanya Bila tanpa menoleh ke arah Chengxin.
"Biasalah, urusan anak laki. Ga ada hubungannya sama lo."
"Oh, kalo gitu gue mewakilkan Linmo buat minta maaf sama lo." Bila menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Chengxin justru menarik tangan cewek itu supaya duduk di sebelahnya. "Lo ga perlu ngelakuin itu."
"Gue jadi gak enak sama lo," lirihnya.
Berada di tengah situasi seperti ini membuat Bila sedikit tidak nyaman. Dia tidak ingin terlihat memihak diantara keduanya. Di satu sisi Linmo sahabatnya sejak kecil pasti selalu ingin yang terbaik untuknya. Di sisi lain Chengxin orang asing yang baru ia kenal juga merupakan laki-laki yang ia sukai.
"Udah santai aja sama gue mah," sahut Chengxin sambil mengacak pelan rambut Bila.
~~~
Bila kembali ke kelas mendapati Linmo yang sedang tertidur di mejanya. Bila menuju ke tempat Muyang yang masih kosong tepat di sebelah Linmo. Bila mengguncang pelan tubuh Linmo dengan gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Friend
FanfictionBagiku dia seorang teman yang sangat sempurna. Tidak ada yang mengerti diriku melebihinya. Selalu muncul kapanpun setiap kali aku membutuhkannya. Menghiburku dengan berbagai lelucon hingga bertingkah konyol untuk mengembalikan senyumku. Katanya pert...