Haris melihat ragu ke Karla sejak tadi bicara tanpa henti. Cowok itu sesekali melihat jam di pergelangan tangan berharap bisa buat banyak alasan.
"Justru aku nggak yakin sama omongan kamu Kar, lagi pula Galang dan Tomy nggak bisa ikut ke rumah Cla aku pul —"
"Ya ampun Haris! Berapa kali aku bilang kalau Cla udah nggak marah lagi sama kamu! Masa nggak percaya?!" Karla menatap sebal pada sahabatnya itu.
"Sekalian kita kerjain tugas Pak Beni. Ada beberapa soal bahasa inggris aku tebak kalian nggak akan bisa isi selain Cla." Mila ikut masuk dalam obrolan tidak penting ini.
Mereka masih di halaman sekolah bahkan sejak bel pulang berbunyi 10 menit lalu.
"Ya udah aku ikut ke rumah Cla. Tapi kalau sampai di sana aku dijewer lagi sama dia, kalian bertiga tanggung jawab!"
Disty mencubit kedua pipi Haris tanda menggemaskan. Cowok itu mengaduh kesakitan tapi siapa yang peduli?
"Adu-duh! Dis sakit! Lepas nggak?!"
"Aku gemas sama kamu! Badan aja digedein tapi nyali segede upil!"
"Cla itu nggak akan pernah bisa marah lama sama kita. Dia itu sayang banget sama kita. Masa kamu masih nggak bisa paham sifat dia?!" Omel Karla ke Haris sebelum lanjut bicara, "Kita sahabatan udah dari dulu, bahkan saat kita masih pakai seragam putih merah di hari pertama masuk SMP. Baik Cla ataupun kita semua saling menyayangi satu sama lain. Aku nggak mau karena hal kecil seperti ini, kamu sampai berpikir apa-apa sama Cla."
Haris menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Aku juga sayang sama kalian untuk Cla, aku janji nggak akan taruhan lagi kita akan saling nguatkan satu sama lain. Kita jadi sahabat selamanya nggak ada yang bisa pisahkan kita kecuali kematian."
"Dan satu lagi aku juga mau tambahin, nggak ada hal apa pun bisa hancurin tali persahabatan kita. Hal-hal yang nggak boleh ada dalam kata persahabatan setuju?!" Teriak Disty disambut tepuk tangan oleh Karla, Haris dan Mila.
"Cla masih lama urus nilai ulangan harian?" Tanya Mila penasaran.
"Tahu deh Bu Wilda, kalau soal ngurus murid ketinggalan ikut ulangan harian bisa hampir satu jam," Gerutu Karla dengan raut wajah lelah.
Tanpa mereka sadari dibalik tiang penjuru koridor Cla berdiri dalam diam. Gadis itu mendengar semua percakapan sejak tadi dibicarakan oleh para sahabatnya. Menggenggam kuat tali tas perasaan Cla bercampur menjadi satu.
Perasaan ini salah gadis itu selalu berpikir bahwa dia tidak boleh mempunyai rasa itu terhadap Galang. Cla tidak ingin persahabatannya hancur hanya kerena kebodohan dia lakukan.
Apa yang harus Cla lakukan? Sebisa mungkin dia berusaha menghapus rasa itu di saat semua usaha dicoba terasa sia-sia. Ketakutan itu jelas terjadi bahkan setetes air mata jatuh di pipi tidak bisa membuat Cla sedikit tenang.
Dia sakit rasanya lebih terasa dibandingkan saat dia mengalami kecelakaan mobil saat masih kecil. Sakit yang tak kasatmata dan berimbas dalam hidupnya hanya karena satu kata,
Cinta.
♡ ♡ ♡ ♡
Cla membawa laju motor matic-nya. Wajah menampilkan raut kesal akibat mengantri terlalu lama saat membeli nasi goreng favorit. Melihat sebentar jam di pergelangan tangan sudah pukul 21.10.
Dia bisa kena marahin kedua orang tuanya akibat terlalu lama keluar malam. Dan bodohnya lagi tidak memberitahukan keadaan akibat ponsel tertinggal.
Dan sekarang motornya mendadak berjalan pelan sebelum berhenti di tengah jalan.
"Oh, god!" Teriak gadis itu di jalanan yang sepi. Turun dari motor dan memarkirkan ditepi jalan, Cla mencoba mengecek ban belakang motornya ternyata bocor.
Saat bingung menguasai tiba-tiba saja dua preman jalanan terlihat menghampiri. Cla tidak takut karena bagaimanapun dia menguasai beberapa gerakan bela diri.
"Motornya kenapa Dik? Mogok ya?"
"Motornya lagi tidur." Ketus Cla menjawab setenang mungkin. Sesekali matanya melihat sepanjang jalanan dan sepi.
"Mau dibenarin Dik? Kita berdua bisa tapi kita bawa ke tempatnya dulu ya?"
Ketika keduanya ingin mendekati motor, Cla mendorong keduanya menjauh.
"Nantang kami, cantik?"
"Pergi dari sini!"
"Ini wilayah kuasa kami Dik!"
Bugh!
Cla menendang salah satu dari mereka hingga terjatuh. Saat satunya lagi ingin mendekat padanya suara kesakitan tersebut terdengar olehnya. Menoleh dan bisa bernapas lega kedua preman itu dilempar batu lumayan banyak, oleh seorang gadis sehingga keduanya berlari menjauh.
"Terima kasih." Ucap Cla mendekat.
Gadis itu menatapnya senyum, "Bukankah manusia diberi akal untuk saling menolong, Kak?"
"Kak?" Cla menatap bingung.
"Aku merasa kamu lebih tua dariku oh iya, aku Olivia panggil aku Oliv, umur lima belas tahun."
Cla membalas uluran tangan itu, "Aku Clarie panggil aja Cla. Umur tujuh belas tahun kamu benar aku lebih tua."
Gadis itu tersenyum lalu melihat horor ke arah di belakang Cla.
"Kak awas!"
Belum sempat Cla menoleh tubuhnya di dorong ke samping, hingga satu tusukan pisau mengenai tepat di perut Olivia.
"Cabut, bro!"
Kedua preman tadi datang lagi. Dan kini meninggalkan keduanya dalam keadaan kacau.
Cla berteriak sebelum meraih tubuh penyelamat hidupnya kini sudah tidak sadarkan diri.
- Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You [END]
Teen FictionThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Di dunia ini tidak ada sesuatu yang berjalan lurus tanpa melalui sebu...