Riku melihat sekeliling ruangan itu. Penerangan yang redup membuat pandangannya sempit. Hanya mengandalkan Rei sebagai penerangan, Riku menelusuri ruangan itu tanpa arah. Ruangan itu seperti lorong panjang. Rei juga membantu Riku untuk menemukan jalan. Setelah 10 menit jalan, mereka pun sampai di tempat lilin besar yang menjadi tujuan mereka. Saat Riku mendekati lilin itu, tiba tiba ada sesuatu yang menghalangin lilin tersebut.
"Barier ya?" ucap Rei yang melihat tindakan Riku
"Trus gimana dong? Gimana ancurinnya kalo ada bariernya?" Tanya Riku
Mereka berdua berpikir sejenak.
"Barier sihir akan hancur jika kapasitas sihir untuk menghancurkan barier itu lebih besar dari sihir barier itu sendiri" gumam riku
"Tapi barier ini bisa menghisap sihirnya loh" ucap Rei
"Walaupun bisa menghisap sihir, pasti ada batas barier itu bisa menghisap sihir kan" ucap Riku
"Iya juga sih" ucap Rei. Rei yang sejak tadi terbang, mendarat di kepala Riku "Tapi kalau kau ingin mengeluarkan sihir yang besar, setidaknya kau butuh 4 kunai" ucap Rei "2 kunai cuma bisa mengeluarkan setengahnya. Dan juga kau akan kelelahan nantinya, bodoh" umpat Rei
"Hei, gak usah bilang bodoh bisa gak" ucap Riku kesal "Tapi kunaiku dipinjam Erin"
Mereka berpikir lagi
"Kalau Erin sudah mengalahkan si topeng itu, sekalian hancurin ini gimana?" Tanya Rei
"Hah? Gimana gimana?" Ucap Riku bingung
"Kau sadar gak? Diatas kita itu perpustakaan besar?" Tanya Rei
"Perpustakaan?" Tanya Riku. Riku melihat kearah atas. "Eh? Si topeng ada diatas kita?"
"Nah.. trus pas si Erin udah ngalahin dia, lempar aja si topeng kebawah sini. Tapi timing antara kau dan erin harus tepat." Jelas Rei
"Jadi Erin mengeluarkan sihir dari atas, trus aku dari sini. Penghancuran dua arah" ucap Riku "Tapi gimana bilang ke Erinnya?"
"Bentar" Rei sedang melakukan telepati ke Erin
-Di tempat Ainana,Tsumugi, Erin
Mereka sedang menaiki tangga menuju perpustakaan tempat si topeng menunggu. Tiba tiba Erin berhenti. Ainana+Tsumugi pun ikut berhenti
"Ada apa, Erin-san" tanya Iori
"Apaan sih Rei? Aku lagi sibuk" ucap Erin kesal. Ainana+Tsumugi pun kaget
"Rei?" Gumam mereka
"Hei, bocah. Bisakah kau mengirim seseorang kesini?" Tanya Rei yang suaranya muncul di kepala Erin
"Hah? Buat apaan?" Tanya Erin
"Riku membutuhkannya" ucap Rei
"Lah, tadi bukannya dia minta sendirian aja?"
"Udah gak usah banyak omong. Kalo bisa orangnya yang berpotensi bisa dirasuki yokai"
"Hah? Gimana gimana?" tanya Erin kesal
"Hah..." Rei menghela napas "Riku, jelasin kek"
"Hei itu berbeda dari rencana kita" Erin mendengar suara berbeda "Memang kau gak bisa mempertahankan telepatinya apa?" Tanya Riku
"Ya enggak lah. Aku ini yokai kelas rendah. Mana bisa mempertahankan sihir kelas tinggi. Bersyukurlah aku masih bisa bertelepati" ucap Rei keras
"Hei berisik tau. Kepalaku sakit mendengar kalian ribut via telepati" ucap Erin sambil memegang kepalanya
"Hei Erin. Kau baik baik saja?" Tanya Yamato khawatir
KAMU SEDANG MEMBACA
The Voice of Manor
FantasyBagaimana jika grup idol, IDOLiSH7 terpaksa menjalankan survival game? Bagaimana cara agar grup idol selamat dari manor yang sangat menyeramkan itu? /maafkan saya cover sama isinya gak nyambung -_- /maap gaje -_-