SWY ♡19

71 34 9
                                    

"Demi apa?! Demi kucing paling cantik di rumah aku! Semua wajib lihat kamu Cla!" Karla histeris ketika masuk duluan ke ruang make-up.

Cla yang menatap Karla dari cermin tertawa pelan sahabatnya menggemaskan. Rasanya dia ingin mencubit kedua pipi itu sampai melebar.

"Tinggal letakkan mahkota kecil di atas kepala, iya fix! Selesai!" Velov-guru Bahasa Inggris juga perias wajah menatap puas hasil karyanya.

"Sahabat aku cantiknya!" Karla kembali histeris setelah melihat Cla berdiri, gadis itu membawa tubuh Cla berputar-putar.

"Yang lain harus lihat kamu! Mereka harus lihat gimana cantiknya kamu!"

Setengah menarik Cla keluar Karla membawa sahabatnya menuju koridor sekolah.

Dan benar saja tidak sampai tiga detik murid-murid lalu-lalang terdiam. Bahkan ada melongo menatap tak percaya pada seorang gadis berdiri di samping Karla.

♡ ♡ ♡ ♡

"Aduh! Galang sama Haris ke mana?! Antar sih Laras lama banget lagian itu cewek hanya modus! Aku yakin banget masa kena pukulan bola nangis lalu minta diantar pulang. Mending pulangnya diantar yang tanggung jawab lempar itu bola, ini minta antar pulang Galang dan Haris biar apa coba?! Kalau nggak kelihatan modusnya?!" Omel Disty setengah berteriak karena suara lagu di atas panggung meredam suaranya. 

"Aku tadi udah hubungi Haris! Dia dan Galang lagi dalam perjalanan santai aja!" Teriak Tomy berusaha menenangkan Disty. 

Mereka berempat sudah mengambil tempat duduk di antara murid lainnya. Masih ada dua peserta lagi yang tampil setelah itu baru Cla. 

"Aku khawatir, gimana mereka belum datang di saat Cla udah tampil?!" 

"Aku yakin mereka datang tepat waktu!" Ucap Mila ikut menyambung obrolan, sebelum matanya melihat ke arah pintu terlihat Karla berlari menghampiri dengan wajah senang. 

"Kamu kenapa?!" Tomy Bertanya bingung. 

Karla tersenyum senang, "Tadi aku mau bawa Cla ke sini tapi nanti aja! Aku minta kalian tetap stay di sini sampai Cla naik ke panggung!" 

"Ada apa?! Wajah bahagia kamu mencurigakan?!" Teriak Disty disambut Karla dengan tawa. 

Karla ingin lihat bagaimana wajah melongo para sahabatnya itu saat melihat Cla untuk pertama kali dalam perubahan luar biasa. 

Disisi lain,

Galang dan Haris berlari cepat menuju koridor sekolah. Keduanya saling mengumpat karena sudah terlalu lama di  jalanan.

"Wait ...!"

Langkah mereka terhenti ketika salah satu penjaga sekolah menghentikan lari mereka.

"Kenapa Bang?" Galang bertanya dengan napas memburu.

"Saya butuh bantuan salah satu dari kalian, buat angkat kardus ini ke atas kereta dorong. Itu isinya pakaian buat teater."

"Oh! Galang aja Bang! Saya duluan."

Baru saja Galang ingin menghentikan aksi Haris, tapi cowok itu sudah melesat pergi dengan cepat.

♡ ♡ ♡ ♡

Cla menikmati waktu singkatnya untuk berjalan memutari gedung sekolah. Dia ingin mengurangi rasa gugup sebelum tampil di atas panggung. Masih ada dua peserta lagi sebelum dirinya maju.

Saat pandangannya sibuk membetulkan letak gelang di tangan, seseorang menabrak tubuhnya hingga Cla mundur beberapa langkah.

"Oops sorry, aku nggak sengaja."

Cla mendongak menatap seseorang tak lain adalah sahabatnya Haris. Baru saja Cla ingin membuka obrolan, ketika Haris menatapnya senyum sebelum melanjutkan langkah kaki untuk berlari.

Cla melongo memutar tubuh melihat Haris sudah berlari menjauh.

Haris tidak mengenal dirinya?

Dilanda kebingungan Cla mengangkat kedua bahu kembali melanjutkan langkah kakinya.

Bosan berjalan dalam keadaan hening Cla mengeluarkan earphone di tas kecil dia bawa. Cla ingin mendengar sekali lagi lagu yang akan dia tampilkan tapi sebelum sempat memasang kedua earphone di telinga, tepat dipersimpangan koridor dia ditabrak seseorang lagi dan itu terhitung sudah dua kali. 

Earphone dia pegang terlempar jauh Cla menatap sang penabrak dengan perasaan kesal.

"Maaf! Aku nggak sengaja lagi buru-buru." 

Cla diam bukan tanpa alasan, karena yang menabraknya lagi barusan adalah sahabatnya Galang.

"Ini earphone kamu."

Cla tidak merespon hingga Galang meraih pelan tangannya, meletakkan earphone itu di atas telapak tangannya sebelum melanjutkan langkah kaki berlari.

"Menyebalkan!"

Suara teriakan itu menghentikan langkah kaki Galang. Cowok itu mengenal suara barusan sedetik dia merasakan kebingungan, sebelum detik selanjutnya dia menyadari satu hal.

Galang menoleh cepat, "Cla?!"

Gadis itu menatapnya sedih bercampur kesal. Membuat Galang menatap tidak percaya pada sosok tak lain adalah sahabatnya sendiri.

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang