15

8.1K 1.1K 51
                                    

Mulai malam ini Yui dan Jisung tidur sekamar, karena kamar Yui akan ditempati oleh Nenek. Awalnya Nenek curiga karena banyak barang Yui di sana, namun Jisung beralasan kalau Yui baru mengangkutnya dari rumah. Untungnya Nenek tidak memperpanjang dan langsung percaya begitu saja.

"Eish, bukan gitu caranya melipat baju." Yui mengambil sepotong pakaian Bee yang sedang dilipat Jisung. Ia risih sendiri melihat pakaian yang tidak terlipat dengan rapih.

"Ukurannya terlalu kecil,"

"Apa hubungannya?"

"Tanganku yang besar belum terbiasa,"

"Alasan saja. Coba perhatikan! Sama seperti ketika kamu melipat bajumu sendiri. Tapi jangan asal-asalan juga, jadinya gak berbentuk malah."

"Sedikit repot ya."

"Melipat baju kan juga ada seninya."

"Aku mengerjakan yang lain saja." Jisung menggeser ke arah diapers-diapers yang masih di dalam bungkusan.

"Ya udah, kamu keluarkan terus susun diapersnya ke dalam storage."

"Disusun gimana? Aku kira cuman dimasukkan aja." Jisung bingung, dia tidak pernah mengurusi hal-hal seperti itu sebelumnya. otaknya jadi blank mendadak.

"Dirapihin. Masukkan satu-satu ke dalam, ditata yang rapih. Jadi enak dilihatnya."

"Disusun seperti domino?"

"Heem."

"Oke." Jisung duduk bersila lalu menarik storage panjang wadah diapersnya. Ia mulai mengambil satu-persatu diapers yang masih dalam bungkusan lalu menyusunnya ke dalam wadah. Serius sekali.

"Kapan masuk kuliah?" tanya Yui memecah keheningan.

"Minggu depan."

"Hm, gitu. Kalau besok-besok mau main sama temen-temen kamu, gak apa. Sebelum sibuk kuliah."

"Gampang."

1 detik

2 detik

"Eh apa? Aku disuruh main?"

"Iya, gak seharusnya juga aku batas-batasi kamu buat gaul sama mereka. Asalkan masih dalam batas wajar. Kemarin-kemarin, aku cuman lagi emosi aja. Makanya kamu jadi pelampiasan kekesalanku."

"Emosi kenapa?"

Yui menghentikan kegiatannya melipat baju. 

"Aku boleh jujur soal sesuatu?"

__

Yui memperhatikan Jisung kemanapun dia pergi. Sambil menyuapi Bee, sesekali ia menghembuskan nafasnya berat. Akibat dari obrolan semalam, Jisung jadi sedikit berubah. Jisung mendiamkannya.

Semalam ia menceritakan semua unek-unek yang dipendamnya selama ini kepada Jisung. Awalnya, dia tidak mau berbicara terlalu banyak hanya sebagiansaja  yang ingin ia bagi  dengan Jisung. Sayangnya, Jisung berhasil menyerangnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya emosional sehingga melontarkan semuanya. Termasuk, ada beberapa hal yang pastinya menyinggung Jisung.

"Kalian sudah selesai packing?" Nenek datang sambil menyeret kopernya.

Jadi, tadi Nenek tiba-tiba mengajak untuk menginap di rumah orangtua Yui sehingga meminta Yui dan Jisung packing barang seperlunya untuk dibawa, termasuk milik Bee.

"Bukannya kita hanya menginap dua hari? Nenek membawa barang terlalu banyak." Tegur Jisung.

"Kebetulan belum Nenek pindahin ke lemari, jadi ya dibawa saja gak sulit kok."

Jisung balas mengangguk saja. Dia lalu melirik ke arah Yui yang tampaknya kesulitan mengeluarkan Bee dari kursinya. Bee sedang tertarik dengan televisi, jadi sejak pagi dia sudah stand by di depan Tv menonton film animasi sembari disuapi. 

Jisung yang jengah melihat Yui terus gagal menggendong Bee, ia  berjalan menghampirinya "Taruh dulu mangkuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung yang jengah melihat Yui terus gagal menggendong Bee, ia  berjalan menghampirinya "Taruh dulu mangkuknya." Jisung mengambil mangkuk di salah satu tangan Yui dan menaruhnya ke lantai.

"Ah iya." Yui berdiri lalu membiarkan Jisung menggantikan posisinya.

"Kamu belum siap-siap. Biar aku yang urus Bee." Ujar Jisung masih dingin. Dia bahkan langsung membawa Bee pergi darisana.

"Makasih." Ucap Yui kemudian bergegas menuju kamar.

"Mampus, marah beneran. Lagian punya perasaan gampang banget emosi, punya mulut juga gampang kelepasan. Parah banget lo Yui!" Yui terduduk lemas di balik pintu kamar yang tertutup. Ia sadar dan mengakui ucapannya semalam pasti menyakiti Jisung.

Jisung sampai mendiamkannya, itu artinya Jisung marah kan?, pikirnya.

__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

Holaa. Selamat pagi semua? Gimana kabarnya? :)
Makasih yang udah menyempatkan waktu buat baca ceritaku yaa. Semoga terhibur ^^

Jangan lupa buat terus kasih komen dan vote kalian hihi... See ya!


Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang