+Bonus! (3)

2.5K 354 66
                                    

"Mama! Papa!"

Suara seruan perempuan mengalihkan atensi semua orang yang ada di sana.

Itu Soojin, datang berlari dengan Lino di belakangnya. Soojin langsung nyamperin kedua orangtuanya dan juga orangtua Renjun. Sedangkan Lino duduk di sebelah Renjun setelah salim sama mertuanya.

"Shasha masih di dalem?" tanya Lino khawatir.

Renjun mengangguk lemas, "iya bang" jawabnya. Pandangannya masih kosong, jemarinya saling bertaut cemas.

Lino merangkul bahu adik iparnya itu untuk ngasih semangat. Renjun cuma senyum tipis sebagai balasan.
 
  
Keadaan di salah satu lorong rumah sakit ini hening banget. Bahkan bunyi detakan jarum jam di dinding sampai menggema.

Mata Renjun gak henti-hentinya memandang dua daun pintu warna putih yang di atasnya ada tulisan 'Ruang Operasi' itu. Dia pengen banget masuk dan nemenin istrinya, tapi dokter ngelarang.

Pandangan Renjun beralih ke deretan kursi tunggu di seberangnya. Di sana duduk kedua mertua dan orangtuanya sendiri, juga Soojin yang barusan datang. Mami dan Papi Renjun langsung membatalkan semua jadwal mereka setelah mendengar kabar kalau Shuhua mau lahiran.

Renjun baru aja pulang dari kantor waktu Shuhua tiba-tiba ngeluh sakit yang luar biasa di perutnya. Tanpa babibu lagi Renjun langsung ngelariin istrinya ke rumah sakit dan ngehubungin keluarga serta orang-orang terdekat mereka.

15 menit yang lalu dokter tiba-tiba keluar dan ngabarin kalau bayinya terlilit tali pusar, sehingga Shuhua gak bisa ngelahirin secara normal dan terpaksa operasi sesar. Suasana lorong jadi makin tegang, semuanya dirundung ketakutan yang amat besar. Gimana kalo bayinya kenapa-napa? Gimana kalo Shuhua kenapa-napa? Bahkan ngebayanginnya aja Renjun gak sanggup.

Jangan tanya gimana keadaan Renjun sekarang. Kacau. Jas kantor masih melekat di tubuhnya, rambutnya berantakan, mukanya kusam dan dia capek banget. Daritadi bacaan doa gak berhenti keluar dari bibirnya, berdoa agar Shasha-nya dan anaknya gak kenapa-napa. Setidaknya cuma ini yang bisa Renjun lakuin sekarang.
 
  
"Renjun" panggil suara familiar.

Renjun menoleh, mendapati teman-temannya —Jeno, Siyeon, Jaemin, Haechan, Sunwoo, bahkan si kembar Chaewon dan Felix datang bersamaan.

Renjun tersenyum tipis, "makasih banget udah nyempetin datang" ujarnya lemas.

Setelah Renjun ngabarin di grup, mereka semua langsung heboh mau nyamperin, kebetulan si kembar juga lagi pulang kampung. Dan setelah nerima kabar ada kelainan pada calon anak Renjun, makin heboh lagi. Semuanya panik dan khawatir banget. Mereka pun janjian dan datang bareng-bareng ke sini. Kecuali Chaeyoung yang lagi hamil tua, dia cuma bisa ngirim doa dari rumah.

"Kita pasti datanglah bro" sahut Haechan, menepuk pundak Renjun.

"Shasha pasti baik-baik aja kok jun" ujar Jeno, nepuk pundak Renjun yang satunya.

"Iya, jangan terlalu cemas gitu" timpal Chaewon.

Renjun ngangguk sambil senyum tipis, "makasih ya semuanya" ujarnya.

Pandangan Renjun kembali berpusat ke pintu putih di serong kanannya. Mau sebanyak apapun dukungan yang dia terima, dia gak bakal tenang kalo belum ada kabar baik dari dokter yang menangani Shuhua di dalam.

Pokoknya harus kabar baik. Renjun gak bakal maafin dirinya sendiri kalo sampe ada kabar buruk nimpa Shuhua ataupun anaknya.

Gak bakal.

💘💘💘

Akhirnya penantian Renjun dan yang lainnya terjawab. Gak sampe satu jam kemudian, dokter dan beberapa suster keluar dari ruang operasi.

Heart Attack [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang