Andrew telah mengajakku untuk ikut duduk di meja nya, tetapi yang membuatku untuk berhenti melangkahkan kakiku ke sana adalah wajah Jade dan Anni yang nampaknya tidak senang dengan keberadaan ku. Tetapi ajakkan Andrew juga sangat sulit ku hindari. Hal lain yang kupikirkan, aku tidak mau menambah gossip di sekolah, apalagi jika Laura tahu aku Hang Out dadakan dengan si pangeran dan dua penyihir itu.
"Nona? itu kah namamu?" tanya Andrew.
"Heh, iya, iya, kenapa? tanya ku kembali.
"Kamu kenapa bengong? sini yuk kita ngumpul bareng." ajak Andrew.
Kemudian aku melangkahkan kaki ku menuju tempat mereka duduk. Ajakkan Andrew bagaikan menghilangkan kesadaranku yang sedang berpikir hal yang sebetulnya tidak perlu dipikirkan. dan aku menarik kursi dan akhirnya duduk tepat berhadapan dengannya. karena aku telah diajak duduk bersama mereka, aku mengucapkan terimakasih. kemudian Andrew membalasnya, "iya, sama-sama. ngomong-ngomong nih, kok aku jarang ngeliat kamu di sekolah ya?"
"Heh, iya, mungkin karena aku males keluar kelas nih. kecuali kalo laper atau gk ke kamar mandi." jawabku.
"Lah, berarti kamu tinggal di kelas donk setiap hari?" canda Andrew untuk membangkitkan suasana yang sedikit canggung.
"Iih, emangnya aku penunggu kelas apa?!" aku menanggapi dengan sedikit ketawa.
"Ya sudah, kalian mau pesan apa? Aku yang ngebayarin deh." kata Andrew.
kembali ku lihat tatapan Jade dan Anni yang matanya bagaikan berbicara tidak suka menerimaku disitu. Tawaran Andrew untuk mentratir akhirnya merubah tatapan mereka kepadaku. Aku pikir mereka akan menganggapku tidak ada selama aku berada disitu. kemudian kami memesan beberapa kueh manis dengan beberapa cangkir teh dan green tea latte. kami berbincang banyak hal. Sebetulnya aku lebih pasif diantara mereka, karena aku masih merasa agak canggung di sekitar mereka. Sampai akhirnya akupun mulai aktif bicara saat Jade bertanya siapa wanita spesial yang berada di hati Andrew sekarang, "By the way, orang yang lagi Andrew suka siapa ya??"
Andrew menjawab, "Oh, kalian nih hobi banget nanya soal ini. Ada sih, sebetulnya banyak dan kalian diantara orang-orang spesial ini."
Andrew sepertinya mulai mengalihkan pembicaraan. Tetapi rasa penasaranku membuatku spontan bertanya lebih tegas, "Serius nih! siapa sih orang yang lagi kamu suka?"
"Kalian ini memaksaku yaa?! Baiklah kalo begitu, aku jujur. Ada seorang adik kelas, dia orangnya tampak lugu tidak banyak bicara, tetapi dia sangat manis. Aku sering melihatnya pergi jalan ke taman sekolah kemudian duduk di bangku taman sambil membaca buku ditemani dengan permen lollipopnya. Dia tampaknya sangat lugu,polos dan sederhana, tidak begitu berlebihan seperti perempuan lain di sekolah kita. Setiap Aku melihatnya saat duduk ditaman, terkadang aku merasakan ada pancaran kesedihan dari matanya, walaupun tidak sedang menatapku. Membuatku penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi dengannya." Jelas Andrew.
Mendengar penjelasan Andrew tentang orang yang dia suka membuatku berpikir, siapakah perempuan yang berciri-ciri seperti itu. Kemudian aku mengingat saat Andrew mengatakan bahwa orang itu suka duduk di taman sambil membaca buku ditemani sebatang lollipop! WHAT?! BETAPA BERUNTUNGNYA LAURA?!! tiba-tiba aku tersedak teh yang sedang ku minum sambil menyadari wanita itu ternyata sahabat ku. No way... Aku jadi teringat lagi menjadi agak bersalah jika Laura benar-benar tahu sebetulnya aku sedang hang out bersama crush yang Laura tidak ingin akui. Membuatku berfikir ingin segera pergi dari situ. tetapi lebih bodohnya lagi aku akhirnya memberi tahu siapa wanita yang sedang dikagumi Andrew.
"Aku tahu siapa orang yang kamu suka.. Dia Laura, dia sahabatku." kataku dengan sedikit pasrah. Menyadari langkah ku semakin mundur mendorong Laura untuk melangkah lebih maju.
"Hah, jangan ngaco kamu nih!" Kata Anni dengan sewot.
"Iya pasti kamu ngomong kalo itu Laura, karena dia sahabat kamu kan?" tambah Jade.
"Tapi memang kenyataannya ciri-ciri orang yang Andrew ceritakan itu Laura!" tegasku.
Andrew tampak terkejut dan sedikit lega karena tahu siapa nama orang yang dia suka. Andrew pun bertanya,"Nona, apakah kamu punya nomor handphone nya?"
Akupun sedikit tersentak kaget. karena aku juga sedikit merasa tidak terima bahwa Andrew menyukai Laura, dan sekarang dia meminta nomor handphone milik Laura. Aku pun mengatakan hal untuk dapat mengelak ini, "Duh, sebetulnya aku minta maaf nih, karena aku tidak bisa memberikan nomor handphonenya secara langsung. Kamu tahu kan kalo Laura sahabatku, dia juga bukan orang yang terbuka dengan orang lain. jadi aku harus menanyakan ini kepada Laura dulu."
"Oh begitu ya. Ya sudah deh, aku minta nomor hp mu aja. Aku mau tahu lebih banyak hal tentang dia darimu dulu." kata Andrew.
Yaa, Andrew akhirnya meminta nomor hp ku, tetapi hanya untuk mengetahui tentang Laura. mungkin sekarang aku lebih mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker (Amateur)
Teen Fiction"Katanya perempuan kalau lagi jatuh cinta stalking-nya lebih jago daripada FBI", hal serupa dialami oleh seorang gadis remaja yang kehidupannya sangat biasa. Winona, sang gadis remaja yang memulai karirnya sebagai penguntit(stalker) yang diawali kar...