Chapter 1

1.4K 118 54
                                    

Tahun 1990

Hari dengan cuaca yang cukup panas. Seseorang memberhentikan mobilnya disebuah toko pemangkas rambut yang sering dia kunjungi untuk berbicara dengan pemilik toko tersebut.

"Hah..." keluhnya

Duduk dikursi depan barbershop dicuaca panas kini alangkah baiknya minum sesuatu seperti teh dingin, pikirnya.

"Ahahaha... selamat siang, Pak Detektif" sapa seorang pekerja pemangkas rambut

"Yaa, selamat siang juga. Hari yang begitu panas bukan?" tanya seorang detektif itu, James

"Ya benar, hari ini benar benar panas." jawab sang pemangkas rambut itu lagi.

"Ngomong-ngomong, apakah anda tahu? Arah ke rumah Motherdweling dari sini?" Tanya James lagi sembari mengipas ngipaskan wajahnya dengan topinya.

"Tentu, melewati hutan tak terjamah manusia disana, Pak" jawab barberman tersebut sembari tersenyum

"Baik terimakasih." ucap James kemudian meninggalkan barbershop itu.

Mobilnya melaju mengarah hutan kearah Motherdweling hingga langit yang terus menerus gelap hingga turunlah hujan yang amat deras.

James tiba ditempat dimana bangunan yang merupakan manor dan juga gereja tua didalam hutan sana, ia mulai membuka pintu tersebut namun gagal. Dengan segala upaya, James masuk melalui jendela. Dan mulailah petualangan James untuk menjelajahi gereja tua tersebut. Penglihatannya terbatas karena terlalu gelap. Setelah beberapa lama menelusuri gereja tersebut tanpa arah, James melihat setitik cahaya. Ternyata berasal dari sebuah lilin. James menggunakan lilin tersebut untuk penerangan. James melanjutkan penelusurannya, ia pun menemukan tumpukan foto foto yang ada di altar gereja tersebut. Setelah dilihat seksama tumpukan foto itu, ternyata ia menyadari sesuatu, bahwa foto foto itu merupakan foto-foto korban dari orang yang ia cari selama ini, yaitu Jack the Ripper. James pun juga menemukan foto si pelaku tersebut, meskipun tidak terlalu jelas karena blur.

"Mungkin ini foto yang diambil orang yang juga menyelidiki si Jack the Ripper." batin James. Ia pun memutuskan untuk mengambil foto itu dan menyimpannya di dalam saku bajunya. Dan juga korban korban Ripper untuk investigasi lebih lanjut. James pun melanjutkan investigasinya. Setelah dia rasa petunjuknya cukup, James ingin kembali ke kantornya. Tapi dia mendapat firasat buruk. James pun cepat cepat ke jendela dia masuk, tetapi malah tidak bisa. Mencoba memecahkan kacanya pun juga hasilnya nihil. Dia mencoba mencari pintu dan mendobrak, tapi hasilnya tetap sama. Akhirnya dia sadar kalau dia terjebak dan dia hanya bisa pasrah. Tepat dibelakangnya, ada seseorang yang membawa kapak dan membunuh James. Mayatnya tidak dapat ditemukan.

"MASA KINI"

DEG?!

Seseorang tiba tiba bangun dari tidurnya dan terduduk dengan napas yang tersengal-sengal dan berkeringat dingin. Dia mengatur napasnya sebentar agar penyakit asmanya tidak kambuh. Setelah dirasa napasnya sudah normal, dia menghela napas.

"Mimpi apa barusan? Kenapa tiba tiba aku memimpikan kejadian itu?" gumam dia, Nanase Riku "Kenapa firasatku buruk ya?" batinnya.

Saat Riku sedang memikirkan mimpinya tersebut, seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Nanase-san, bangun. Sarapannya sudah siap"

"Ah, iya Iori. Aku datang." Riku pun berdiri dan keluar dari kamarnya. Sudah ada Izumi Iori yang menunggunya. "Ohayou Iori." sapa Riku

"Ohayou gozaimasu, Nanase-san. Tumben sekali aku tidak harus masuk ke kamarmu untuk membangunkanmu." sapa Iori sekalian meledek. Riku pun hanya tersenyum lemah menanggapi ledekan Iori. Riku pun pergi ke ruang makan untuk sarapan. Iori heran dengan reaksi Riku yang harusnya marah. "Ada apa dengan Nanase-san?" gumamnya. Tidak mau khawatir, Iori pun pergi ke ruang makan.

The Voice of ManorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang