1 alasan yang bisa
membuat kita terbentuk menjadi The Thearts yaitu pengorbanan,darah keringat bahkan air mata. Tidak... semuanya tidak langsung jadi. Semuanya butuh proses -PJM.____________________
____________________________________Seseorang nampak termenung di kamarnya. Duduk sendirian di balkon dekat kamarnya. Memikirkan betapa kejamnya dunia kepadanya.
Bukan... bukan karena temanya membullynya di sekolah. Bukan pula karena orang tuanya yang sering menyiksanya.
Dia bahkan tidak memiliki keluarga. Tanpa sadar setetes cairan bening menetes dari ujung matanya. Dirinya hanya membiarkan saja tetapi semakin lama dadanya semakin sesak dan isakan keluar dari bilah bibirnya.
Pikiranya kembali membayangkan kemasa lalu saat dirinya menemukan semua anggota keluarganya tergeletak bersimbah darah di rumahnya sendiri.
Ia bingung saat itu, dirinya hanya bisa berteriak dan memanggil kedua orangtuanya. Tetapi kedua orang tuanya hanya diam dengan darah yang terus keluar dari bagian bagian tubuh mereka.
Dirinya sungguh tidak mengetahui apa yang terjadi. Jika ada perampokan kenapa dia tidak di bunuh juga? kenapa dirinya di sisakan?. Pikirnya.
Semua pemikiranya terjawab namun jawabanya sangat menyakitkan untuknya.
Beberapa orang memasuki rumahnya dengan seragam dan lencana di dada kiri mereka. Sedangkan tangan salah satunya menodongkan sebuah pistol kepadanya.
Dia tau mereka seorang polisi, dirinya menyadari itu semua dengan cepat tetapi kenapa polisi itu menodongkan pistol kepadanya?.
Dan penuturan dari seorang polisi itu membuatnya bungkam.
" Tenanglah nak, kami mohon jatuhkan pisau itu! ".
Dia sungguh sungguh tidak tau apa yang terjadi. Yang dia ingat hanya dirinya sedang tertidur dan terbangun karena haus. Dan dikejutkan oleh pintu kamar orang tuanya yang terbuka, dan dia lagi lagi di buat terkejut saat kedua orang tuanya terbujur kaku dengan darah terus mengalir dari beberapa bagian tubuh mereka yang terdapat luka tusukan.
Dan saat polisi itu mengatakan hal tersebut tentu saja dirinya di buat terkejut lagi.
Dia juga tidak menyadari saat para polisis tersebut sudah membawa jenazah kedua orang tuanya. Dirinya juga tidak menyadari saat dua orang polisis membawanya masuk kedalam mobil mereka.
At police official
Nak apa yang kau ingat sebelum kejadian ini? - pertanyaan itu terus di ulang oleh seseorang di hadapanya ini, sedangkan dirinya masih saja diam tidak membuka mulutnya sama sekali.
" Yang ku tau saat itu aku sudah tertidur...". Dirinya menjelaskan apa yang terjadi sebelum ia menemukan kedua orang tuanya yang sudah tidak bernyawa.
Seorang lelaki paruh baya menghampiri ruangan dimana dirinya sedang di introgasi.
Dirinya tersenyum sangat lembut kepadanya. Sedangkan dirinya hanya menatapnya dengan ekspresi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweet And Tears [Thearts]
Fiksi PenggemarMereka hanya mengikuti apa kata naluri, mereka akan melewati batas hanya untuk orang orang yang melewati batas. Jadi bersiaplah! Berlarilah selagi kau bisa lari tetapi ingat jangan berani untuk sembunyi karena, aku bisa mendengar deru nafas kalian...