awal dari awal

307 160 29
                                    

Tidak semua yang kau lihat baik memang baik,
Tidak semua yang kau lihat jahat memang jahat,
Biarkan waktu yang menjelaskan, biar semesta yang menjawab semuanya.
_ Icha


Mayla menghentikan langkah kakinya saat matanya tak sengaja melihat sebuah mobil mewah yang terparkir rapi didalam halaman rumahnya.

Sayup-sayup, Mayla mendengar suara ayahnya dan seorang wanita sedang tertawa didalam rumah.

Maylapun berjalan masuk kedalam rumah dan benar saja dia melihat seorang wanita yang tergolong cantik walau umurnya hanya beda beberapa tahun dengan papahnya.

"Assalamualaikum, pah, tante," salam Mayla sambil mencium punggung tangan mereka.

"Waalaikumsalam, Mayla kamu duduk dulu. Ada hal yang mau papah bicarakan sama kamu," ucap Aryo yang membuat Mayla mau tak mau menuruti perintahnya.

Mayla melirik sebentar wanita yang umurnya tak jauh berbeda dengan papahnya. Satu kata yang dapat mendeskripsikan wanita tersebut. Cantik walau umurnya sudah tidak lagi muda.

"Kenalin, dia Tante Ara. Nah, Tante Ara ini yang akan menjadi ibumu nanti. Rencananya, papah sama Tante Ara akan melangsungkan pernikahan sekitar 3 bulan lagi. Oh, ya Tante Ara ini punya seorang anak perempuan. Saat ini dia kelas 2 SMP, jadi papah harap kamu bisa nerima Tante Ara dan Ama sebagai keluarga kita," jelas Aryo.

Jujur, Mayla gak mau punya ibu tiri, tapi dia juga memikirkan adiknya yang belum pernah merasakan kasih sayang ibu sejak lahir. Mayla juga tahu, bahwa papahnya juga kesepian sejak mamahnya pergi meninggalkan mereka selamanya.

"Kalo itu pilihan terbaik papah, Mayla bakal nurutin semua perintah papah," jawab Mayla.

"Makasih, sayang. Bunda janji bakal ngasih kasih sayang seorang ibu ke kamu dan adik kamu sepenuh hati," ucap Ara, lalu memeluk tubuh Mayla.

"Semoga saja Tante bisa beri kasih sayang seorang ibu ke Mayka" batin Mayla

                                ****

Seperti malam biasanya, sebelum tidur Mayla akan pergi ke rooftop kamarnya untuk menikmati malam. Tak lupa sebuah buku diary miliknya yang selalu menemani malamnya.

Mayla menatap dalam bintang-bintang yang bersinar diatas sana. Dia selalu menganggap, bahwa bintang itu adalah almarhumah mamahnya yang selalu menemaninya setiap malam.

"Mah, papah mau nikah lagi lho. Tapi, ntah kenapa Mayla gak suka lihat papah mau nikah lagi. Selain itu, Mayla gak mau egois untuk ngelarang papah nikah lagi,"

"Mamah tahu, Mayla kangen dimana Mayla masih bisa bermanja-manja dengan mamah papah. Mayla kangen di gendong papah, Mayla kangen di perhatiin sama papah, Mayla kangen papah yang dulu,"

Tanpa Mayla sadari, air matanya pun terjun bebas di pipinya. Sungguh, dia sangat rindu kasih sayang papahnya dulu.

Andai waktu bisa diulang, Mayla ingin berada di waktu itu. Tapi, ini semua adalah hal yang mustahil.

Maylapun segera membuka diarynya untuk menuliskan isi hatinya malam ini. Sama persis seperti malam-malam biasanya.

My diary,

Jika aku dikasih satu permintaan, maka dengan lantang aku ingin kembali di masa kecil. Dimana masa itu aku menjadi princess keluarga. Aku rindu kehangatan keluargaku, aku rindu tertawa bersama keluarga ku, aku rindu semuanya yang tak akan pernah bisa ku dapatkan saat ini. Entah kenapa sejak saat kejadian itu, papah menjadi dingin dan tak pernah peduli denganku. Sungguh, aku ga mau dan tak akan pernah mau berada di posisi saat ini.

Aku berharap, suatu hari nanti papah akan memperlakukan seperti dulu lagi. Aku yakin itu. Ntah cepat atau lambat.

Semoga saja datangnya Tante Ara di tengah-tengah keluarga ini, bisa mengembalikan semuanya. Dan ku berharap semoga adikku mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang belum pernah dia dapatkan selama ini.

Mayla menutup diarynya, laku mata dia terfokus pada ponselnya yang tergeletak tak jauh dari diarynya. Sebuah motif panggilan tak terjawab dari kekasihnya. Dengan cepat Mayla menghubungi balik Raja.

"Hallo, Ja. Maaf, tadi hp ku, ku silent,"

"Ku kira Alanya Aja udah tidur. Lagi ngapain? Kok belum tidur?"

"Lagi mandangin mamah dilangit kek biasa. Aja sendiri lagi ngapain?"

"Alanya aja jangan sedih-sedih terus ya, doain mamah semoga dapat tempat terbaik di sisi Tuhan. Ini aja lagi ngumpul sama temen-temen di tempat biasa, bentar lagi juga pulang," 

"Okey, komandan. Ya udah Ala tidur dulu ya, Aja pulangnya hati-hati, gak usah ngebut! Awas aja sampe Ala tahu Aja ngebut bawa motornya!"

"Iya bawelnya Aja. Ya udah kamu bobok gih, nice dream ratunya Aja, Love you cantik,"

"Love you too Rajanya Ala, Ala tutup ya telfonnya,"

Mayla pun memutus telfonnya dan segera turun ke kamarnya, karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Selamat malam dunia sandiwara, semoga hari esok tidak lebih berat dari hari-hari sebelumnya,"

Tbc

Cause Yesterday Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang