Pagi ini Jian benar-benar merasa tidak enak sebab Taehyung memaksanya untuk pulang, memang karena mereka harus sekolah sih, apalagi mereka sudah kelas 12 dan banyak persiapan yang harus di lakukan di sekolah. Walaupun dia sudah pamit tapi tetap rasa tak enak itu masih ada, mungkin bila Jungkook masuk dia akan minta maaf karena pulang duluan.
“Ayo kita berangkat.“ usai mengikat tali sepatu Jian, Taehyung menarik tangan gadis itu menghampiri sepedanya.
“Tae, serius tidak apa-apa meninggalkan Jungkook sendiri?“ Taehyung merotasikan matanya malas. Kenapa sejak tadi topik pembahasannya harus Jungkook? Ia benar-benar kesal, seberapa penting Jungkook dan ujian sekolah yang akan mereka hadapi? Uh, Jian. Hati-hati, kepolosanmu ini loh bisa di salah gunakan.
“Jian, Jungkook itu hanya adik kelas kita. Dan kau bilang sendiri dia bukan pacarmu, jadi tidak usah khawatir berlebihan. Paham?“ begitu? Jian hanya takut Jungkook kesulitan melakukan ini dan itu karena satu tangannya harus di gips.
“Um.“
“Anak pintar.“ Taehyung mengusap kepalanya sebelum memakaikan helm seperti biasa. Keselamatan Jian ada prioritasnya.
Jian tersenyum kecil kemudian segera naik dan melingkari tangannya pada perut Taehyung.
“Jangan pikirkan Jungkook lagi, pikirkan saja lulus kau mau bagaimana? Apakah kuliah atau kerja? Atau jadi pengangguran manja di rumah saja.“ jian mendegus kasar kemudian memikirkan sesuatu yang pas untuknya bila sudah lulus nanti. Mungkin ia ingin segala hal yang mudah dan tak berbelit-belit, kalau kerja jelas itu melelahkan dan ribet, apalagi kalau lembur dan kalau kuliah dia harus memutar otak lagi. Tanpa Taehyung otaknya bukan apa-apa.
Jadi, alangkah baiknya jika memikirkan hal yang mudah seperti mencari pacar atau menikah muda.
“Mau cari pacar atau tak calon suami yang siap lahir batin mengurusku.“
Taehyung mencebikan mulutnya, “Pacaran saja sama batu.“
🔸🔸🔸
Pokoknya Jian sangat kebelet, akhirnya dengan sangat terpaksa dia izin di tengah pelajaran sebab sudah tak tahan. Meskipun sebenarnya ia malas untuk melangkah jauh ke toilet, melelahkan dan ia malas pergi sendiri.
Tapi ini sudah di ujung tanduk, bisa-bisa dia ngompol nanti.
“Aduh, aku sudah tak tahan.“ sambil berlari Jian segera masuk ke dalam toilet dan menyambar satu bilik.
Lega. Akhirnya sudah tidak kebelet lagi. Uh, pasti karena tadi pagi ia hanya banyak minum tanpa sarapan deh sampai-sampai kebelet seperti ini.
“Ku bilang jangan jual mahal padaku, sialan!“ Jian Tersentak saat mendengar pekikan seorang pria di dalam toilet perempuan.
Niat ingin segera kembali akhirnya harus di urungkan sebab Jian tak berani keluar saat kondisi luar sedang memanas.
“Jauhi Taehyung dan pacaran denganku! Paham?!“ napas Jian tercekat saat mendengarnya, bukan itu saja akan tetapi suara pria yang sedang marah-marah itu sangat Jian hafal. Dia adalah pria yang selama ini ia sukai, kagumi dan ingin di jadikan pacar. Walaupun imagenya tukang paksa dan keras.
“A-aku tak bisa, aku menyukai Taehyung dan aku akan menjalin hubungan dengannya.“ tutur seorang perempuan.
“Persetanan dengan Taehyung, dia tidak akan pacaran denganmu karena dia sibuk mengurus temannya yang manja.“ seketika hati Jian memanas, tangannya mengepal dan ingin sekali menghajar pria tersebut. Pokoknya mulutnya sudah keterlaluan, Jian jadi benci dengannya. Persetanan dengan rasa suka, lebih baik cari yang seperti Jungkook saja. Sudah baik tidak asal ceplos lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone ✓
FanficIntinya Jian itu manja dan tak bisa melakukan apapun tanpa teman sehidup dan sematinya yaitu Kim Taehyung. Namun semuanya berubah semenjak Jian mengenal adik kelasnya yang bernama Jeon Jungkook. [Meskipun sudah tamat jangan lupa vomen, akan di revi...