04• Meet again

538 85 17
                                    

Malam ini, Mama Jian pulang lebih awal sehinga dia bisa makan malam bersama putri semata wayangnya.

Memang sudah sangat jarang lagi, rasanya sudah sangat lama untuk makan malam bersama lagi, sebab dia adalah seorang wanita karir yang jarang dirumah. Urusan kantor yang selalu menumpuk menuntutnya untuk cepat di selesaikan. Maka dari itu Mama Jian sangat mengandalkan Taehyung, tetangganya sekaligus teman kecil Jian yang sudah sangat ia percaya. Percaya tidak percaya, Taehyung itu benar-benar menggantikan peran ibunya selama dia sibuk bekerja dan pulang malam hari.

Well, Mama Jian merasa sangat beruntung ada Taehyung. Kalau tak, mungkin ia tidak bisa meninggal Jian dengan tenang untuk kerja. Pokoknya terimakasih sebanyak-banyaknya untuk Taehyung yang selalu menjaga Jian. Walaupun  ...  Ia ingin sekali Taehyung menjadi mantunya, tapi kalau di pikir lagi akan sangat kasihan bila anak rajin seperti Taehyung memiliki istri yang super manja seperti Jian.

“Taehyung tak kemari?“ tanya sang Mama pada Jian yang tengah menyantap carbonara nya.

Jian mengendikkan bahu, “Dia bilang akan kemari setelah mandi, tapi sejak sore tadi tidak kembali.“

“Jian mau samper Taehyung tidak? Mama tidak enak, ingin mengajaknya makan malam bersama dan mengucapkan terimakasih banyak-banyak.“ Jian menatap sang Mama, padahal mamanya itu sering sekali mengucapkan terimakasih, dan anehnya tak pernah merasa puas bila tak mengucapkan terimakasih pada Taehyung setiap harinya.

“Nanti juga kemari kok Ma, atau mungkin sudah makan bersama orang tuanya?“ terkait Jian, ya, baik Mama Jian ataupun orangtua Taehyung keduanya adalah pekerjaan kantor yang super duper sibuk sehingga mereka jarang di rumah dan tak memiliki waktu untuk anak-anak nya. Orang tuanya Taehyung itu lebih sibuk malah, sering keluar kota kadang hampir sebulan, sehingga Taehyung selalu di tinggal sendirian.

Dan perlu di ingat, kalau Taehyung itu memiliki Mama yang sangat galak. Bahkan Papanya kalah galak dengan sang Mama, Bibi kim itu menurut Jian orang yang sangat sensitif dengan nilai kecil dan rapot merah. Anggaplah dia terobsesi dengan nilai bagus karena semasa ia sekolah, tak pernah yang namanya mendapatkan nilai jelek dan hampir setiap ujian nilai selalu sempurna, kadang 90 bahkan 100 meski soalnya susah sekalipun. Jadi agak kasihan bila Taehyung di marahi mamahnya karena ulangan IPA nya dapat nilai 80 sama seperti Jian, tidak  ... Justru Jian lah yang mengikuti nilai Taehyung sebab pria itu yang memberinya contekan.

“Tadi Mama lihat nyonya Kim baru saja pulang, Mama agak sedikit takut kalau Taehyung di marahi karena nilai ulangannya kecil.“ Jian menghela napas kemudian beranjak dari bangku dan pergi untuk menyusul Taehyung, walaupun sebenarnya kakinya malas untuk berjalan tapi apa boleh buat? Ia juga penasaran kenapa sejak sore tadi Taehyung tidak datang ke rumahnya? Apa dia sedang marah atau sedang di pukuli— pokoknya Jian akan lihat langsung.

Ting nong!

Jian menekan bel rumah Taehyung, meskipun dia sangat takut dengan Mamanya Taehyung tapi ia berusaha untuk menghiraukan rasa takutnya demi Taehyung.

Sebenarnya hanya Bibi kim saja yang sang saat tidak menyukai Jian, kalau Paman Kim itu masih baik dan sering menyapa Jian. Alasan Bibi Kim tak menyukai Jian cukup simpel, hanya karena Jian itu gadis yang bodoh dan tak pernah mendapat nilai sempurna setiap ujian. Jujur saja Bibi Kim itu alergi nilai kecil apalalgi nilai yang pas rata-rata semua, dia selalu menghina Jian karena nilainya yang tak sempurna itu. Juga karena Jian yang selalu bergantung pada Taehyung seperti benalu, membuat nyonya Kim gemas ingin memisahkan anaknya dan mencarikan pacar yang sempurna juga untuk putranya.

Ting nong!

Tak lama setelah tekanan kedua, pintu baru terbuka. Napas Jian tercekat saat mengetahui siapa yang membuka pintu.

Friend Zone ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang