SWY ♡2

198 43 11
                                    

Kehebohan terjadi disepanjang koridor sekolah. Dua murid yang menjadi pelaku utama sedang berlarian menuju kantin saling dorong, tarik bahkan menendang kaki lawannya mereka lakukan demi sebuah tantangan.

"Halo Kak Galang! Halo Kak Haris!"

"Percaya deh! Kali ini mereka itu lagi taruhan rebutin aku!"

"Ya ampun! Pedenya jadi cewek!"

Kehebohan juga terjadi di antara kerumunan cewek-cewek memang suka berdiri di depan kelas mereka, sambil menunggu bel masuk berbunyi.

"Pak! Awas!" Teriakan Haris membuat seorang guru memasuki usia 50-an berjalan tidak seimbang, dengan banyaknya buku saat ini beliau bawa.

"E, eh! Bocah sableng!"

Brak!

Bunyi keras berasal dari buku yang berjatuhan menjadi pemandangan pada pagi hari itu.

"Maaf Pak!" Teriak Galang tanpa memedulikan bagaimana tatapan memuja cewek-cewek disekitarnya. Cowok itu melanjutkan langkahnya menyusul Haris sudah berlari jauh di depan sana.

Ketika langkah kaki memasuki kantin dan menuju meja disudut, Haris sudah duduk manis menatapnya dengan senyum lebar.

"You're a loser."

Galang mendengus sebelum ikut duduk di hadapan Haris.

"Hanya untuk kali ini selanjutnya aku yang akan menang." Dia segera mengeluarkan kaos olahraga dia desain sendiri, melemparkannya ke Haris.

"Akhirnya!"

Haris berdiri di atas kursi tak lupa memamerkan hadiah hasil menang taruhan pada seluruh mata melihat.

"Haris turun!" Teriakan melengking Cla dari arah pintu kantin membuat cowok itu turun dan duduk rapi.

Cla berjalan mendekat sebelum menjewer telinga kiri cowok itu.

"Adu-duh! Cla sakit!"

"Malu-maluin! Lagian kamu kenapa jadi norak gitu berdiri di atas kursi segala?!"

"Pamer kemenangan." Sahut Galang meledek Haris, hanya sesaat sebelum telinga kanannya juga ikut dijewer oleh Cla.

Pada akhirnya kantin penuh dengan tawa akan ulah mereka bertiga. Cla mendengus kesal segera mengambil tempat duduk jauh dari keduanya.

"Selamat pagi penghuni kantin! Apa kabar kalian semua pagi ini?! Kuharap pada happy, ya?!" Satu suara muncul lagi dari balik pintu kantin.

Cewek bertubuh tinggi dengan rambut dikuncir dua, berjalan masuk sambil menebarkan senyuman mempesona.

Matanya mencari keberadaan para sahabatnya, "Cla aku kangen!" Cewek itu berlari mendekat memeluk sahabatnya itu.

Cla tertawa membalas pelukan Karla, dia izin dua hari ke luar kota karena anggota keluarga ada yang meninggal.

"Disty mana?"

"Hari ini kita nggak berangkat bareng, dia pergi jemput Mila." Karla mengedarkan pandangan sebelum terhenti pada Galang dan Haris.

"Kok kamu pisah tempat duduk?"

Cla mengangkat bahu, "Aku lagi kesal sama mereka berdua. Pagi-pagi udah taruhan nggak jelas."

"Taruhan apa lagi?"

"Nggak tahu intinya taruhan konyol eh, aku lapar kamu mau pesan makan? Mumpung masih ada waktu sepuluh menit buat makan kilat."

"Titip roti aja."

Cla beranjak dari kursi.

"Cla beli double buat istirahat! Aku sepertinya di kelas aja biasa, mau salin kerjaan punya kamu."

"Dasar." Tersenyum dan berjalan menghampiri Bu Yana-penjual nasi goreng favoritnya.

♡ ♡ ♡ ♡

"Kalian nggak ada niat untuk minta maaf?" Tanya cewek bergaya sedikit tomboy, setelah meletakkan dua botol minuman teh dia duduk gabung bersama Galang, Haris dan Tomy.

"Cla benar marah ya?" Raut wajah Galang menatap khawatir ke Mila.

"Kali ini marahnya lebih besar. Aku aja nggak ditegur sampai jam istirahat. Kau duluan deh minta maaf habis itu aku ikutan nyusul, ceritanya cari aman." Ringis Haris.

"Cla wajar marah. Dia udah peringatin kalian beberapa kali jangan ada kata taruhan dia benci itu. Kalian aja yang kelewat bandel nggak dengarin apa kata dia." Tomy ikut buka suara cowok dengan berat tubuh 60 kg, dengan rambut keriting dan senyuman manis.

"Dia nggak ke kantin?"

Mila menatap kesal ke Galang, "Dia malas ketemu kamu dan kamu!" Tunjuk Mila juga ke arah Haris.

"Kamu enak nggak satu kelas sama dia. Sumpah demi apa pun Cla kalau lagi marah auranya seram! Itu cewek tomboy banget mirip sama kamu Mila, coba aja kalau dia sikapnya feminim seperti Karla dan Disty, aku nggak akan takut." Ucap pelan Haris langsung mendapatkan respon tawa oleh Galang.

"Oke, aku minta maaf duluan. Kalau aku nanti berhasil dapat kata maaf dari Cla, kamu harus serahin stick ps  — aw!" Galang berteriak kesakitan ketika Mila menendang kuat kakinya.

"Masih mau taruhan lagi?! Atau pilih Cla nggak akan maafkan kalian berdua selama-lamanya?!"

"Mil, Galang hanya bercanda, aku nggak akan mau ikut taruhan lagi meskipun tergiur. Pagi tadi yang terakhir janji!"

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang