22

7.6K 1K 239
                                    

Bruk

"Heh! Bangun! Yaelah, pake pingsan segala."

"Lemes banget."

"Gak lagi akting biar dibawa masuk kan?"

"Hmmmh," hanya hembusan nafas panjang yang terdengar sangat lemah dari Jackson. Susah payah, Jisung membawanya masuk dan membaringkan di sofa.

"Jisung."

"Stop! Stop! Stop!" Jisung merentangkan tangannya membuat Yui yang baru keluar kamar terkejut. Apalagi matanya terlanjur menangkap sosok pria yang dia kenal.

"Jackson.. "

"Berhenti, disitu!" Jisung kembali mengingatkan dengan intonasi lebih tegas. Yui manut, dia memundurkan badannya namun masih terus memantau dengan raut wajah penasaran

"Dia kenapa? Kenapa bisa kesini?"

"Harusnya kalau sakit ke rumah sakit. Bukan kesini. Mantan kamu emang aneh."

"Mau aku bantu?"

"Nggak. Biar aku aja yang tangani dia. Kalo orang pingsan biasanya diapain?" tanya Jisung tanpa menatap Yui.

"Kasih minyak kayu putih. Tapi dia demam nggak badannya? Pucet banget dia." Yui sebenarnya ingin mendekat dan ikut memeriksan keadaan Jackson, tapi dia urungkan.

"Aku mau ambil minyak kayu putih. Kamu disitu, gak usah deket-deket."

"Iya."

"Awas, gak usah deketin."

"Iya, Park Jisung ih. Kenapa sih?" Kesal Yui terheran-heran dengan sikap Jisung yang berlebihan.

Jisung melesat pergi mengambil kotak obat di dalam kamarnya.

"Udah mandi, bersih, wangi malah dateng parasit. Hidup gue terlalu lempeng selama ini kali ya. Makanya Tuhan kasih ujian terus-menerus." dumelnya. Tak butuh waktu lama, ia berhasil mendapatkan kotak obat itu.

"Daripada berdiri mending duduk, capek. Tapi jauhan."

"Jisung. Gak lagi cemburu kan?"

"Enggaklah, dia ini datang dari luar terus pingsan. Kalo bawa penyakit gimana?"

"Badannya gak panas, keringet dingin aja. Panggil dokter..."

"Gak usah." Tolak Jackson memebuat suasana hening seketika.

"Bisa ngomong, dia."

"Aku butuh kamu, Yui."

"Butuh dokter. Dokter bisa periksa sakitnya dan ngasih resep obat untuk menyembuhkan sakit kamu."

Jackson menggeleng lemah, "Gue udah biasa kayak gini, nanti juga sembuh sendiri."

"Yaudah,"

"Tapi, gue butuh Yui."

"Gak ada hubungannya,"

"Ada. Gue rindu dia, gue kangen dia. Gue butuh perhatian dia."

Jisung menggeram dalam diam mendengar serentet perkataan tanpa filter yang keluar dari mulut si mantan pacar Yui itu.

Berbeda dengan Yui yang kini menatap Jackson kasihan. Tampak kebingungan yang dia rasakan, jemarinya saling bertaut dan bergerak-gerak gelisah.

"Lo gak pantes bilang gitu di depan gue."

"Kenapa? Kalian kan cuman nikah karena terpaksa aja. Kalian gak saling mencintai kan? Gue bisa lihat itu. Lo terlalu muda buat Yui yang suka pria yang lebih tua darinya. Berhenti berpura-pura. Sudahi aja drama ini, daripada kalian saling menyakiti diri masing-masing." Emosi dan unek-unek yang selama ini dipendam Jackson keluar juga, mesti dalam kondisi sekarang dia perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengungkapkannya.

Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang