Saingan Baru

19 5 1
                                    

🐣" Kepintaran bukan sesuatu yang harus di banggakan. Kamu pintar bukan berarti esok hari kamu pintar. Kamu pintar karena kamu telah burusaha pada hari itu."🐣

Pak Yuda menjelaskan pelajaran Matematika di depan. Kemudian menyuruh muridnya untuk mengerjakan tugas yang baru saja ia berikan.

"Ok anak-anak, bapak rasa pelajaran kita sampai hari ini. ingat tugasnya di kumpulkan besok, ketua kelas akan mengumpulkan dan menaruh di meja bapak. Apa kalian paham? " tanya Pak Yuda.

"paham Pak, "

"Bagus, semuanya boleh istirahat. " setelah berucap demikian, guru mudah itu langsung keluar dari kelas
Di sambut teriakan para murid.

"Hany, kita ke kantin yuk! " ajak Elin.

"Aku bawah bekal Lin, ayok makan sama-sama! " ajak Hany disambut Elin dengan sangat antusias.

Mereka berdua melahap bekal yang di bawah oleh Hany. Walau cuman tempe bacem dan sambal goreng. Mereka berdua begitu menikmatinya.

Saat sedang menyantap makanan mereka. tiba-tiba berapa murid masuk ke kelas itu. Pandangan mereka tertuju ke arah Hany dan Elin.

"Ck! emang ya, ngak ada bedanya. "

"ya namanya juga kampungan, cupu. pasti kelakuannya kayak gini, " ucap seseorang gadis berambut hitam sebahu.

"udah Han, jangan di dengerin, " bisik Elin.

Hany dan Elin tidak menghiraukan omongan gadis-gadis tadi. seorang gadis bertubuh tinggi menatap Hany dengan intens. rasanya dia pernah melihat Hany, tapi entah mengapa ia tidak mengingat apa-apa.

"Ra, ko lu lihat tu cewek sampai segitunya? " tanya Lala teman Rara.

"lu kenal sama dia Ra? " tanya teman Rara, berambut Sebahu.

"Enggaklah, gini ya, gua itu heran aja sama tu cewek, kok bisa ya masuk sekolah ini? jelas-jelas ini sekolah elite. Coba deh lo berdua bayangin, " jelas Rara.

"iya juga ya Ra, gua mikirnya dia itu dapat Beasiswa, " jawab Ela.

"Udah ah gapain juga si lo berdua mikirin dia," ucap Lala.

mereka bertiga pun duduk kembali ke bangku mereka masing.  sementara Hany dan Elin, mereka berdua sudah menyelesaikan makanan mereka.

Tingg ting

Bel masuk pun berbunyi. kini mereka masuk ke dalam pelajaran ke dua. seorang guru berambut pirang masuk ke kelas mereka dan dengan gaya yang manja mulai menyuruh muridnya untuk masuk ke kelas.

"Hallo Aepribadi. Listen to me please! " Semua murid matanya terarah pada gurunya yang ada di depan.

"Ok, we will Learn about simple  present tancetance. Ada yang tahu contoh dari simpe present tance? " tanya Mis Nanda.

Semua murid terdiam, tapi tiba-tiba dari arah belakang, ada seseorang yang mengancungkan tangannya.

"You! Wait,  are you a new student? " tanyanya pada murid yang berada dipojokan.

Hany tersenyum dan mengangukkan pelan, kemudian Mis Nanda menyuruhnya berdiri dan memberikan contoh.

"Yes, i am a new student, my Name is Hany" ucap Hany.

"Ok, can you give as an example?

Hany kemudian menjelaskan semuanya dengan teliti, dan semua temannya terkagum oleh kepintaran Hany.

"Pantasan dia bisa masuk sini, orang dia pinter kok, " bisik Lala pada Rara.

"Lo bisa diam nggak? " tegur Rara pada sahabatnya. " gini ya, nggak ada yang bisa merebut posisi peringkat satu dari gua di kelas ini, ngerti! " lanjutnya lagi.

Lala hanya mengangguk kemudian melanjutkan mendengar penjelasan Hany.

"Ok thank you Hany, Plis sit down, " Suru Mis Nanda.

"Thankyou mis, "

"Now i  will you give  you a task, plasea  do it and collect it to tomorrow, " titah Mis Nanda. " Karena hari ini saya ada rapat dengan kepala sekolah, maka kelas kita sampai sini saja dan selamat mengerjakan tugas, " Lanjut Mis Nanda.

Semua murid nampak bahagia dan bersorak girang, karena setelah ini mereka bisa bersenang-senang.

"Thankyou Miss, " Ucap semua murid.

"Mis, i love you, " Ucap Jojo sambil melayangkan fly kissnya,  Mis Nanda yang melihat itu pun bergedik ngerih kemudian hendak menjitak kepala Jojo karena meja Jojo tak jauh dari meja guru.

"Eh, ampun mis, " Jerit Jojo yang hendak jitak, beruntunglah mis Nanda masih kasian melihat wajah Jojo yang sudah mereh padam karena takut dijitak.

Semua murid pun tertawa melihat tingkah Jojo tadi. Setalah kepergian Mis Nanda, kelas kembali ribut.

Beberapa murid pergi ke kantin dan ada yang tidur di kelas. Tidur di kelas memang sudah menjadi tradisi murid kelas 11 terkhusus nya kelas 11 IPA 5
Walau demikian kelas ini murid-muridnya tak terlalu pintar dan tak terlalu bodoh.

Rara dan kedua temannya yang melihat Hany dan Elin sendirian pun menujuh ke meja mereka.

"Jangan lu harap, dengan lo bisa menjawab soal dari Mis Nanda tadi, lo bisa ngalahin gua, " Ucap Rara ketus.

"Maaf, maksudnya gimana ya? " tanya Hany sambil memperbaiki letak kacamatanya.

"Hala! Ngak usah basa-basi dah, lu pasti punya niat kan mau ngalahin Rara," ucap Ela.

"Dan jangan berharap, lo bisa jadi peringkat satu di kelas ini, " Timpal Lala.

Hany menatap mereka dengan tak percaya, dengan seenaknya mereka menuduh Hany, padahal Hany hanya menjawab apa yang ia tahu.

"Tapi saya tak punya niat apapun, untuk megalahkan kamu, atau mau merebut jabatan kamu disini, " ucap Hany mantap.

"Sudahlah, kita buktikan saja, siapa yang pantas mendapat peringkat satu di kelas ini, gua atau lo, " ucap Rara sambil menunjuk bahu Hany.

Setalah berucap, Rara dan ketiga temannya pun meningalkan Hany dan Elin di kelas.

"Sabar ya Han, mereka emang kayak gitu, terlebih Rara, dia ngak mau ada orang yang menyainginya, " kata Elin sambil menenangkan Hany.

Hany pun hanya tersenyum, ia kemudian mengeluarkan kotak bekalnya dan mengajak Elin untuk makan bersamanya.

"Ayok makan! perutku sudah minta isi, " ajak Hany.

Tbc

EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang