SWY ♡29

93 35 6
                                    

Lebih dari 20 menit Galang berdiri di depan pagar rumah Cla. Hingga baterai ponselnya hampir habis karena dia terus menghubungi Cla, tapi gadis itu tidak menjawab teleponnya juga.

"Kenapa aku nggak hubungi nomor Mama aja?" Gumamnya  segera dia menghubungi Mama Cla, Galang menunggu dengan tidak sabar.

"Halo Sayang?"

"Ma, Galang lagi di depan rumah Mama bel Galang bunyikan, Cla juga dihubungi tapi nggak diangkat, Mama sedang keluar?"

"Mama lagi di tempat keluarga sama Papa. Cla ada kok Sayang di rumah. Pintu nggak dikunci kalau pagar dikunci kamu panjat aja ya? Kamu udah selesai lombanya?"

"Udah Ma sejak sore tadi. Ini Galang selesai dari sana langsung ke sini. Yang lain bilang Cla ada nonton Galang lomba?"

"Cla memang pergi ke sana tadi dijemput Haris tapi udah pulang sejak siang. Dan dia bilang Mama nggak ke mana-mana kamu masuk aja pintu nggak dikunci, atau kamu lewat pintu samping?"

"Baik Ma, terima kasih untuk informasinya love you."

"Mee too Sayang!"

Mematikan sambungan telepon, Galang segera memanjat pagar rumah Cla lalu berjalan menuju pintu.

"Nggak dikunci, Cla cerobohnya kalau ada orang jahat yang masuk gimana?"

Galang mulai masuk mencari keberadaan Cla. Terakhir dia masuk ke kamar gadis itu dan menemukan kamar dalam keadaan kosong.

"Cla? Kamu di mana?" Galang mulai mencari baru saja ingin melangkah keluar, ketika mendengar suara air yang tumpah.

"Cla?" Tidak ada respon Galang memutuskan menuju kamar mandi. Cowok itu mulai mengetuk pintu hingga mencoba untuk dibuka sekali lagi pintu tidak dikunci.

"Cla? Ini aku Galang."

Dia mulai melangkah masuk dan benar saja tumpahan air dari keran membasahi kakinya. Panik Galang menyibak tirai penutup bathup. Selanjutnya mata cowok itu melotot kaget.

Cla menenggelamkan diri dalam bathup masih menggunakan seragam sekolahnya.

"Cla?!" Teriak Galang mendekat, meraih tubuh itu ke atas dan Cla sukses terbatuk-batuk.

"Apa yang kamu lakuin?! Mau bunuh diri?!" Teriaknya dengan tangan gemetaran karena kaget Galang mulai menyibak rambut menutupi wajah Cla. Tangan cowok itu juga memutar keran agar airnya berhenti.

Cla masih terbatuk-batuk kaget akan kedatangan Galang yang tiba-tiba. Hingga tubuh gadis itu diangkat dan Galang menopang Cla agar berdiri.

"Cla kamu kenapa? Kamu sukses buat aku khawatir ... apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tenggelamkan diri di sana?! Oh,  god!" Galang mengambil napas sebanyak mungkin lalu meraih Cla ke dalam pelukan, dia memberikan ciuman di puncak kepala gadis itu beberapa kali.

Perbuatan Galang justru membuat Cla menangis untuk pertama kalinya di hadapan cowok itu.

"Coba bilang sama aku di mana yang sakit? Apa perlu kita ke dokter? Ya Tuhan, kenapa kamu buat aku begitu khawatir, kalau gitu kamu ganti baju dulu ya? Kita ke rumah sakit tapi sebelum itu katakan padaku di mana yang sakit?"

Menangkup wajah sahabatnya Galang terdiam melihat Cla menangis.

"Cla jangan buat aku terkena serangan jantung karena mencemaskanmu ... apa yang terjadi? Kamu bisa cerita padaku jangan lakukan itu jangan lagi ..."

"Aku nggak butuh dokter ..." Isak tangis Cla, gadis itu memeluk leher Galang sebelum membenamkan wajah di bahu kanan cowok itu.

Tetapi yang aku butuhkan itu kamu Lang, batin Cla melanjutkan.

Memeluk tubuh Galang membuat Cla justru merasakan sakit semakin besar. Tangisannya semakin tidak tertahankan lagi. Tak kuasa menahan isak tangis Cla mulai melepaskan diri dari pelukan Galang.

"Cla?"

"Aku udah baik-baik aja. Tadi aku ketiduran jadi nggak sengaja masuk ke dalam air sehingga kamu datang, berpikiran seperti itu kamu boleh pulang aku mau istirahat."

"Cla kamu kenapa?"

"Aku nggak apa-apa ..."

"Aku nggak tahu kamu ada masalah apa, yang jelas aku akan selalu ada buat kamu Cla kamu bisa pegang janji aku. Sekarang kamu istirahat." Galang mendekat mencium sayang kening Cla, "Aku pulang."

Cla mengantar Galang sampai di depan pintu kamar, setelah cowok itu keluar dia mengunci pintu dan jatuh terduduk.

Tangis Cla tumpah begitu saja ingin meluapkan segala rasa sakit di hati, terluka dan ketidakmampuannya menghilangkan rasa semakin menyiksa.

Disisi lain,

Galang masih berdiri diam di depan pintu kamar Cla tangisan itu membuat Galang terpaku. Cla tidak pernah menangis dan setelah dia melihat gadis itu menangis untuk pertama kali di hadapannya Galang juga ikut terluka.

Karena tangisan Cla menjadi suara yang menyayat hatinya.

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang