"saya tidak punya pacar."
"Selain itu saya juga tidak punya hati, jadi stop mencari perhatian dan fokus pada tugas kalian sebagai mahasiswa."
...
"Apa salahnya sih gue suka? Bukan hak dia kalo ngatur ngatur cara hidup gue."
Rasya menggeleng kan kepalanya melihat tingkah Hanum, sudah letih bibir cantiknya ini mengeluarkan slogan slogan untuk mencairkan hati Hanum yang sudah keras akan cintanya pada pak Rangga guru mata kuliah Desain dan komunikasi visual di kelasnya.
Terdengar decakan kesal dari kuping kiri Rasya," bisa bantu gue gak?"
Rasya menoleh sembari menaikkan alisnya." Apa aja, tapi jangan suruh gue buat minta nomor pak Rangga lagi kalo Lo gak mau di kurangin nilainya." Peringat rasya membuat raut wajah Hanum berubah seketika. Pasalnya itu rencana yang baru saja terlintas dibenaknya barusan, tapi jika sudah menyangkut soal nilai Hanum angkat tangan, sia sia dia belajar pagi siang sore malam jika ujung ujungnya nilai akan dikurang hanya karena meminta nomor pak Rangga.
"Kalo gitu temenin gue minta langsung aja." Ujar Hanum sontak membuat mata Rasya terbelalak, bukan masalah malu atau bagaimana tapi ini masalah dirinya sebagai mahasiswa. Ia bisa di cap sebagai mahasiswa tidak baik meminta nomor guru tanpa alasan yang jelas. apa lagi dengan jelasnya bahwa Hanum menginginkan nomor pak Rangga untuk pendekatan alias pdkt.
"Jangan nolak sya." Mata Hanum berair, ia memegang tangan Rasya sembari memanyunkan bibirnya seolah olah sedang memohon.
"Lo gila ? Cukup Lo kejar dari sini aja pak Rangga cuek apa lagi Lo ngechat."
"Lo gak tau kan? Makannya diem aja."
"Justru itu gue tau makannya gue ngomong." Tukas Rasya membuat Hanum berdecak.
"Terserah deh." Hanum bangkit," biar gue sendiri aja. Makasi selama ini udah bantuin gue deket sama pak Rangga."
Rasya mengerutkan dahinya bingung.
"Lo mau mati?"Hanum menoleh datar,"pengen gue jitak kepala petak lo."
"Yeeee,, galak amat num."ejek Rasya sontak membuat Hanum kembali menoleh, kali ini bukan wajah datar tapi wajah kesal bercampur ingin rasanya menerjang kepala petak didepannya ini dengan sekali tendangan.
"Nama gue H A N U M. gue masih sabar, Adang kalanya orang sabar kehabisan kesabaran." Dada Hanum naik turun beraturan
"Terus Lo mau minta nomor pak Rangga sama siapa num?"
"Sya." Panggil Hanum pelan.
Rasya menaikkan alisnya sok polos lalu."apaan num?"
BRAK!!
...
"Sudah says bilang, cukup menjadi mahasiswa saya."
Hanum menggeleng kecil." Saya gak minta macem macem Lo pak, cuma minta nomor handphone doang emang masalah?" Kali ini Hanum berucap tanpa memikirkan kedepannya. Ia justru merasa tenang ketika pak Rangga tiba tiba menatapnya penuh selidik tidak seperti biasanya datar dan dingin.
"Kamu kekurangan lelaki sampai saya harus jadi korban kamu?" Tanya pak Rangga membuat Hanum tergelak. Apa apaan guru ini? Apa katanya? Kekurangan lelaki? Bukannya radit, Adam dan Kenzo tengah mengejarnya Minggu belakangan ini dan itu berarti dirinya tidak kekurangan lelaki.
"Pure,"
"Apanya yang pure?" Ulang pak Rangga
"Pure alasan saya cuma satu pak." Hanum sengaja menjeda lalu kemudian menatap mata pak Rangga yang masih menunggu jawaban,
"Saya cuma mau bapak."
Pak Rangga mengubah posisinya lalu membenarkan letak berkas berka diatas mejanya tanpa lagi memperdulikan ucapan Hanum selanjutnya.
"Saya izinkan anda keluar." Tegas pak Rangga.
"Tapi--" Hanum menelan salivanya susah payah ketika matanya bertemu kembali. Tatapan berbeda dari waktu waktu sebelumnya, Hanum takut pak Rangga malah membencinya dan keluar sebagai dosen di sini. Dan malah mempersempit hubungannya dikemudian harinya.
"Hanum, berprilaku lah yang sopan kepada dosen. Saya tau kamu menyukai saya tapi sayangnya saya tidak. Jadi tolong bersikap profesional, anda sebagai mahasiswa saya dan saya sebagai dosen anda."
"Kenapa tidak di coba pak? Bukannya bapak pernah bilang sesuatu yang belum pernah dicoba maka kita tidak akan tahu bagaimana rasanya. Bapak ingat?"
Pak Rangga menganguk." Tapi sayangnya kita bukan contoh dari itu."
"Bapak tau dari mana kita bukan contoh dari itu?" Hanum masih tidak mau kalah, pikirannya masih dihantui dengan kata menang mulut dengan pak Rangga.
"Saya tau tapi kamu tidak perlu tau."
"Bapak gak adil." Cerca Hanum
Pak Rangga menarik nafasnya dalam dalam." Saya sudah punya istri Hanum."
Mata Hanum melebar disertai mulut yang mengaga, kenyataan apa lagi ini? Apa selama ini ia mengejar suami orang? Ya Tuhan
"Jangan gunakan kebohongan untuk menutupi kebenaran pak."
Pak Rangga menoleh kearah Hanum dengan gerakan slowmo." Saya tidak mengerti."
"Kebenarannya saya menyukai bapak tapi bapak dengan seenak jidat menutupinya dengan berbohong bahwa bapak sudah mempunyai seorang istri."
"Dan saya pernah liat juga bahwa bapak dalam status single."
"Di mana kamu melihatnya?"
Hanum tersenyum bangga." Di sosmed bapak."
Pernah suatu hari Rangga memposting foto berdiri dibawah sinar sunset dengan caption menunggu kekasih dari yang maha kuasa, alay? Memang tapi sayangnya bukan Rangga yang memposting itu tapi Bima sahabat karib Rangga.
Rangga tersenyum tipis mengetahui hal itu, "baiklah saya memang berbohong."
"Jadi?"
Rangga mengerutkan dahinya.
Hanum mengerti lalu tersenyum lagi dan mulai berbicara dengan rangkaiian kata yang sudah berjejer diatas kepalanya." Bapak mau jadi pacar saya?"
"Hanum." Nada pak Rangga sedikit naik, ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran mahasiswinya ini, tidak takut kah jika nanti dirinya melaporkan hal ini pada kepala universitas?
"Bapak tinggal jawab, saya tidak menuntut hal yang lebih. cukup kejujuran." Jelas Hanum tenang.
"Maaf, kamu nembak saya?"
Mata Hanum mendelik lalu tersenyum menampakkan gigi rapinya." Lebih tepatnya menyatakan cinta, kalo saya tembak bapak entar bapak mati saya gak rela." Jelas Hanum dan di angguki oleh pak Rangga.
"Kalo gitu saya jawab yah." Pak Rangga berucap lembut, Hanum sampai kaget. Jujur baru kali ini ia melihat pak Rangga berbicara lembut padanya dan baru kali ini suasana di sekelilingnya seketika dingin dan sejuk.
"I-iya jawab pak."
"Saya mau."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB SELATAN✓
Teen Fiction"saya tidak punya pacar." "Selain itu saya juga tidak punya hati, jadi stop mencari perhatian dan fokus pada tugas kalian sebagai mahasiswa." ...