"Kok berhenti?"
Haris bertanya menatap Cla senyum mereka sudah sampai di tempat perlombaan renang. Dan sekarang sedang berjalan menuju ke dalam gedung.
"Aku ng ... lebih baik nggak ikut masuk ke dalam aja ya?"
"Cla, sih Galang harapkan kamu datang loh buat nonton. Karena bagaimanapun kamu yang selalu ada saat dia latihan renang. Masa sahabat tanding kamu pilih nggak saksikan secara langsung?"
"Bukan gitu tapi —"
Haris menangkup wajah Cla. Dia seakan bisa melihat kecemasan dalam sorot mata itu.
Sepanjang jalan Haris selalu menebak ada apa dengan Cla. Wajah gadis itu seperti habis menangis. Ketika ditanya Cla hanya mengatakan kalau dia habis menonton film sedih.
Kalau saja Haris bisa percaya dengan kata-kata Cla. Tapi dia memilih tidak bertanya lebih jauh, dia tidak ingin Cla semakin bersedih dengan beban sedang dipikirkan gadis itu.
"Cla kamu kenapa?"
"Nggak,"
"Ada yang kamu takuti?"
Cla menggeleng.
"Ada kita semua, ada sahabat kamu juga bahkan aku udah sisakan satu kursi untuk kamu. Nanti duduknya di samping aku."
Cla menatap Haris yang tersenyum padanya sebelum cowok itu menggenggam tangannya, mereka kembali berjalan masuk ke dalam gedung.
Suara speaker dan ributnya penonton terdengar saat Cla dibawa keluar menuju area kolam renang. Ramainya penonton membuat Cla semakin gugup dia hanya mengikuti ke mana Haris membawanya duduk.
"Kak Cla?!"
Suara itu mengalihkan fokus Cla gadis itu mencari asal suara menemukan sosok Olivia di antara penonton.
Haris membawa dirinya duduk di antara lainnya dan Olivia ada di sini juga.
"Huaaaaa! Aku rasanya nggak percaya Cla yang dimaksud mereka itu kamu Kak!" Ucap Olivia kegirangan beranjak berdiri dan memeluk Cla erat.
"Kalian saling kenal?!" Karla berteriak histeris.
"Suatu kebetulan yang manis bukan?!" Tomy tak kalah hebohnya.
"Oliv ... kamu kok ada di sini? Kok bisa kenal sama mereka?" Cla bertanya dengan perasaan mulai tidak karuan.
Senyum Olivia membuat Cla semakin kebingungan.
"Aku kasih dukungan sama pacar aku Kak! Dan kebetulan pacar aku itu sahabat Kakak! Huuuaaa! Aku senang sekali!"
"Oliv ... maksud kamu, apa?"
"Olivia pacaran sama Galang. Mereka dijodohkan saling cinta dan tampak romantis sekali. Sebentar lagi juga akan bertunangan." Ucap Mila bergerak mendekat menatap Cla yang mulai tersudutkan sekarang.
"Mereka berdua pasangan yang serasi. Olivia begitu cantik bukan Cla?" Tanya Mila membuat Cla bungkam dalam diam.
"E, eh kok pada berdiri? Ayo duduk! Sebentar lagi Galang tanding. Cla kamu duduk di samping aku ya?!" Tomy mempersilahkan Cla untuk duduk.
"Nggak bisa! Cla duduk di samping aku!" Karla protes.
"Apaan?! Kamu duduk sana di tempat semula!" Jawab Haris menjulurkan lidah.
Ramainya suara penonton justru membuat Cla seperti berada di tempat sepi tidak berpenghuni. Kini bukan hanya sakit dia rasakan tetapi sebuah kejutan menjadi suatu pukulan menyakitkan. Setelah Cla mengetahui fakta baru dia yakin hidupnya akan begitu suram itu karena kebodohannya sendiri.
♡ ♡ ♡ ♡
Sekuat tenaga Cla mencoba menahan tangis saat melihat di bawah sana, Galang mengusap pipi Olivia yang membawakannya handuk dan minuman.
Tuhan ...
Jika dia bisa memilih Cla ingin melupakan perasaan ini. Melupakan rasa menyakitkan ini. Hatinya seakan hancur saat mengetahui bahwa orang yang Galang cintai adalah malaikat penolongnya sendiri.
Jika waktu bisa diputar Cla ingin kembali pada saat di mana, perasaan tidak boleh dia rasa hadir untuk pertama kali. Sehingga Cla tidak membiarkan perasaan ini larut dan melekat pada jiwanya karena cinta, dia kehilangan satu sahabatnya, karena cinta, hidupnya menjadi terluka dan penuh tangisan dan karena cinta, Cla tidak bisa lagi menikmati banyak warna selain hitam, putih dan abu-abu.
Cla berlari menuju parkir motor, dia melihat Mila akan pulang duluan dengan sisa keberanian Cla melangkah mendekat.
"Mila ..."
"Kamu ikuti aku pergi? Buat apa?! Apa untuk minta maaf?!"
Terisak akan tangisan Cla berusaha bicara.
"Aku benci kamu untuk apa menangis?! Apa karena cemburu? Kamu harus sadar diri bahwa Galang udah ada yang punya. Bahwa dia mencintai pacarnya cantik jelita sedangkan kamu?! Hanya sebatas sahabatnya! Buka mata dan hati kamu mulai sekarang!"
"Salahku apa Mil ...? Perasaan ini aku nggak tahu sejak kapan hadir ... aku tahu hal ini nggak boleh ada dalam kamus persahabatan kita. Tapi apa kamu berhak untuk menyudutkan aku? Aku bahkan nggak tahu kenapa rasa ini bisa hadir. Jangan salahkan aku Mil ... aku udah lebih dari terluka karena perasaan ini ... dan aku bisa mati secara perlahan karena kamu membenciku. Kalau aku bisa memilih ... seandainya jika aku bisa memilih, aku juga nggak mau punya rasa ini Mila! Aku nggak mau!!!!" Teriak Cla menangis histeris. Menekan kuat mulutnya agar suara tangis tidak menarik perhatian orang-orang mungkin saja keluar dari gedung.
Sejak terakhir kali dia menangis 8 tahun lalu, sekarang Mila menangis lagi dalam diam perlahan dia mendekat.
"Kamu mau tampar aku lagi? Silahkan Mila ... kalau itu bisa ngurangi rasa benci kamu ke aku ..."
Tubuh Cla kini berada dalam pelukan Mila. Gadis itu ikut menangis untuk rasa bersalah dan tangisan Cla.
"Karena hal ini akan menyakitkan kamu Cla ... karena cinta kamu bisa terluka begitu dalam, nggak seharusnya kamu boleh punya perasaan ini ...! Aku marah karena nggak ingin melihatmu seperti ini, aku marah karena aku nggak bisa membuatmu berhenti suka sama Galang, aku marah saat tahu bahwa kamu sembunyikan rasa ini sejak lama."
- Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You [END]
Teen FictionThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Di dunia ini tidak ada sesuatu yang berjalan lurus tanpa melalui sebu...