SILVER MAGAZINE (ON- GOING)

Four

"Hi mba Luna! kalau mau minta buatkan email dan passwordnya dengan siapa?" si anak baru itu mendekat pada Luna dengan membawa laptopnya.

"sama IT biasanya, oh iya kamu harus buat. sebentar saya mintakan dulu ke Adit." Luna menatap wajah Yuri yang bingung dengan nama Adit.

"Adit itu bagian IT yuri. jadi kalau ada kendala dengan jaringan, komputer, data atau kamu perlu rekaman cctv yaaa kamu hububginya Adit." detail Luna menjelaskan kepada anak baru itu.

"hallo Adit, saya minta dibuatkan email ke untuk staf baru di Marketing ya."

"..."

"Oke Adit, thanks a lot ya!"

"Yuri, done ya. nanti kalau udah ada kabar saya kabarin kamu." sambung Luna, Yuri kembali lagi ke tempat duduknya.

"Lun, dinda hauw dan suaminya lagi trend ni. mau di undang ngga ke kantor terus kita wawancarain. yaa temanya kayak taaruf gitu sih." ujar Vera.

"boleh aja sih, terus tayanyin di youtube kita ya?"

"ya iya dong ibu...." Luna hanya mengangguk-angguk.

"siapin deh kalo gitu materinya. terus baru kita kontak managernya."

"oh iya Yuri, this is your first time project ya. Coba tolong cari tau kontak manager Dinda Hauw ya buat undang mereka ke kantor." Yuri hanya mengangguk dan terlihat gugup. yes ini adalah first project mereka.

"thank you ver! good idea!"

Luna kembali pada pekerjaannya, ia teringat pada kejadian hari ini. namun mungkin itu hanya chat iseng toh suaminya sampai kantor dengan tepat waktu.

***

"misi bu Luna ini ada kiriman makanan tadi dari ojol." seseorang memasuki ruangan divisi marketing.

"oh iya pak, repot banget nanti saya ambil ke bawah. tapi terima kasih ya" ucap Luna lalu laki-laki separuh baya itu keluar dari ruangan divisi marketing.

ia mengambil bungkusan yang diberikan tadi lalu berjalan menuju ruangan Pak Boss.

"kok tumben Lun makan dikantor?" tanya salah satu staf.

"iya nih mba, mas Adrian kayaknya lagi sibuk."

Tok tok tok.

"mas, makan dulu ini aku abis orderin makan siang buat kita."

"oh oke."

Adrian beranjak dari kursi kerjanya lalu pindah ke sofa diruangannya. Luna membuka satu persatu plastik untuk membungkus makanannya.

tanpa disadari oleh mereka, ada sepasang mata wanita yang memperhatikan kebersamaan mereka.

***