Di perusahaan Anderson. Seorang pria berjalan dengan gaya coolnya yang menarik perhatian karyawan terutama karyawan perempuan yang jelas-jelas mengagumi sosok tampan bak dewa Yunani yang melewati mereka.
Sesosok tampan itu menunjukkan senyumnya yang mampu membuat semua perempuan melayang melihat senyuman memukaunya.
"Pagi, Pak Carlos."
Ya, sesosok pria tampan itu adalah Carlos Anderson pria yang baru saja ditabrak oleh Rani.
Carlos hanya mengangguk dan tersenyum sekilas sebagai tanggapan sapaan para karyawannya.
Carlos, dia sesosok yang murah senyum. Namun, dia juga sesosok yang tegas. Dia penyuka gadis-gadis yang terlihat seksi dan montok. Akan tetapi dia hanya mencintai satu gadis dalam hidupnya. Dia termasuk seseorang yang sulit jatuh cinta. Namun, mudah membuat banyak perempuan baper akan perlakuannya.
Saat Carlos sudah memasuki life, banyak karyawati yang langsung bergosip tentangnya. Sedangkan karyawan lelaki lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya.
"Bos, kita tampan ya?" ucap Desi karyawati yang berbadan sedikit gemuk.
"Jelas itu! Seandainya bos jadi milikku ... alangkah bahagianya hati ini," ucap Mala karyawati tercentil.
"Heh! Jaga mulut centilmu itu, Mala. Ingat Bos Carlos hanya suka pada Adinda seorang," ucap Adinda karyawati tergesrek.
"Duhh ... sudah ya, trio gosip, centil, kurang belaian, ya? Jangan ngimpi dapatin bos, sandar diri dong!" ucap Adit karyawan yang suka plin plan saat bicara.
Ketiga gadis cantik itu menatap Adit dengan tajam. Lancang sekali mulut manja Adit!
What!? Mulut manja? Iya, mereka menamakan mulut Adit adalah mulut manja. Karena terlihat begitu seksi saat berbicara, tapi sayang kata-katanya sungguh dapat membuat orang mudah tersinggung karena mulut pedasnya. Trio centil saja yang salah menamakan mulut Adit manja. Nyatanya mulut Adit itu pedas seperti cabe-cabe jalanan.
"Apa?"
Adit balas menatap mereka tajam.
Mereka yang ditatap begitu bukannya takut malah tersenyum genit dengan mata yang dikedipkan manja.
Jujur saja, walaupun mulut Adit pedas, tapi dia termasuk keturunan tampan dengan rahang yang tegas sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang melekat di sekitar dagu kukuhnya.
"Dihhh ...." Adit bergidik geli melihat tingkah ketiga karyawati itu. Seharusnya dia tidak ikut nimbrong dalam gosipan unfaedah mereka!
Adit langsung berlalu pergi meninggalkan segerombal trio centil yang sekarang tertawa terbahak-bahak akan tingkah laku Adit.
"Rasakan!" ucap Desi.
"Biar tahu rasa tuh mulut manja," ucap Mala.
"Berani ngatain kita kurang belain! Baru kena kedipan mata kita aja udah takut," ucap Adinda.
Mereka bertiga kembali tertawa. Walaupun mereka bertiga menyukai Carlos, tapi mereka tidak ada sedikit pun ada niatan untuk bersaing. Mereka sadar akan masing-masing hanya saja mereka tidak bisa mengendalikan mulut centil mereka untuk tidak membicarakan ketampanan Carlos.
Jangan salah akan sikap mereka, segesrek apapun mereka. Otaknya tetaplah cemerlang terlebih dalam bekerja.
Carlos sendiri selalu menilai siapa saja yang akan menjadi karyawan di perusahaannya. Jadi tidak mudah untuk seseorang masuk ke dalam perusahaannya walaupun hanya untuk menjadi seorang karyawan.
"Apa yang kalian lakukan di sini!?" tanya Klara. Sekertaris Carlos.
Klara sudah menjadi janda diusia yang masih bisa dibilang muda, dia salah satu karyawati yang paling menggilai Carlos melebihi ketiga trio centil yang baru saja Adit ejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Rese (On Going)
RomanceAku tidak pernah menduga bagaimana hidupku bisa bertemu dengan pria yang kaya raya tapi sayang tingkahnya yang rese membuat aku ilfil padanya. Aku bahkan sangat-sangat membencinya. ~Maharani Putri~ Aku senang bertemu dengan gadis itu, setiap...