[2] Mulai terjadi hal aneh

60 8 0
                                    

Tok tok tok

Retha yang mendengar suara ketukan pintu, segera bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu. Retha senang karena yang datang adalah orang yang ia sangat nanti-nantikan yaitu papanya yang terlihat sangat lelah dan lesu setelah seharian berada di kantornya.

Setelah itu Retha, Ella, beserta Nando segera menuju ruang makan untuk menyantap makan malam. Retha terlihat sangat lahap menyantap hidangan yang ada dihadapannya, Ella dan Nando hanya menggelengkan kepalanya kemudian terkekeh pelan melihat Retha dengan lahapnya menyantap makanannya. Setelah selesai makan malam, Retha segera menuju kamarnya untuk mengerjakan tugas sekolah yang belum ia kerjakan. Berbeda dengan Retha, Ella sibuk mengemasi barang-barang yang akan dibawa saat pergi ke Bandung.

∆∆∆

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Retha yang tadinya masih berada di alam mimpi sekarang, beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Ella yang sibuk dengan peralatan dapurnya dikagetkan dengan suara teriakan keras dari ruang tamu yang kebetulan terletak di depan dapur.

"Akkhhh"

Ella yang mendengar itu, langsung menghampiri arah suara yang membuatnya penasaran. Ternyata suara tadi berasal dari Nando yang ketakutan karena ada seekor bunglon yang menempel di pundaknya. Ella yang melihat itu hanya terkekeh, sama halnya dengan Retha yang sedang menuruni tangga sudah disuguhkan pemandangan seorang pemilik perusahaan fashion terbesar di Bandung yang tengah berdiri di atas meja sembari memejamkan matanya.

"Papa, kenapa takut dengan seekor bunglon? Padahal bunglon kan lucu, lagi pula aku baru membelinya kemarin." Nando melotot kan matanya mendengar penjelasan Rerha

"Hei! Siapa yang menyuruhmu untuk memelihara seekor bunglon huh?!!" Retha hanya cekikikan mendengar bentakan Nando (papanya)

"Hahaha... aku sudah jatuh hati dengan bunglon itu, jadi bolehkan pa?" Nando hanya mengiyakan permintaan yang diajukan Retha

"Sudahlah, ayo kalian berdua sarapan! Sudah hampir telat," putus Ella sembari berjalan menuju meja makan

Hanya ada suara dentingan alat makan di kediaman Ericson. Hingga akhirnya Retha membuka suara agar tak terlalu hening. "Pa! Apa benar besok kita akan pindah ke Bandung?"

"Ya, besok kita akan pindah ke Bandung. Begitu juga dengan kejutan yang akan papa berikan besok saat sudah berada di Bandung," seru Nando yang membuat Retha mengembangkan senyumnya dan bersorak kegirangan. "Yeay... Makasih pa, tapi kejutan?" Nando hanya menatap datar Retha "Kalo papa kasih tau, namanya bukan kejutan Etha," Retha mendengus pajang lalu lalu memajukan bibirnya karena merajuk

Setelah selesai sarapan Retha mendahului papanya, ia sekarang sudah berada di halaman rumahnya. Sekitar 10 menitan Retha menunggu papanya yang tak kunjung keluar dari rumah. Retha yang penasaran mulai mengintip dari balik jendela depan rumah. Di balik jendela, ia melihat mamanya yang sedang memakaikan dasi ke leher Nando. Setelah Ella memakaikan dasi, Nando mendekatkan bibirnya ke pipi kemudian mengacak-acak rambut Ella. Retha yang menyaksikan itu hanya berdecak kesal dan berteriak. "WOII, CEPETAN HAMPIR TELAT NIH!!"

Nando dan Ella yang mendengar teriakan Retha hanya geleng-geleng kepala dan terkekeh pelan melihat tingkah laku anaknya.

Nando yang merasa putrinya sudah menunggu lama, kemudian segera beranjak dari tempatnya berdiri dan langsung membawa tasnya untuk menuju mobil, yang ada didalamnya sudah ada Retha si ratu es yang sedang memainkan gamenya.

Setelah Ella menyaksikan keberangkatan Nando dan Retha, ia masuk ke dalam rumah untuk membereskan barang yang masih berserakan di kamar Retha.

∆∆∆

Selama perjalanan menuju SMP NEGERI 02 JAKARTA, Nando hanya melamun. Begitu juga dengan Retha yang hanya mendengarkan musik lewat headphone yang ia bawa.

Saat Retha ingin membenarkan tatanan rambutnya, sekilas ia melihat asap berwarna merah yang mengelilingi mobil yang ia tumpangi.

Retha hanya diam membisu karena terkejut. Ia ingin menanyakan hal yang membuatnya terkejut, namun melihat papanya masih melamun, Retha mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal itu.

Hampir 10 menit Retha dan papanya telah melewati area taman depan komplek. Saat Retha ingin mengganti lagu yang diputar, ia melihat ada sekitar 15 siswa/siswi SD yang sedang berjajar rapi untuk menyebrang jalan. Awalnya Retha terlihat biasa-biasa saja, namun perlahan ia sadar bahwa mobil yang mereka naiki akan menabrak siswa/siswi yang tengah menyebrang. "Pa!" Nando tak bergeming ketika Retha memanggilnya "Pa!" Nando tak bergeming lagi ketika Retha memanggilnya untuk yang kedua kalinya.
"PAPA MINGGIR KITA AKAN NABRAK MEREKA!" teriakan Retha mampu membuat Nando tersadar dari lamunannya

Dan...

~~~
Tbc

Thanks for reading

THE DEMONS: That crazy man must die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang