Pertemuan

7 5 0
                                    

🐣"Setiap orang memiliki kekurangan dalam hidupnya, cobalah untuk bersyukur karena pada dasarnya manusia tak ada yang sempurna. "🐣

Setelah pulang sekolah, Hany mampir dulu ke sebuah tokoh buku. Ia ingin membeli buku pelajaran Kimia dan Fisika.

Hany memasuki tokoh itu. Ia tersenyum ramah ke arah pelayan dan segera mencari buku yang ingin ia beli.

"Maaf mbak, buku kimia kelas 11 ada di bagian mana ya? " tanyanya pada petugas.

Petugas itu pun langsung menunjukan rak yang dimaksud oleh Hany dan menyuruhnya untuk mencari sendiri karena ia harus kembali bekerja.

Hany terus mencari buku yang ia maksud, memang sulit karena buku kimia banyak pengarangnya dan ia harus teliti dalam memilih.

Matanya tertuju pada sebuah buku berwarna cokelat, letak bukunya itu berada paling atas. Hany yang tubuhnya yang tak terlalu tinggi pun kesusahan untuk meraih buku itu, ia dengan susah payah menggapainya.

Sebuah tangan pun terulur dan mengambil buku. Hany yang kaget pun langsung berbalik dan menatap sang pemilik tangan.

Lelaki dengan senyuman manis menyerahkan buku Kimia kepada Hany dan disambut senyuman hangat dari Hany.

"Lain kali, minta tolong sama orang lain, kasian kalau sampai rak buku disini jatuh. " lelaki itu berlalu pergi.

Hany masih terpaku, ia tidak percaya ada orang yang mau membantunya, biasanya mereka akan membiarkan Hany. Hany tersadar karena belum meminta Terima kasih pada lelaki itu  ia kemudian mengejarnya untuk berterima kasih.

Hany celikungan mencari lelaki itu di depan pintu tokoh tapi tak menemukan orang itu, ia sadar betapa bodohnya ia tak langsung berterima kasih. Ia kembali dan segera mencari buku Fisika yang terpajang jelas di rak buku yang tak jauh dari sang kasir.

Ia meraih buku Fisika dan membayar bersama buku Kimia itu. Hany keluar dari tokoh buku dengan menenteng belanjaannya.

Hany menyusuri setiap jalanan, ia harus menyebrang ke sebrang sana untuk menemukan bus yang akan ia tumpangi. Namun sebelum ia menyebrang, seseorang lelaki dengan tongkatnya berjalan kearah jalanan.

Lelaki itu tak menghiraukan teriakan Hany, ia terus berjalan tak perduli dengan kendaraan yang melintas.

Pikirnya jika ia mati, itu akan lebih baik. Hany nampak bingung apa yang harus ia lakukan.

Sebuah mobil sedan hitam melunjur dengan kecepatan tinggi, Hany yang melihat cowok itu dalam bahaya pun segera berlari ke arah lelaki itu.

Lelaki itu kini pasrah, lebih baik ia mati dari pada harus tersiksa selama hidupnya, toh dia tak berdaya lagi saat itu.

Hany langsung menarik cowok itu ke trotoar, hampir saja lelaki itu tertabrak. Hany yang jatuh terlebih dahulu dan badannya sakit pun bangkit sedangkan lelaki itu masih jatuh tertunduk di pembatas jalan.

"Apa kamu baik-baik saja? " tanyanya.

Lelaki itu meraba-raba sekelilingnya, mencari tongkat yang jatuh entah kemana. Hany yang melihat ia kesusahan pun segera mengambil tongkat itu.

"Lain kali hati-hati, " ucapnya.

"Kenapa lu nolongin gua! Ha? "

Hany kaget saat dibentak lelaki itu, seharusnya lelaki itu bersyukur dan berterima kasih karena sudah ditolongin.

"Harusnya kamu jangan kayak gitu tadi, itu bahaya lo, " ucap Hany lembut.

"Seharusnya lo biarin gua mati! gua ngak mau hidup kayak gini! " lelaki itu membentak Hany lagi.

Sekarang Hany mengerti kenapa lelaki itu ingin bunuh diri, Hany tak habis pikir dengan lelaki itu, hanya karena matanya buta, ia harus mengakhiri hidupnya.

"Jangan karena kamu ngak bisa melihat, bukan berarti hidupmu udah berakhir, " tambah Hany sambil menyodorkan tongkat lelaki itu tepat di tangannya

Lelaki itu tersenyum licik, ia menerima tongkat itu dan berusaha menuntun dirinya untuk pergi.

"Jangan nasehatin gua, karena lo ngak tahu apa-apa tentang gua, " ucapnya lalu benar-benar pergi dari hadapan Hany.

Hany ingin mengejar lelaki itu sebuah panggilan dari handphonenya membuat ia harus menerima panggilan itu.

Lelaki itu membuang tongkatnya kesal, kenapa usahanya selalu saja gagal. ia bosan dengan hidupnya seperti ini.

"tuan muda,  maaf saya meninggalkan anda, " ucap seseorang dengan nada bergetar.

"Pergi dari sini! aku ingin sendiri! " bentaknya.

Orang itu tak pergi, ia justru masih berdiri di tempatnya bagaimana pun ia tak akan meninggalkan majikannya.

"Shit! Gua bilang pergi! "

Walau tak bisa melihat, lelaki itu bisa merasakan kalau pengawalnya itu tak pergi dari tempat itu, ia pun berusaha mencari tongkatnya, entah sudah berapa kali ia kehilangan tongkat itu.

Pengawalnya membantu ia bangkit dan menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil, beruntunglah ia menurutinya dan tak menolaknya.

Mungkin ia terlalu lelah dengan keadaannya sekarang, apa yang sudah menimpahnya tahun lalu tak bisa ia lupakan. Ia pun tak bisa bersekolah dan terpaksa harus menjalani perawatan sampai ia sembuh. Sungguh kehidupan yang sangat menyedihkan.

Di dalam mobil ia terus menangis. menangisi kehidupannya yang pahit seperti ini. Dilahirkan di keluarga yang sangat kaya, tapi kasih sayang yang ia dapat tak sekaya hartanya.

Orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, lihat saja dia dalam keadaan begini orang tuanya masih saja sibuk dengan pekerjaan.

Ingin rasanya ia mengakhiri hidupnya, tapi semakin dia berusaha yang ada hanyalah kegagalan.

Beruntunglah ia masih diberikan kesempatan untuk menjalani harinya, masih diberikan kesempatan untuk menikmati ciptakan Tuhan walau ia hanya bisa menikmati tanpa melihat semuanya.

TBC

Halo, kali ini aku up lagi

Siapa hayo yang penasaran sama lelaki yang ditemui Hany?

Cowok-cowok itu cakep-cakep loh, penasaran kan. Ikutin terus ya kisah Epiphany ini.

Love you all🥰

EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang