[1] Rencana pindah

108 8 2
                                    

Bulan Matahari mulai menyeruak masuk ke dalam jendela kamar seorang gadis remaja yang masih asyik dengan mimpinya. Sinar matahari yang cerah membuat sang empu mau tak mau membuat matanya dan beranjak dari ranjang

Setelah sekian lama berada di kamar mandi, ia membuka pintu kamarnya dengan perlahan.

Krieett

Dimana semua orang? Bunda dan ayah pergi kemana?

Pikir gadis tadi.

"Bunda!"

"Ayah!"

"Kalian dimana?"

Teriak si gadis remaja yang perlahan menuruni anak tangga yang berbentuk seperti spiral.

∆∆∆

Setelah sekian banyaknya menuruni anak tangga, gadis remaja tadi kebingungan karena tak ada satupun orang yang berada di rumah baru selain dirinya sendiri.

Sebenarnya sejak awal ia memang tak minat tinggal di rumah ini namun kerena kedua orangtuanya yang memaksanya ia tak bisa berbuat apa-apa.

Berjalan menyusuri tiap ruangan memanglah Dari kamar nomor 1 sampai nomor 7 ia tidak menemukan satu informasi pun mengenai rumah yang dipijaknya sekarang.

Sekarang tinggal kamar nomor 9 dan ruangan berpintu abu-abu yang belum di kunjungi.

Oh ya! Sebenarnya kamar-kamar tersebut tidak dikunci. Namun kunci di setiap kamar berada di atas nakas. Dan kunci tersebut memiliki ukiran-ukiran berbentuk abjad.

Letak kunci di kamar nomor 9 berbeda dengan kamar yang sudah dikunjungi. Letak kunci kamar nomor 9 ada di atas meja rias dan dengan ukiran yang berbeda. Maksudnya berbeda adalah ukiran kunci di kamar nomor 1 -7 berbentuk abjad sedangkan di kamar nomor 9 ini berbentuk kepala tengkorak yang terdapat tanda silang di ukiran mata tengkorak tersebut.

Lain lagi di ruangan berpintu abu-abu. Hawa di depan pintu itu terasa panas. Tidak seperti kamar nomor 9 yang hawanya tidak terlalu dingin namun lebih cenderung lembab.

Pintu di ruangan pojok itu juga aneh. Pintu tersebut tak ada lubang kunci dan gagang pintu. Anehnya lagi, pintu itu terbuka perlahan dengan sendirinya.

Gadis yang sedari tadi berdiri di depan pintu abu-abu, berjalan dengan ragu-ragu untuk memasuki ruangan itu.

Semakin dalam ia berjalan, semakin dekat pula rasa penasarannya terjawab.

Ia semakin larut dalam kegelapan tanpa ada penerangan yang menemaninya. Hingga akhirnya ia terjatuh dengan posisi tengkurap. Dan tidak sengaja menyandung sebuah batu besar namun baunya sangatlah amis dan menyengat. Perlahan ia segera bangkit dari posisi tengkurap kemudian dengan sigap mengangkat batu yang membuatnya tersandung. Alangkah terkejutnya yang dipegangnya bukanlah batu namun...

...

Kepala manusia dengan bercak darah yang masih basah dan bola matanya yang masih terbuka lebar.

Gadis tadi langsung menjatuhkan kepala manusia yang dipegangnya. "Kyaaaaaa!" Menjerit tidak dapat menyelamatkan nyawa dari tengkorak dan kepala manusia yang menumpuk seperti Piramida Mesir.

THE DEMONS: That crazy man must die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang