Past

15 5 0
                                    

Sebelumnya kami memang tidak
saling mengenal, bertegur sapa saja tidak.
Tetapi aku sangat bersyukur dan berterimakasih kepada mereka
karena telah lahir dan bersama denganku di dunia ini -KNJ.
_____________________
____________________________________

Seorang anak laki laki terpaku di tempat dengan pandangan ke arah depannya.

" M-mama kenapa k-kau... A-ayah". Dirinya tidak sanggup bersuara saat  melihat dengan jelas apa yang di lihatnya.

" Diam kau sialan kau tidak mau sama sepertinya kan?! ". Wanita yang di panggil mama itu. Membalikan badanya, ew darah di bajunya dan tangan yang memegang pisau.

" Mama k-kenapa kau membunuh ayah?" Anak itu masih belum mengerti dengan keadaan di rumahnya. Kenapa ibunya membunuh ayahnya? pikirnya.

" Bajingan ini sudah mengkhianatiku, dia berselingkuh dengan wanita lain! sialan kurang apa aku!! ". ibunya mulai berteriak teriak seperti kesetanan pisau yang di pegangnya telah jatuh ke lantai.

Sedangkan sang anak masih menatap mayat seorang pria paruh baya yang bersimbah darah dengan banyak luka tusukkan di tubuhnya.

" Seharusnya... Seharusnya kau ikut saja denganya! aku tidak sudi mempunyai anak dari bajingan itu!". Sang anak nampak terkejut atas apa yang di ucapkan ibunya. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian ini kenapa ibunya mau membunuhnya juga? pikirnya.

" Kim Namjoon kau harus mati!". Sadar dirinya dalam bahaya anak yang di panggil Namjoon itu berlari memasuki kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya Namjoon segera menutup pintu pandanganya masih fokus ke arah pintu.

kriettt

Pintu terbuka menampakan wajah wanita paruh baya yang menyeringai ke arahnya.

" Kau kenapa lari sayang kemari lah ". Gila pikirnya, ibunya benar benar sudah gila

Ibunya berlari menerjang Namjoon. Menahan tubuh Namjoon dengan tangan kirinya sedangkan tangan kananya bersiap menancapkan pisaunya pada Namjoon.

Tetapi Namjoon masih bisa menahan tangan ibunya. Dia membalikan keadaan menendang ibunya membuat sang ibu tersungkur kebelakang.

" Sebenarnya aku tidak tau kenapa kau mau membunuhku juga, aku paham di khianati itu menyakitkan. Tapi pengkhianat yang di khianati bukankah itu bagus?"
Namjoon berujar setenang mungkin. Bahkan cara bicaranya cukup lugas seperti orang dewasa bicara. Umurnya saja baru 12 tahun.

" m-maksudmu apa Namjoon?!". Ibunya terlihat panik. Kini keadaan sudah berbalik.

" Kau bertanya apa maksudku? Kau membunuh ayah karena dia berjalan bersama seorang wanita bukan? tapi apa ayah membunuh mu saat kau bermalam dengan pria lain?". Ibunya nampak terkejut dengan yang di ucapkan Namjoon. Bagaimana anak yang masih di bawah umur mengetahui hal itu.Pikirnya.

Mudah saja Namjoon mengerti dia memiliki kecerdasan di atas rata rata. Mudah memahami situasi yang ia lihat, pemikiranya bahkan lebih baik dari orang dewasa biasanya.

"A-aku tidak mengerti". Ibunya kini berdiri di hadapanya hendak menerjang dan merebut pisau yang di pegang Namjoon.

Blood Sweet And Tears [Thearts]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang