SWY ♡37

104 17 12
                                    

Attention !!!

Tidak perlu basa-basi sebelum kalian scroll ke bawah langsung aja kalian tahu menulis itu tidak mudah menulis itu butuh konsentrasi penuh serta imajinasi yang luas.

Jadi aku mohon HARGAI PENULIS di sini bukan cuma untuk aku saja tapi semua penulis2 di luar sana, tempat kalian yang meluangkan waktu bagaimana membaca adalah sebuah hobi menyenangkan:)

Aku tidak minta banyak, hanya minta kalian kasih Bintang dan berkenan Komen jika mau tidak lebih dan tidak sulit melakukannya,

Terima kasih

Dan,

Selamat membaca.

♡ ♡ ♡ ♡

Dennis menatap Cla yang sejak tadi fokus mengobati lukanya, hingga tangannya terulur meraih tangan Cla menggenggamnya lembut.

"Semua udah jelas Cla, cinta kamu nggak bertepuk sebelah tangan."

"Dennis, aku nggak cint —"

"Mungkin yang lain bisa kamu bohongi, tapi nggak dengan aku seperti aku bilang kalau aku, selalu perhatikan kamu dari kejauhan. Seberapa sering kamu menatap dia dengan penuh cinta aku nggak ingin kamu terluka dan itu karena dia."

Cla berusaha tersenyum setelah kejadian tadi dia pergi bersama Dennis, lebih tepatnya ke rumah cowok itu karena Cla sekarang berubah menjadi seorang pengecut.

"Aku ... berusaha melupakannya, aku nggak ingin perasaan ini semakin besar dan akan terasa sulit menghilangkannya."

"Kenapa setelah kamu tahu perasaannya, kamu justru pilih mundur? Oke, aku emang nggak pernah ngerti namanya merasakan apa itu cinta. Karena selama ini aku pacaran dengan banyak cewek dan ya, sebatas memahami serta komunikasi nggak lebih dari itu."

"Apa masih sakit? Aku minta maaf karena Galang kamu jadi begini,"

Dennis tertawa pelan, "Santai aja aku udah terbiasa seperti ini."

Cla menutup kotak obat milik Dennis sebelum beranjak membawanya menuju dapur.

"Cla."

"Ya?"

"Aku selalu ingin lihat kamu bahagia kita teman sekelas, bagaimanapun aku rindu senyum kamu yang dulu. Sekarang sebelum semua terlambat kamu harus ketemu Galang, jelaskan semua perasaan kamu dan cari tahu tentang perasaan dia sebenarnya."

♡ ♡ ♡ ♡

Cla berlari menuju rumah Galang, dia memang tidak membawa motor meminta Dennis mengantarkannya sampai di depan rumah Galang. Hingga air matanya keluar dan dia menangis dalam diam.

"Kembaran Bibi datang! Ya ampun Sayang? Kamu menangis?!" 

Cla tertawa, "Habis bersin-bersin Bi ng ... Galang ada di rumah?"

"Ada kok Sayang lagi tiduran di halaman belakang. Bibi ke warung depan dulu mau beli beberapa bahan dapur habis. Masuk aja rumah lagi sepi biasa Nyonya dan Tuan lagi ada pertemuan antar bisnis eh — Bibi kurang ngerti."

"Terima kasih Bi," Cla tersenyum sebelum melangkah masuk.

Jantungnya berdebar kencang di luar kendali. Cla mengingat kembali marahnya Galang saat berhadapan dengan Dennis, marahnya Galang saat tahu dia justru memilih pergi bersama Dennis.

Ketika langkahnya terhenti di halaman belakang rumah melihat kolam renang itu dalam keadaan kosong, matanya tertuju pada Galang yang duduk melamun di kursi.

"Kenapa ke sini?"

Perkataan Galang seakan menusuk hati Cla dan itu terasa sakit. 

"Galang ..." Dengan isak tangisnya Cla berjalan mendekat.

"Pulanglah. Aku ingin masuk kamar."

Cla meraih lengan Galang saat dia akan beranjak pergi, Gadis itu semakin menangis menumpahkan segala kesedihan di hati.

"Aku minta maaf ... aku bodoh karena menampar kamu aku pantas dapatkan kemarahan dari kamu, tapi aku lakukan semua itu karena kamu membuatku takut ..."

Galang menatapnya dalam diam. 

"Galang aku minta maaf, semua terlihat kacau ... aku bodoh tadi maaf kumohon ...?"

Menunggu hingga Galang tidak merespon perkataannya, dengan pandangan buram karena air mata Cla kembali berkata,

"Kamu pantas membenciku ...!" Ucap Cla mulai melangkah pergi hanya sesaat ketika tangannya diraih, kini dia berada dalam pelukan Galang.

Tangis gadis itu pecah begitu saja.

Cla memeluk erat Galang serta rasa bahagia dan terluka dalam waktu bersamaan. Cla bahkan masih menganggap semua ini hanya bagian dari mimpinya. Dicintai oleh Galang adalah impian selalu dia inginkan bahkan sejak rasa itu mulai hadir.

"Aku pernah berjanji untuk nggak membuatmu menangis, tapi apa yang aku lakukan Cla ...? Justru aku penyebab kamu melalui semua ini, aku emang berengsek bahkan Dennis nggak pantas dapatkan sebutan itu."

"Semua sahabat kita kini menyudutkanmu, Cla ... demi aku maukah kamu bertahan? Untuk sedikit lagi hingga semua selesai dan aku bisa meraih kamu kembali?"

Menjauhkan kepala menatap mata seseorang dia cintai sejak lama, "Galang apa maksudmu ...?"

"Aku dijodohin mungkin kamu udah tahu hal itu, tapi satu yang harus kamu tahu bahwa aku sama sekali nggak mencintai Olivia. Mencoba menghargai dia nggak lebih dari itu. Aku mencintaimu maaf untuk pengakuanku di depan semuanya,"

Cla menangis ternyata ini bukanlah mimpi indahnya ini nyata Galang benar mencintainya. Selama ini perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan Tuhan, rasanya Cla ingin menghentikan waktu sampai di sini saja hingga sebuah pemikiran kembali menghampiri.

"Galang ... semua nggak semudah itu."

"Bisa, kita bisa lewati semuanya aku butuh kamu di samping aku, butuh kamu untuk saling menguatkan satu sama lain, aku butuh kamu memperjuangkan cinta ini ... aku bisa jelaskan ke sahabat kita bahwa kamu nggak salah bahwa aku yang salah. Seandainya sejak dulu aku berani mengungkapkan semuanya, perasaanku padamu tapi sekalipun semua ini udah terjadi, aku bisa melewatinya asal bersamamu ...,"

Galang mencium lembut kening Cla meresapi betapa dia mencintai gadisnya.

"Galang ..." Tangis Cla semakin menyakitkan, membuat Galang menatap cemas hingga dia mulai bicara lagi dengan rasa takutnya.

"Atau kamu nggak memiliki perasaan yang sama? Atau kamu hanya anggap aku nggak lebih dari seorang sahabat? Cla ... jawab dengan jujur,"

Ini yang menyakitkan Cla. Galang tidak akan pernah tahu bahwa memilih dan mengalah untuk cinta terasa menyakitkan. Terlebih Olivia telah menyelamatkan hidupnya dua kali.

Olivia telah menjadi malaikat pelindungnya lebih dari sekali. Bagaimana mungkin Cla mencoba egois dan menutupi fakta yang telah terjadi? Tidak bisa membalas ucapan Galang Cla hanya bisa menangis untuk luapan perasaan begitu menyakitkan.

Dan sekali lagi menusuk hatinya dengan tak kasatmata.

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang