Rani yang berdiri sambil memperhatikan Mike yang cekatan. Terlalu memperhatikan Mike membuat Rani mendadak mengingat sesosok temannya yang lain.
"Sela, ke mana?" tanya Rani.
"Lagi sibuk gosipin tuan muda keturunan keluarga Anderson yang katanya tidak lama lagi akan berkunjung ke kampus kita," jawab Mike.
"Tuh anak gak ada perubahannya selalu aja gosipin pria kaya dan tampan," ucap Rani sambil menggelengkan kepalanya.
"Kan kamu tahu sifat Sela memang begitu, apa-apa cogan," celutuk Mike.
"Ini sudah beres sekarang apa lagi?" tanya Mike.
"Lantai Wc yang di luar aja. Setelah itu beres semuanya," ucap Rani dengan senyum leganya.
Mike hanya mengangguk dan mulai mengelap semua lantai di luar Wc.
Setelah beberapa menit pekerjaan Mike selesai. Dengan sedikit keringat di keningnya, Mike berimisiatif mendekati Rani yang sibuk malamun.
"Duar!"
"Aaa ... Mike!" kesal Rani menatap tajam Mike.
"Hahahaa ... lagian salah sendiri ngelamun ya, aku kagetin aja."
"Kamu pasti belum makan, yaudah kita ke kantin kampus aja," lanjut Mike menarik tangan Rani.
"Aku udah makan kok, jadi aku mau ke kelas aja," jawab Rani berbohong.
"Tidak perlu berbohong, wajah pucatmu tidak bisa membohongiku." Mike manatap tajam Rani. Dia sangat membenci salah satu sifat Rani yang berbohong dalam keadaan yang susah.
"Tapi ...,"
"Tidak ada penolakan, Nona!" tekan Mike dan dengan segera menarik tangan Rani meninggalkan Wc kampus mahasiswa yang baru saja mereka bersihkan.
Rani hanya terdiam, dia melihat ke arah pergelangan tangannya yang di genggam erat oleh Mike, seakan-akan takut Rani melepaskan diri lalu pergi.
"Kamu pasti belum makan dari pagi 'kan? Makanya muka kamu pucat begitu, gimana kalo mag kamu kambuh?" tanya Mike dengan terus menarik tangan Rani.
"Ak ...,"
"Aku tidak mau mendengar penjelasan apapun! Bukankah sudah lama aku beritahu padamu untuk selalu jujur dan jangan sungkan akan setiap masalahmu, termasuk masalah keuanganmu. Aku akan berbicara kepada daddy untuk menaikan gajihmu," ucap Mike.
Mendengar hal itu Rani langsung menghentikan langkahnya dan itu membuat Mike ikut menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Rani seakan bertanya, 'Kenapa berhenti?'
"Aku sangat berterima kasih atas semua kebaikkanmu, tapi maaf Mike, aku ... tidak bisa terus bergantung akan kebaikkanmu. Soal kenaikan gajih aku mohon jangan meminta apapun dari daddymu, diterima bekerja saja sudah lebih dari cukup untukku. Aku hanya ingin digajih sesuai kerja kerasku," ucap Rani menatap Mike dengan puppy eyesnya.
Melihat tatapan itu membuat Mike menjadi tidak tega untuk memaksakan kehendakknya. Rani selalu saja punya cara untuk memeluhkan hati seorang Mike.
Mike tersenyum lembut, tangannya terulur untuk mengacak halus pucuk kepala Rani. "Jika itu maumu, aku bisa apa?" ucap Mike.
Rani tersenyum ke arah Mike, setelah itu dengan kasar dia menghempaskan tangan Mike yang masih mengacak halus Rambut.
"Berhenti mengacak rambut indahku! Ah, kau memang menyebalkan Mike. Tidak tahu 'kah engakau betapa susahnya menatap rambut indahku ini? Aku harus berdiri hampir setengah jam hanya untuk menata rambut ini!" sarkas Rani dengan menatap tajam Mike.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Rese (On Going)
RomanceAku tidak pernah menduga bagaimana hidupku bisa bertemu dengan pria yang kaya raya tapi sayang tingkahnya yang rese membuat aku ilfil padanya. Aku bahkan sangat-sangat membencinya. ~Maharani Putri~ Aku senang bertemu dengan gadis itu, setiap...