SWY ♡26

79 34 7
                                    

"Cla, ini apa?"

Cla baru saja memasuki kamar langsung menghentikan langkah kakinya. Pandangan terpaku pada apa yang dia lihat di hadapan karena saat ini Mila sedang memegang sesuatu di tangannya.

"Jelasin ke aku, kalau apa yang ada dalam album ini semuanya nggak benar?"

"Mila aku —"

"Cla! Jelasin ke aku apa yang ada dalam album ini semua nggak benar?!"

Air mata Cla tumpah begitu saja. Dengan tangan gemetaran dia melangkah mendekat mencoba memegang tangan Mila, tapi gadis itu menepis tangannya kasar.

"A, aku bisa jelasin semua ..."

Mila kembali meletakkan album itu di atas meja belajar matanya kembali menatap Cla.

"Katakan kalau apa yang aku lihat dan baca, semua nggak benar."

"Mila ..." Suara Cla mulai gemetaran menahan tangis.

"Aku hanya perlu dengar bahwa semua hanya ilusi, semua hanya omong kosong!"

"Maafkan aku ..."

Mila memegang kedua bahu Cla mengguncang tubuh itu kasar, "Galang sahabat kita ... dia sahabat kamu juga! Tapi kenapa kamu hancurin semua itu dengan perasaan ini, Cla apa yang ada dalam otakmu?!"

Cla terisak menangis masih berusaha meredakan luapan kesedihan ketika Mila justru mendorongnya kasar dan,

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Cla.

"Aku membencimu. Untuk rasa yang kamu miliki, serta untuk ikatan tali persahabatan kita."

"Mila aku bisa jelasin ...!"

"Persahabatan telah kita jalin selama ini kamu hancurin, hanya karena perasaan bodoh kamu! Apa kamu lupa dengan perjanjian telah kita lakukan selama ini?!"

"Mila ...! Kumohon jangan seperti ini, aku bisa jelaskan semua, untuk kekacauan ini kumohon ... Mila,"

"Jangan panggil namaku lagi, aku muak lihat kamu Cla! Kamu yang udah buat semua berantakan! Dan kamu sendiri yang putusin tali ikatan persahabatan kita mulai sekarang!!!!" Teriaknya lalu mendorong kasar tubuh Cla hingga gadis itu terjatuh, Mila meraih tasnya berlalu keluar dari kamar itu.

Cla sendiri memutuskan ikatan tali persahabatan mereka telah terjalin lama Mila kini membenci gadis itu. Kini dia merasakan rasa sakit hati serta kecewa yang besar.

♡ ♡ ♡ ♡

"Hai all! Selamat pagi!" Ucap Disty menyapa seperti biasa dan mengambil tempat duduk di antara sahabatnya. Tangan gadis itu meraih kerupuk akan di makan Tomy.

"Kerupuk aku!"

"Beli lagi sana!" Ucap Disty tersenyum, "Oh iya tadi Mama aku telepon suruh aku ke sana buat ambil surat."

"Surat?" Haris bertanya bingung.

"Iya, Cla izin nggak masuk hari ini."

"Cla kenapa? Dia sakit?!" Panik Haris menunggu jawaban dengan tidak sabar.

"Bukan kok, dia izin buat hari ini untuk ikut Mamanya ke luar kota. Pulangnya besok atau lusa." 

Tomy menatap Mila yang sibuk memakan nasi gorengnya, "Kamu bukannya kemarin ke rumah Cla? Dia nggak cerita izin sekolah hari ini? Cla kok perginya mendadak? Nggak kabarkan kita dulu?"

Mila mengangkat bahu kembali menikmati makanannya.

"Cla nggak akan bisa nonton aku tanding renang lusa?"

"Untuk apa kamu harapin dia datang? Seharusnya yang kamu tunggu buat datang itu ya pacar kamu."

"Mila kok kamu aneh? Ya wajar dong Galang harapin Cla buat datang, dia 'kan sahabat kita!" Omel Karla gadis itu mulai emosi.

Mila menghentikan makannya dia menatap satu per satu sahabatnya dengan marah, "Aku udah nggak lapar. Dan sekarang mau ke kelas duluan." Segera beranjak berdiri melangkah santai menuju kelasnya.

"Dia kenapa?" Omel Karla.

"Nggak tahu, mungkin lagi datang tamu makanya pagi ini jadi sensitif." Sahut Tomy.

"Sehari nggak ketemu Cla, aku udah rindu apalagi sampai besok atau parahnya lusa?! Untung sayang!" Keluh Karla sambil menghela napas.

"Halo! Kita udah hidup di abad ke dua puluh satu. Zaman teknologi serba canggih jadi, kamu kalau rindu ya tinggal hubungi Cla video call sama dia beres!"

Karla memukul lengan Haris, "Secanggih-canggihnya teknologi tetap aja! Nggak akan bisa untuk kita peluk orangnya! Dasar nyebelin!" 

"Karla ada benarnya juga." Ucap Tomy memberikan jempol.

"Cepat habiskan makanan kalian bentar lagi bel masuk."

"Siap Tuan Galang!"

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang