Derita

395 171 42
                                    

Ini hanya tentang sebuah perjalanan, jangan dipikirkan endingnya. Tapi, nikmati saja prosesnya.
_Icha

Pagi ini Mayla sarapan seperti biasanya dengan keluarganya. Tepat disebelahnya ada adiknya yang tengah bermanja dengan papahnya.

Jujur, Mayla sangat iri dengan adiknya. Karena, semenjak ibunya meninggal, ayahnya sudah tak pernah memperhatikan dirinya lagi. Kehadiran dia dirumahpun, seperti tak pernah dianggap oleh ayahnya sekarang.

Seketika mood Mayla dipagi inipun hilang. Iapun memutuskan untuk segera berangkat sekolah daripada kehadirannya dianggap seperti orang asing.

"Pah, Mayla berangkat sekolah dulu" pamit Mayla sambil mencium punggung tangan papahnya.

Mayla tersenyum kepada adiknya yang Makin hari mirip seperti almarhumah mamahnya.

"Mayka jangan nakal ya disekolah! Belajar yang rajin, okey. Kakak berangkat dulu," pamit Mayla sambil mengusap lembut rambut adiknya.

"Iya kak, hati-hati dijalan ya kakak!" Ucap Mayka yang dibalas senyuman oleh Mayla.

Sebelum berangkat, seperti biasa Mayla menyempatkan diri untuk melihat fotonya bersama papah dan mamah nya dulu yang tergantung rapi di atas dinding.

Mayla tersenyum miris, kenapa kehidupannya tidak bisa seperti yang ada difoto ini lagi?.

Kalo bisa, Mayla pengen kembali di masalalu, dimana dia mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang tuanya.

"Mah, mamah lihat kan sekarang? Papah udah ga sayang aku kaya dulu lagi, mah. Andai waktu bisa diputar, ku akan kembali ke masalalu dan tak pernah membiarkan saat ini terjadi," ucap Mayla sambil menatap nanar wajah mamahnya di foto.

Mayla cepat-cepat menghapus air mata yang tadi sempat menetes di pipinya. Iapun segera bergegas sekolah agar tak terlambat.

Mayla selalu berharap, bahwasannya ini semua hanyalah mimpi.  Tapi, semua ini justru terbalik dengan harapan Mayla. Yang Mayla lakukan sekarang harus banyak bersyukur dan bisa menerima keadaan yang sekarang.

***

Mayla berjalan di sepanjang koridor untuk menuju ke arah kelasnya. Semua orang yang berada di dekat koridor menyapa ramah Mayla yang dijawab tak kalah ramah oleh Mayla.

Memang Mayla adalah murid yang terkenal sangat cantik, baik dan juga berprestasi di SMA-nya. Hingga, tak heran banyak yang mengenal Mayla.

"Pagi, kesayangan aku,"

Mayla tersenyum lebar saat melihat cowo tampan yang sedang berada di hadapannya sekarang, "Pagi juga, Raja Ku,"

Raja Dirgantara Saputra, Kekasih sekaligus rumah ternyaman Mayla 3 tahun ini. Semenjak hadirnya Raja di hidupnya, Sedikit demi sedikit beban Mayla berkurang. Karena Raja selalu punya cara untuk membuat Mayla melupakan masalahnya.

"Tumben, wajahnya cantik aku ini kelihatan kusut?" Tanya Raja sambil mengekor Mayla untuk masuk kelas.

"Keknya papah ga bakal pernah nganggep aku ada deh," ucap Mayla dengan lesu.

"Ku juga pengen banget, Ja, dimanja sama papah kaya dulu lagi. But, it was all just a dream,"

"Kamu ga boleh mikir kaya gitu dulu, La. Mungkin papa mu ada maksud lain. Mayka kan belum pernah merasakan kasih sayang sosok ibu, La," nasihat Raja sambil mengelus lembut rambut panjang Mayla.

"Ku tahu, Ja. Tapi, ku juga pengen banget ngerasain kasih sayang papah lagi setelah sekian lamanya," lirih Mayla.

"Intinya, Mayla tetep sabar ya, semoga kamu dapat kasih sayang papamu lagi,"

"Aamiin, ku bakal tunggu hari itu datang,"

"Ya udah, kuy, kelapangan! Bentar lagi upacara mau dimulai," ajak Raja sambil menggenggam lembut tangan Mayla.

Mayla mengikuti upacara bersama Raja yang berada tepat di belakangnya. Tapi, tiba-tiba, perlahan pandangan Mayla mulai kabur. Kepalanya pun terasa sangat sakit.

Mayla berusaha sekuat tenaga untuk tetap mengikuti upacara. Tapi, takdir berkata lain, Maylapun pingsan yang langsung ditangkap sigap oleh Raja.

Raja yang melihat wajah kekasihnya yang begitu pucat itupun langsung membawanya menuju ke UKS untuk segera mendapat pertolongan pertama.

Raja semakin panik melihat cairan kental berwarna merah yang keluar dari hidung Mayla.

Rajapun berbalik arah menuju parkiran untuk mengantarkan Mayla di rumah sakit. Karena Raja yakin penyakit Mayla kambuh lagi.

***

Mayla membuka matanya secara perlahan, hal yang pertama dia lihat adalah kekasihnya yang tengah melakukan sholat.

Mayla berganti menatap ruangan yang saat ini dia tempati. Dan saat itu juga Raja sigap berdiri menuju ranjang Mayla.

"Are you okay, sayang?" Tanya Raja cemas.

Dengan tenaga yang tersisa, Maylapun berusaha bangun. Raja yang peka akan hal itu membantu Mayla untuk duduk diatas brankarnya.

"Aku gapapa, Ja. Cuma pusing dikit aja," jawab Mayla sambil tersenyum.

"Ga usah bohong sama aku kamu! Kata dokter, kamu udah ga pernah minum obatnya lagi. Kenapa kamu ga pernah minum, Mayla? Lihat, sekarang penyakit mu kumat lagi," marah Raja yang tak bisa dipungkiri dia begitu khawatir.

"Maaf, Ja. Bukannya aku ga mau minum obat lagi. Tapi, ku ga mau terus-terusan ngerepotin kamu, Ja! Apalagi, obat itu bukanlah obat murah," balas Mayla dengan mata yang berkaca-kaca.

Rajapun memeluk tubuh mungil kekasihnya itu yang dibalas erat oleh Mayla.

"Maaf, Sayang. Ku ga mau kehilangan mu. Aku khawatir banget pas lihat kamu pingsan plus mimisan tadi. Ku ga mau kondisi kamu tambah buruk, Sayang," kata Raja yang masih setia memluk tubuh Mayla.

"Pokoknya, cantiknya aku harus cepat sembuh dan ga boleh kambuh lagi,"

Sifat inilah yang membuat Mayla betah bersama dengan Raja. Raja bukan hanya kekasihnya, tetapi Raja juga obat terbaik bagi Mayla saat ini.

Jika diizinkan, Mayla tak mau meninggalkan Raja. Mayla pengen merasakan hidup bahagia bersama Raja. Tapi, dia tak yakin akan penyakitnya yang semakin lama semakin parah itu.

"I love you, Raja. Aku mohon, jangan pernah tinggalin aku ya,"

"Love you too. Ku berusaha buat tetap bersamamu," balas Raja.

Mayla berharap, semoga Raja adalah yang pertama dan terkahir di hidupnya.




TBC

Ngawi, 30 Desember 2021

Cause Yesterday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang