14• Let's try

382 58 10
                                    

Malam ini Jian tak bisa tidur, ia merasa gelisah makanya ia memanggil Taehyung untuk menemaninya tidur di sofa.

Sambil memeluk erat lengan Taehyung, Jian berusaha untuk memejamkan mata.

“Kenapa? Masih tak bisa tidur?“ Taehyung menoleh, sejak tadi dia melihat Jian membuka-tutup matanya.

“Aku tak bisa tidur ... “ keluh nya yang membuat Taehyung merengkuh Jian sembari mengusap-usap kepalanya. Barangkali Jian bisa tidur.

“Aku jadi penasaran, bagaimana caranya ibu hamil tidur, maksudku perutnya kan besar pasti sulit.“ Taehyung menghela napasnya, itu memang benar. Sangat sulit, Taehyung jadi memikirkan Jian kedepannya, pasti dia akan banyak mengeluh kesakitan, Taehyung sudah  bisa duga kalau Jian akan banyak menangis semasa kehamilannya.

“Katanya kalau sedang hamil nanti tubuhnya berubah jadi bengkak, apalagi bagian kakinya. Apa iya?“ Jian memperhatikan tangannya yang kecil lalu membayangkan jika tangan kecilnya berubah menjadi bantet-bantet. Uh, mengerikan juga ya...

Taehyung tertawa kecil, “Banyak-banyak olahraga. Jangan malas, berbaring mulu akan menyulitkanmu saat lahiran."

“Menurutmu, apa aku bisa jadi ibu yang baik di usia semuda ini?“ Taehyung mengulum bibirnya, agak ragu juga kalau bilang Jian bisa jadi ibu yang baik sebab dia sendiri saja sangat kacau—pemalas, cengeng, manja, bodoh dan masih banyak hal buruk lainnya.

“Mulai besok kita naik bus saja, biar kau banyak berjalan. Itu akan mempermudah proses lahiran, paham?“ Jian mendesah kasar, naik halte? Uh, malas sekali deh, apalagi harus berjalan dulu menuju halte nya lalu ke sekolahnya pun lanjut berjalan.

“Itu artinya kita akan lebih banyak jalan?“

“Seratus untukmu.“

“Ah, lelah. Tak mau.“

Taehyung berdecak, benar kan? Jian sudah mengeluh sebelum melakukannya. “Jian ini demi kebaikan kalian berdua, kau mau bayinya lahir sungsang?“ Jian mengerutkan dahi, apa itu sungsang? Jian seumur-umur baru dengar.

“Sungsang apa musang?“ Taehyung geleng-geleng kepala.

“Sungsang sayang  ... Posisi kepala bayinya di atas kakinya di bawah. Biasanya itu sangat menyakitkan dan susah keluar.“

“Kenapa bisa gitu?“

“Karena ibunya pemalas?“

“Ah, masa iya karena malas bayinya sungsang. Itu takdir mungkin dari Tuhan,“ Taehyung terkekeh pelan, astaga Jian ini benar-benar ya.

“Sekarang waktunya tidur, ayo tutup matamu. Perlu ku nyanyikan?“ Jian menggeleng. Tiba-tiba ia ingin hal lain dari Taehyung. Sebenarnya mereka sudah sering melakukannya—Taehyung yang memberi night kiss jika Jian sulit tidur setiap malam itu selalu berhasil membuatnya terlelap.

“Night kiss agar bisa tidur, Tae.“ Taehyung mendecakan lidahnya, lantas segera mencium dahi Jian cukup lama. Chup!

“Selamat malam Jian, mimpi indah.“










🔸🔸🔸



Pagi ini ada pelajaran olahraga, namun di karenakan kondisi Jian yang tengah berbadan dia Taehyung menyuruh Jian untuk melewatkan pelajaran olahraga dan menunggu di kelas saja.

Tak banyak hal yang bisa Jian lakukan di dalam kelas, tak bisa melihat Taehyung di lapangan itu sangat membosankan. Yang ia lakukan hanya mendengarkan lagi sembari memperhatikan anak-anak kelasnya yang sedang sibuk olahraga di lapangan.

Friend Zone ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang