SWY ♡30

126 38 6
                                    

Karla melihat kursi Cla yang kosong. Sejenak dia merasakan sedih Cla belum masuk sekolah hari ini. Tadinya dia berpikir setelah Cla ikut menonton perlombaan Galang bersama, sahabatnya itu akan masuk sekolah.

"Udah, lihat kursi Cla sampai segitunya. Dia mungkin mau habiskan izin sampai hari ini selasa pasti masuk."

"Disty, apa hanya perasaan aku aja atau gimana? Cla sekarang lebih pendiam dari sebelumnya? Aku perhatikan dia sejak beberapa hari ini."

"Mungkin dia ada masalah nggak bisa untuk diceritakan sama kita. Berdoa aja semoga masalah Cla cepat selesai dan kita bisa lihat senyum cerianya lagi."

"Atau masalah sedang Cla hadapi, Mila tahu?"

Disty menatap bingung, "Apa maksudmu?"

"Ya habis Mila beberapa hari ini juga aneh. Dia yang buat aku jadi berpikir kalau pasti ada disembunyikan."

"Nggak mungkin Mila seperti itu."

Karla terdiam sejenak, "Tapi feeling aku bilang, kalau Mila tahu masalah apa sedang dihadapi Cla."

"Perlu kita cari tahu? Agar nggak kepikiran terus seperti ini?"

Karla mengangguk semangat. Dia berharap semoga bisa mendapatkan segera petunjuk.

♡ ♡ ♡ ♡

Rita tersenyum ketika membuka pintu ruang tamu Galang sudah berdiri di hadapan. 

"Siang Ma," Ucap Galang sambil menyalami tangan Rita.

"Sayang Mama kangen! Baru pulang sekolah?"

"Iya, pulang langsung ke sini nggak ada bawa baju ganti."

"Pasti belum makan, yuk! Kamu mau makan apa?"

"Nggak perlu repot-repot Ma. Galang nggak cerewet soal makan."

"Ya udah sambil menunggu Mama masak, kamu samperin Cla ya? Mama harap dengan adanya kamu Cla mau terbuka."

"Jadi Mama udah tahu?"

"Cla belakangan ini jadi aneh. Dia lebih sering melamun terus makan nggak teratur dan ya, seperti sekarang ini lebih pilih untuk izin nggak masuk sekolah."

Galang menghela napas. Cla membuatnya semalaman tidak bisa tidur karena mencemaskan gadis itu.

Setelah Rita berlalu pergi Galang berjalan menuju tangga dia akan melihat keadaan Cla.

Sejenak berdiri diam di depan pintu kamar sahabatnya sebelum mengetuk pintu itu secara perlahan.

"Cla ini aku Galang."

Menunggu sejenak tidak ada respon Galang memilih masuk. Pandangan langsung tertuju pada balkon luar yang terbuka.

Perlahan Galang berjalan mendekat menyibak tirai melihat Cla sedang duduk. Seperti kata Mama barusan gadis itu benar sedang melamun.

Pandangan Galang tertuju pada sesuatu yang sedang dipeluknya seperti sebuah album, pikir Galang.

"Hei," Bisik Galang pelan agar tidak mengagetkan gadis itu.

Cla yang tersadar dari lamunan menoleh tersenyum padanya.

Galang merindukan senyuman itu tapi senyuman Cla yang sekarang terasa berbeda. Ada sorot kesedihan dikedua mata itu dan Galang membencinya.

"Aku kangen kamu," Lirih Galang sebelum ikut duduk di samping Cla. Mengusap sayang pipi kiri sahabatnya.

"Kamu udah makan?"

Sejenak Cla terdiam sebelum menggeleng. Pandangan Galang tertuju pada album yang dipegang oleh Cla.

"Kamu peluk itu. Isinya foto-foto kamu dimasa kecil ya? Aku boleh lihat?"

Cla menggeleng pelan segera menyelipkan album tersebut di belakang tubuhnya.

Gemas melihat tingkah Cla Galang membawa tubuh itu ke dalam pelukan. Mereka dalam posisi diam seperti itu cukup lama. Galang tidak berniat membuka suara selain menikmati interaksi mereka dalam diam. Beberapa kali dirinya mencium sayang kepala Cla sahabat yang dia sayang, selalu.

Mengusap lembut pipi Cla hingga gadis itu mendongak pandangan mereka bertemu.

"Nggak tahu kenapa aku merasa kamu mulai menjauh Cla, sikap, senyum, sorot mata kamu, aku takut jika itu benar terjadi."

Menunggu jawaban dari Cla tapi gadis itu tersenyum lembut. Cla mulai mengangkat kepala dari sandaran bahu Galang, sebelum tangannya terulur meraih Galang dalam pelukan. Mendapat perlakuan seperti itu Galang tidak bertanya lebih selain membalas pelukan Cla.

"Aku menyayangimu Cla, jika kamu sedih aku juga akan sedih. Jika kamu bahagia aku juga akan bahagia. Kejadian kemarin yang terjadi padamu membuatku begitu ketakutan aku nggak pernah tahu, beban apa sedang melanda pikiranmu Sayang, aku begitu menyayangimu jangan lagi seperti ini ... atau kamu mau melihatku mati secara perlahan juga Cla ...?"

Setetes air mata jatuh di pipi Cla gadis itu menangis dalam diam. Secepat itu dia menghapusnya air mata dan memberi jarak.

"Sekarang aku lapar kamu pasti belum makan. Kenapa nggak bawa baju ganti kalau mau ke sini?"

"Nggak ingin bawa baju ganti."

Cla tertawa, "Kamu bau tahu, weee!" 

Galang menatap kepergian Cla dengan senyum sedih, dia ingin melihat senyuman dan tawa Cla tapi bukan yang seperti sekarang. Senyuman dan tawa gadis itu menjadi hal selalu ingin Galang lihat tapi nyatanya sekarang terasa berbeda.

Cla, apa yang sebenarnya terjadi padamu? Batin Galang sedih.

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang