"drrrt, drrrt, drrrt" handphoneku bergetar. ada notification dari aplikasi P*th. aku langsung membacanya, ternyata ada notif dari apa yang Andrew sedang lakukan. Dia sedang di Season Cafe. Tempatnya tidak begitu jauh dari rumahku. kemudian disitu tertulis "with My ownself". Aku rasa ini adalah kesempatanku untuk bisa lebih dekat dengannya.
Tetapi masalahnya para fans Andrew yang berteman dengannya di akun sosial itu bukan hanya aku. Yah begitulah, tapi aku salah satu yang beruntung karena request untuk berteman dengan Andrew diterimanya.
Karena aku sedang merasa bosan. Aku putuskan untuk selangkah lebih maju untuk dekat dengan Andrew. Aku langsung bergegas mengambil cardigan rajut kesukaanku berwarna navy blue, kemudian meminta izin dari Ibu lewat SMS, padahal Ibuku sedang ada di dapur *hehehe.
Aku langsung mengeluarkan sepedahku, menuju ke tempat Andrew berada. Sambil mengayuh sepedah, aku berfikir, menyusun skenario untuk berpura-pura agar aku mendapatkan perhatiannya. Yaa, memang beginilah usaha orang-orang yang sedang jatuh cinta. Jujur sajalah kalian juga pernah kan??
Belum selesai menyusun rencana. Ternyata aku sudah tiba di Cafe. Ternyata aku terlalu bersemangat mengayuh. Terasa seperti maghnet kutub utara menarik diriku sehinggah menbuatku mengayuh lebih cepat (berarti aku kutub selatannya). Aku langsung melihat Andrew dari luar kaca Cafe. Ah benar ternyata dia memang sedang sendirian. Tetapi mengapa diriku menjadi takut ya?
Aku memutuskan untuk tetap menunggu di luar hingga rasa gugupku hilang. Sambil aku memperhatikannya dari luar, aku memeriksa notif terbaru di P*th. "Loh kok! ngapain si Jade dan Anni pergi ke Season Cafe juga? jangan-jangan mereka sudah ada di dalam." pikirku curiga
Aku langsung mengintip lagi dari luar untuk memastikan Jade dan Ann benar ada di dalam Cafe. Damn! ternyata benar mereka sudah ada di dalam. Rusak sudah semua rencanaku *huft. Tapi kan aku sudah disini. "Harus kah aku kembali dengan harapan yang pupus begitu saja?? *eaaa" eluhku.
"Hmm, haruskah aku perduli dengan adanys dua bedebah centil itu? You Only Live Once" pikirku sambil menyemangati diriku. Dengan percaya diri pas-pasan aku masuk ke dalam Cafe. Kemudian mencari bangku yang letaknya dekat dengan tempat Andrew berada. Syukur aku dapat tempat yang sejajar dengannya. Tetapi Jade dan Anni ternyata duduk di belakang kursi Andrew. Yaa tepatnya sih, tempat Andrew berada di antara tempatku dengan dua bedebah centil itu. Tapi aku rasa aku yang menang paling banyak, karena tempat dudukku berhadapan dengan Andrew *yeeeesh.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi. Kenapa Jade dan Anni Tidak duduk di tempatku ini. padahal kesempatan untuk mendapat perhatian Andrew lebih besar. Apa jangan-jangan mereka memiliki rencana lain?
Hampir lima menit setelah aku duduk. Aku belum memesan apapun. pandanganku hanya fokus ke depan (walaupun curi-curi pandang juga sih). Karena pandanganku hanya terpusat ke arah Andrew. Tanpa sadar ternyata Jade dan Anni juga memperhatikanku melihat Andrew. Kemudian tiba-tiba Anni memanggilku "Hey, Nona! kamu lagi ngapain disini?"
Matilah awak!! Karena Anni memanggilku, itu membuat Andrew juga melihat ke arahku. Padahal tadi Andrew cuma lagi diam melihat layar handphonya sembaring ngupi-ngupi cancik gituh. Kemudian Andrew menegok ke belakang, menyapa Jade dan Anni, "Oh, hey kalian lagi disini juga. Wah, gk nyangka bisa ketemu kalian disini."
Nampaknya Andrew sudah kenal dekat dengan mereka, *huft. Kemudian Andrew mengajak Jade dan Anni untuk duduk bersamanya. Tanpa ragu mereka langsung lompat dari tempat duduk dan pindah ke meja Andrew.
"Hehehe, thanks ya udah ajak kita duduk disini," kata Anni.
"Iya sama-sama, biasa aja lagi." Andrew membalasnya dengan senyuman.
"Oh ya, by the way itu siapa yang tadi kamu panggil Ann?" tanya Andrew
"Oh itu Winona, dia teman sekelasku. tapi Aku gk deket sama dia."
"Begitu yah? berarti dia juga adik kelasku donk"
"Iya, Kak. Emangnya kakak gk pernah lihat Nona?" tanya Jade.
"Hmm, sepertinya pernah beberapa kali aku lihat Dia di sekolah. Walaupun gk sesering aku bertemu kalian berdua." jelas Andrew.
Mendengarnya bicara seperti itu sedikit melegakan aku. Setidaknya dia menyadari keberadaanku di sekolah *huft (udah kayak hantu aje). Kemudian Andrew memanggilku, "Hey, Nona! Gabung yuk bareng kami. Kamu ternyata adik kelasku yah? Salam kenal ya!"
Hatiku justru kembali berdegup kencang mendengarnya pertama kali menyapaku. Mimpi indah apa aku ini semalam? (lebay yee)
"Loh kok kamu diam aja sih? sini yuk gabung! Kamu kan udah diajak kok malah bengong sih?!" tegas Jade dengan nada yang sedikit meninggi.
"Oh iya, iya." jawabku dengan nada sedikit gemetaran. duh sulit sekali bagiku untuk melangkahkan kaki ini.
dapatkah Nona melangkahkan kakinya dan menjadi lebih dekat dengan Andrew. tunggu di part selanjutnya yaaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker (Amateur)
Fiksi Remaja"Katanya perempuan kalau lagi jatuh cinta stalking-nya lebih jago daripada FBI", hal serupa dialami oleh seorang gadis remaja yang kehidupannya sangat biasa. Winona, sang gadis remaja yang memulai karirnya sebagai penguntit(stalker) yang diawali kar...