Eps. 3 : Diki Tuli Duite Ilang

19 1 0
                                    

Hmm ... kalian tahu maksud dari judul di atas, kan? Iya, kalau ditranslate artinya, Diki Tuli Uangnya Hilang. Sebenarnya Dicky nggak tuli kok, cuma judul aja^^

------------------------
------------------------

Pelan Dicky menyibak tirai kamarnya, dari raut wajahnya nampak sangat tanya yang tersirat.

"Uangku di mana, ya?" tanyanya pada diri sendiri. Ia melangkah keluar dari kamarnya dan beralih menuju dapur untuk mencari uangnya yang hilang. Ia mencoba segala kemungkinan yang ada, mulai dari membuka lemari dapur sampai kolong meja makan pun ia periksa walau pada akhirnya semua nihil.

"Apa mungkin di luar, ya?"
Dicky pun berjalan menuju ruang tamu dimana ada adiknya yang tengah membaca sebuah buku tebal dengan ribuan kosakata dalam bahasa inggris, kamus tepatnya.

"Lho Kak, Kakak cari apa?" tanya Nofia.

"Nyari uang, kamu lihat?"

"Hilang di mana, kak?" tanya Nofia untuk yang kedua kalinya.

"Ya kalau tau nggak kakak cariin," celetuk Dicky seraya mulai melangkah keluar rumah dan meninggalakan adiknya yang masih bersama dengan kamusnya.

****

Sepulang dari acara kumpulan remaja, Beto dan Vena memilih untuk singgah sejenak di pos ronda.

"Bet, tadi kumpulan mbahas apa, ya? Aku kurang paham loh." tanya Vena.

"Tadi itu membahas tentang pemasangan umbul-umbul."

"Umbul-umbul itu apa?"

"Itu loh yang sejenis bendera, layur yang dipasang di tepi jalan kalau Agustusan," jelas Beto.

Tak lama, datanglah Juli, tamu tak diundang yang sama sekali tidak diharapkan kehadirannya.

"Yah ... pacaran kok sama Beto, sih? Anak miskin begitu," celanya. "Yuk sama aku aja, naik motor baru."

Juli berpikir mungkin motor baru bisa membuat luluh hati gadis idamannya itu, nyatanya tidak. Vena bukan gadis yang seperti demikian, karenanya Vena lebih memilih untuk pulang bersama Beto meskipun hanya dengan berjalan kaki. Yang artinya tawaran Juli ditolak mentah-mentah.

"Aduh, motor baru gini kok Vena nggak mau naik? Orang tua udah repot-repot kreditin juga," gumam Juli bermonolog. "Lihat aja, suatu saat pasti gue yang dapetin." Juli pun tancap gas sebagai pelarian akan kekecewaannya.

****

Nampaknya personel Kiki cs sedang tidak lengkap, terlihat hanya ada Misto dan Indra di rumah Pak RT. Bolehlah dikatakan rumah Indra, secara Indra anak Pak RT.

"Ngomong-ngomong hari ini Juli belum kelihatan, ya?" kata Misto.

"Juli kan motornya baru, masih plat merah, pasti lagi belagu. Bolak-balik."

"Emang kamu lihat, Ndra?"

"Iya, baru dianter kemarin sama dealer."

"Apa lagi ngerayu Vena ya, Ndra?" tanya Misto untuk yang kesekian kalinya.

Indra menepuk kedua telapak tangannya dan memasang wajah serius menghadap Misto. "Oh, udah jelas Juli yang menang. Apalagi saingannya Beto anak cupu gitu, nah kalo Juli? Motor plat merah masih baru, udah jelas Vena terpesona."

RT6 Official Wattpad Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang