Sejak tadi pagi Karla tidak henti-hentinya menggoda Cla sahabatnya hari ini sudah masuk sekolah, sekarang mereka lagi berada di perpustakaan hanya berdua saja karena yang lain masih berada di kantin.
"Nggak terasa ya? Sebentar lagi kita akan hadapi try out, ujian sekolah, lalu ujian nasional! Oh my god! Rasanya baru aja kita masuk SMA!"
"Hussttttt ..." Teguran tidak boleh ribut di perpustakaan Karla dapatkan. Gadis itu tersenyum meminta maaf pada beberapa pengunjung sebelum menatap Cla yang menahan senyum.
"Kalau mau tertawa ya, tertawa aja Cla tapi nggak boleh kencang-kencang, dari pada ditahan gitu."
"Nggak kok."
Karla tersenyum tangannya kembali terulur mencubit kedua pipi Cla, dia senang menggoda Cla sedang sibuk membaca.
"Usahakan kita kuliah barengan lagi ya? Aku maunya kita bertujuh satu kampus yang sama."
Cla tersenyum, "Bilang aja kamu nggak mau jauh dari aku."
"Kamu 'kan tahu sendiri di antara sahabat kita yang lain kamu paling ngertiin aku, kamu selalu ada waktu buat aku jadi wajar aku sayang sama kamu."
"Aku itu akhir-akhir ini mudah nangis loh, jadi jangan buat aku mudah tersentuh dengan hal apa pun, itu kalau kamu nggak mau lihat aku nangis."
Karla terlihat berpikir, "Terakhir kali kamu nangis saat kita kelas dua SMP. Itupun saat kamu nonton film adegan lumba-lumba mati kamu nangis dan terlihat lucu wait, tadi kamu bilang apa? Kamu mulai sering nangis? Karena apa? Cla aku tahu kamu banget bahkan untuk kategori film sedih apa pun, kamu nggak mudah nangis."
"Ng ... itu aku nangis karena nonton film yang ada lumba-lumbanya. Jadi ingin pegang dan cium-cium."
Karla tertawa pelan, "Sahabat aku yang satu ini kenapa selalu lucu?"
Cla tertawa pelan tak ketinggalan dirinya juga mencubit pipi Karla sampai gadis itu meringis sakit.
Selalu ada kekuatan dalam kesedihan. Cla memang terluka karena cinta yang dia miliki, tapi disisi lain dia punya sahabat-sahabat juga menyayanginya melebihi dirinya sendiri dan Cla beruntung akan hal itu.
♡ ♡ ♡ ♡
"Lagi ngapain?"
Cla menoleh sejak kapan Haris datang? Kenapa dia nggak sadar?
"Nggak perlu kaget gitu. Aku sejak tadi datangnya sejak kamu sibuk dengan duniamu sendiri." Haris tertawa dia duduk di kursi. Pemandangan dari balkon luar kamar Cla membuat cowok itu kagum. Cla paling bisa membuat balkon menjadi tempat paling betah untuk dikunjungi.
Walau tomboy Cla punya jiwa seni yang tinggi. Buktinya dia mendesain balkon tersebut secara unik.
"Itu kenapa kalender dikolom merah?"
"Lagi prediksi kapan kita try out, ujian sekolah dan ujian nasional."
"Oh bicara tentang ketiga itu, aku jadi punya keinginan buat kita bersama lagi di bangku kuliah."
Cla tersenyum, "Karla juga tadi di sekolah bicara itu kok."
"Kapan?"
"Waktu kita berdua lagi di perpus. Dia punya keinginan sama seperti kamu."
"Terus kamu nggak ingin juga? Kita barengan lagi di kampus yang sama?"
Cla diam sejenak berusaha menampilkan senyum, Cla mulai merasakan dia akan berbohong.
"Aku ingin, semoga kita bisa satu kampus bareng lagi. Kamu udah makan?"
"Belum maksudnya belum dua kali."
Haris tertawa dan Cla juga ikut tertawa. Dengan gemas Cla memukul lengan cowok itu menggunakan kalender kecil dia pegang.
"Kalau mau pukul jangan di sini." Tunjuk Haris pada lengannya, "Tetapi di sini nih!"
Mata Cla melotot. Bukan lagi pukulan kini cewek itu memukul Haris secara membabi buta.
"Huaaaa! Mama! Help me!" Cowok itu berlari keluar dari kamar Cla menuju lantai bawah.
Cla tertawa Haris begitu jail. Cowok itu ingin dipukul menggunakan bibirnya.
"Haris! Dasar mesum!" Teriak Cla sebelum ikut menyusul cowok itu.
- Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You [END]
Teen FictionThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Di dunia ini tidak ada sesuatu yang berjalan lurus tanpa melalui sebu...