SWY ♡23

80 35 9
                                    

"DOOR!"

Teriakan itu mengagetkan Cla yang sedang menonton televisi. Memutar kepala melotot pada sosok barusan membuat dirinya seperti ini.

"Kamu?"

"Kakakku sayang! Nggak kangen sama aku yang manis melebihi lollipop ini?"

Olivia segera duduk di samping Cla memeluk manja lengan kanan Cla.

"Kapan kamu datang?"

"Hmm ... sejak tadi. Sejak Kak Cla sibuk nonton aku samperin Om dan Tante dulu."

"Kamu ke sini dengan siapa? Apa Papamu tahu?"

"Aku ke sini dengan para bodyguard Dad yang super bego! Nyebelin tahu Kak? Masa aku mau ke sini mesti ditemani?!"

"Papa kamu tahu kamu ke sini?"

Olivia menggeleng, "Aku bohong bilangnya mau tempat teman."

Wajah ceria itu berubah sedih.

"Kamu kenapa?"

"Kak, aku minta maaf atas perlakukan Dad waktu itu tulus. Aku bahkan benci diriku sendiri karena aku Kak Cla jadi —"

"Kamu bicara apa? Aku nggak akan marah hanya karena diperlakukan seperti itu."

"Kamu baik banget Kak, aku jadi ingin punya Kakak seperti kamu."

Cla tersenyum sebelum membawa tubuh Olivia ke dalam pelukan.

"Jauh hari aku udah anggap kamu Adik aku. Dan kamu boleh anggap aku sebagai Kakakmu. Walau bagaimanapun kamu udah tolong aku sebanyak dua kali aku berhutang nyawa sama kamu."

Olivia mengangguk senang, "Kapan-kapan jalan ya Kak? Aku ingin habiskan waktu seharian penuh sama Kak Cla."

"Oke."

"Terima kasih Kakakku sayang! I love you so much!"

♡ ♡ ♡ ♡

"Haris jangan laju-laju bawa motornya!"

Teriakan Karla bukannya menghentikan aksi gilanya justru Haris semakin menjadi.

Bugh bugh bugh!

Pukulan Karla tidak berarti apa-apa pada punggungnya.

"Pelankan motornya! Atau aku akan ngambek sama kamu?!"

"Oke! Aku pelankan ini!"

Setelah motor dalam keadaan laju normal Karla mencubit perut Haris.

"Aduh! Aw! Kar! Sakit! Kita lagi dijalan! Kamu mau jatuh, huh?!"

"Siapa suruh kerjain aku?! Awas aja tunggu pembalasan aku!"

Keduanya sedang keluar malam lebih tepatnya Karla meminta ditemani beli martabak rasa keju.

"Nah! Itu di sana!" Tunjuk Karla kegirangan.

Setelah sampai Karla loncat turun dan mulai memilih menu andalan.

"Dasar cewek, untuk sayang kalau nggak udah aku ikat di pohon." Ucap Haris ikut melangkah mendekat.

"Kamu mau? Tapi bayar sendiri."

"Jahatnya udah diantar jauh-jauh sampai ke sini, aku nggak ditraktir!" Protesnya tak terima.

Karla tertawa, "Bercanda doang! Kamu mau pesan rasa apa? Pilih cepat sebelum aku berubah pikiran."

"Kacang, aku nggak terlalu suka yang manis."

"Bang! Keju dua terus kacangnya satu ya?!"

"Oke Dik."

Haris melihat sekitar banyak pedagang yang berjualan membuat perutnya terasa lapar. Ketika sedang seru-serunya melihat matanya fokus pada seseorang.

"Karla lihat."

"Apa?"

"Semoga aku nggak salah orang."

"Apaan sih?!"

"Itu kamu lihat! Cewek baju biru dengan celana jeans selutut? Itu yang rambutnya terurai sepinggang? Lihat?"

"Iya lihat kenapa?"

"Itu cewek yang lagi dekat sama Galang."

"Oh ... huh?!" Karla mulai heboh sendiri.

"Iya samperin!"

"Ayo!"

Baru saja mereka ingin mendekat ketika sang objek menaiki mobil dan berlalu pergi.

"Yahhh! Dia pergi kita sih telat!" Keluh Karla mulai kembali menuju penjual martabak.

"Pantas Galang langsung suka! Gila itu cewek cantiknya!"

"Kalau nggak pikirkan sahabat! Aku udah tikung Galang buat dapatkan itu cewek!"

"Yeeee! Maunya! Awas aja, nanti aku kabar Galang baru tahu rasa! Habis ini antar beli buku tulis punya aku udah habis, di rumah nggak ada persediaan."

"Baik putri cantik mengalahkan putri salju."

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang