SWY ♡9

91 35 8
                                    

Jrengg ...

Suara itu timbul dari gesekan tangan Dennis pada gitar dia pegang. Wajahnya menatap senyum ke Cla yang duduk di kursi tinggi tepat di hadapannya.

"Kita mulai dari kunci dasar C, posisikan tangan kamu disenar persis seperti jari tangan aku."

"Seperti ini?"

"Jari telunjuk kamu di senar bawah iya seperti itu. Sekarang coba gesekan dua kali."

Setelah mencoba Dennis tertawa mengangguk.

"Lumayan untuk pemula."

"Serius! Aku lebih suka main voli dibanding main gitar."

"Tapi kalau udah bisa nggak akan ada kata sulit, percaya sama aku."

"Iya deh, yang jago main gitar."

Dennis tertawa mereka baru belajar sekitar 15 menit, waktu banyak terbuang karena sibuk bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing.

"Nggak apa-apa kamu pulang malam?"

"Sebenarnya nggak boleh tapi tadi Mama sama Papa juga udah ketemu kamu dan kenalan. Mereka percaya kalau aku aman pulang sama kamu."

"Kamu tenang aja sekarang kita lanjut ke kunc -"

"Maaf Den,"

Suara itu membuyarkan fokus Dennis dan Cla.

Seorang pria paruh baya masuk menghampiri keduanya.

"Aku lupa kunci pintu lagi." Keluh Dennis membuat Cla tertawa pelan.

"Ada apa Pak?"

"Di depan ada teman Aden, dia mau bertemu sama Aden."

"Siapa?"

"Saya tidak kenal wajahnya terlihat asing."

Dennis menatap Cla, "Kamu tunggu di sini ya? Aku ke depan sebentar."

"Oke."

Ketika Dennis beranjak keluar dari ruang musik melangkah menuju depan rumah. Apa yang dia lihat saat menghampiri seseorang itu pandangannya menjadi bingung.

"Kau ... Galang, kan?"

"Langsung aja, aku bukan tipe orang perlu ngulur banyak waktu mana Cla?"

Dennis tertawa, "Santai Lang, Cla lagi sama aku dia tanggung jawab aku dari datang, lalu saat aku antar dia pulang nanti."

"Nggak perlu. Aku minta kau bawa dia keluar sekarang."

"Kau terdengar seperti sedang beri perintah aku? Kau bukan siapa-siapa jadi jangan sok ngatur -"

BUGH!

Dennis terjatuh akibat pukulan keras di wajah. Sejenak cowok itu kesakitan sebelum beranjak bangun.

"Kau gila?!"

"Di mana Cla?!"

Dennis meludah tepat di bawah kaki Galang lalu melangkah masuk ke dalam rumah.

Mencoba menahan rasa sakit di pipi dia langsung menuju ruang musik.

"Dennis muka kamu kenapa?" Panik menyerang Cla, gadis itu beranjak turun dari kursi menghampirinya.

"Nggak apa-apa, hanya sedikit insiden kecil."

"Tapi itu pasti sakit di mana kotak obat kamu? Atau kalau nggak ada kamu bisa kasih tahu di mana, aku bisa ambil kain dan air hang -"

Dennis tertawa dengan gemas dia mengusap lembut pipi kiri Cla.

"Samperin Kak Icha di dapur, dia tahu kotak obat disimp -" Perkataan Dennis terhenti ketika Cla pergi dengan cepat.

Teman kelasnya itu ternyata menggemaskan dan bodohnya lagi, kenapa dirinya baru menyadari semua itu sekarang?

Serius melamun tidak sadar Cla menghampiri kembali tentu dengan kotak obat dibawa. Dengan teliti gadis itu mengeluarkan cairan antiseptik dan kapas lalu mengarahkan lembut ke pipi Dennis.

"A, aw!"

"Sakit ya?! Maaf aku nggak sengaja tekan, sekarang pelan-pelan."

"Nggak kok hanya sakit sedikit."

Ketika Dennis menikmati apa yang dilakukan oleh Cla dia memejamkan kedua mata, hanya sesaat ketika tubuhnya ditarik berdiri dan satu pukulan keras kembali mengenai wajahnya.

"Galang kamu apa-apan?!" Teriak Cla membuat Dennis beranjak berdiri dan,

BUGH!

Cowok itu balas pukul Galang tepat sasaran di wajah.

"Apa kau pikir aku diam aja, huh?! Kau coba cari muka depan Cla!"

"Kau perlu periksa diri ke rumah sakit! Sebab darahmu sedang tinggi atau kau lagi datang bulan?!"

BUGH!

Dennis terhuyung ke belakang tidak terima mendapat pukulan lagi. Cowok itu kini menendang kuat tubuh Galang hingga terjatuh dan dia kembali memukul wajah itu secara brutal.

"Hentikan! Atau aku pilih marah sama kalian berdua!"

Sontak saja keduanya beranjak bangun menatap cepat Cla.

"Urusan kita belum selesai." Ucap Galang sebelum berlalu keluar, tentu dengan menarik kasar tangan Cla membawa gadis itu pergi.

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang