SWY ♡34

77 15 7
                                    

"Mohon perhatian semua!"

Tomy yang baru datang saat bel telah berbunyi pagi ini terlihat heboh. Semua mata segera menatapnya penuh penasaran.

"Aku ingin sampaikan informasi, sebelum Ibu atau Bapak guru lain mengabarkan hal ini."

"Aku mau kasih tahu perwakilan lomba renang, dari sekolah kita juara runner up! Juara dua!"

"Udah tahu!" Serentak satu kelas menjawabnya.

"What?!" Tomy terlihat shock sebelum berjalan menuju kursi dengan wajah manyun.

"Nggak apa-apa Tomy, walau kamu telat karena satu sekolah udah tahu perihal pengumuman itu bahkan sejak malam tadi. Tapi para sahabat kamu ini tetap memberikan dua jempol untuk kamu, karena udah begitu semangat!" Ucap Karla disambut setuju dengan yang lain.

"Ya udah, terima kasih para sahabatku."

"Iya sama-sama sahabatku." Disty terlihat menahan tawa. Hanya sesaat ketika Tomy menatapnya seakan ingin membunuh.

"Disty udah, lihat wajah Tomy menatap tajam kamu gitu, seram tahu."

"Nggak apa-apa Cla, senang aja goda dia di pagi hari."

"Aku belum salin tugas!" Heboh Tomy bukannya mendapatkan kemarahan dari teman satu kelas, yang ada mereka justru tertawa karena aksinya.

"Haris buku kamu mana?! Aku mau salin!"

"Nggak mau."

"Aku serius!" Teriak Tomy semakin heboh.

"Ini punya aku aja cepatan,"

"Cla kamu baik banget! Nanti istirahat aku traktir kamu makan!"

"Serius?! Eh! Salin punya aku aja!" Haris mulai mengeluarkan bukunya.

"Telat!" Sahut Tomy dengan ekspresi membunuh.

♡ ♡ ♡ ♡

"Hai Cla,"

"Hai Dennis,"

"Lagi ngapain?"

"Ini lagi mau balikkan buku ke perpus."

"Kebetulan aku juga mau ke sana. Lagi ada tugas jadi wajib cari referensi buku."

Cla terlihat senang, "Ya udah kita bareng."

Dennis mengangguk mereka mulai berjalan santai disepanjang koridor. Masih ada waktu lima menit untuk ke perpustakaan sebelum bel menandakan istirahat telah selesai.

"Walau telat, aku baru bisa bilang hal ini sekarang."

"Apa?"

"Kamu cantik banget saat tampil di atas panggung."

Cla menutup setengah wajah menggunakan buku karena malu, "Nggak kok biasa aja, tapi terima kasih atas pujiannya."

Dennis berhenti berjalan sehingga Cla juga ikut berhenti berjalan.

"Cla ini bukan sekedar pujian tapi lebih dari itu. Karena aku sadar bahkan saat pertama kali kita berdiri di tempat yang sama. Depan papan pengumuman waktu itu pembagian kelas. Kamu terlihat cantik bahkan tanpa dandan."

"Serius? Kok aku nggak tahu kamu berdiri di samping aku waktu itu?"

Dennis tertawa pelan, "Sibuk perhatikan di mana kelas kamu, ya jadi nggak lihat kiri dan kanan."

Cla meringis sebelum tertawa, "Iya ya?"

"Sore ini apa ada waktu luang?"

"Maksudnya?"

"Aku ingin main voli berdua sama kamu. Ya anggap aja aku lagi nantang kamu buat lawan aku gimana?"

"Oh, kamu ragukan soal kemampuan aku main voli?"

Dennis tertawa, "Itu anggapan kamu. Aku nggak ada bilang seperti itu ya lagi cari teman main aja."

"Oke, aku terima tantangan kamu. Sore ini mau di mana?"

"Nanti aku kasih tahu alamatnya."

♡ ♡ ♡ ♡

Cla tertawa melihat Dennis kewalahan menyeimbangi permainan volinya. Hingga cowok itu jatuh duduk dengan napas naik turun secara cepat.

Mereka sedang berada di lapangan tidak terpakai tepatnya di belakang gedung tua.

"Lagi mainnya atau udahan?"

Dennis menarik napas sebanyak mungkin, "Aku kalah dari kamu fiks! Kamu hebat Cla!"

"Clarie Shia Agatha, gitu!"

Dennis tersenyum dia mengeluarkan dua botol minuman mineral memberikannya satu pada Cla.

"Ada yang salah dari muka aku? Kok kamu lihat sampai segitunya?"

Dennis tersenyum, "Mungkin kamu nggak tahu kalau aku sering perhatikan kamu dari kejauhan. Kamu terlihat lebih banyak pendiam akhir-akhir ini. Aku nggak bisa lagi nemukan di mana sosok Cla yang dulu."

Cla menatap Dennis dalam diam.

"Aku harap ini bukan karena Galang."

"Dennis,"

"Ya aku asal tebak aja feeling sesama cowok. Aku nggak ingin Cla yang dulu menghilang digantikan Cla sekarang."

Tersenyum Dennis mencubit pelan pipi gadis itu. Dengan cuaca sore yang cerah serta hembusan angin menerpa, setelah melewati hari-hari terasa semu Cla merasakan kehangatan lewat perasaannya. Dia tidak tahu perasaan apa ini tapi dia merasakan akan baik-baik saja mungkin itu karena satu nama, Dennis.

- Tbc

Stay With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang