12

9.1K 1.2K 28
                                    


"Kamu cemburu?" tanggap Yui yang berhasil membuat senyum lebar Jisung sirna.

"Ga."

"Ya udah," Yui melenggang pergi hendak masuk kamar. Jisung membuntutinya dari belakang.

"Tapi tuh dia... " dengan nada mulai emosi, Jisung berniat membalas. Namun terhenti begitu saja.

Gak. Gak usah nyalain api, Jisung. Gak perlu.

Awalnya Jisung ingin mengadukan sikap Jackson yang menyebalkan. Namun dia pilih untuk menahannya.

"Dia kenapa?"

Sayang, Yui malah menimpali.

Jisung segera memutar otak untuk cari jawaban lain.

"Dia.. Kenapa bisa tahu kita tinggal disini?"

"Karena kemarin dia mengantarku pulang."

"Oh," Jisung mengangguk paham. Diam-diam dia menarik nafasnya lega.

Baru saja dia manaruh tas, telponnya berdering.

"Eh? Nenek?" tanpa menunda-nunda, ia langsung mengangkatnya.

Yui yang dengar kata Nenek disebut, langsung beringsut bangun dari posisi berbaringnya karena sedang menidurkan Bee.

"Hallo Nek?"

"...."

"Sudah di Bandara? Kenapa gak ngasih tau Jisung kalo mau kesini? Ya udah Jisung jemput Nenek ya. Tunggu ya, Nek."

"Nenek mau kesini?"

"Iya, aku jemput Nenek dulu." Jisung merogoh dompet di dalam tas dan langsung pergi.

"Ha.. Hati-hati." ucap Yui namun sepertinya Jisung sudah tidak dengar. Yui kembali duduk dengan gelisah. Ia kembali ingat perkataan Mamanya sebelum ia pindah ke rumah Jisung.

"Kalian sudah harus tinggal bersama. Nenek Jisung akan kesini secepatnya. Mama gak ingin kamu masih bersikap dingin pada Jisung."

__

Sementara di Bandara...
Jisung mencari-cari keberadaan Neneknya dengan raut khawatir. Neneknya sudah lama tidak pernah bepergian sendiri semenjak sakit.

Tak butuh waktu lama, mata kecilnya berhasil menemukan objek yang dicari. Neneknya sedang duduk sambil memainkan ponsel. Jisung berlari mendekati neneknya di kursi tunggu.

"Nenek!" Sapa Jisung. Neneknya mendongak lalu tersenyum lebar menyambut pelukan Jisung.

"Yaa ampun, cucu Nenek udah tumbuh semakin besar."

Jisung mendegus kecil, "Apa tidak ada kata kata lainnya? Setiap bertemu denganku Nenek selalu bilang begitu."

Neneknya itu terkekeh sambil mengusap muka Jisung yang sedang cemberut, "Kamu tuh selalu cepat berubah setiap kali Nenek bertemu denganmu. Makin cakep, makin keren, makin besar badanya. Tapi ada satu yang gak berubah... "

"Apa?"

"Manjanya ini. Suka gelendotan sama Nenek. Mentang-mentang Nenek yang besarin kamu, iya?" Neneknya mengusap-usap gemas pipi Jisung yang kian menirus itu.

Sejak usia 10 tahun, Jisung tinggal bersama Neneknya sementara orangtuanya bekerja di Korea, kampung halaman Jisung sebenarnya. Ketertarikan Jisung ingin sekolah di Indonesia membuat Ayah Bundanya membiarkan Jisung tinggal di Indonesia bersmaa Sang Nenek. Sampai sekarang. Hanya saja karena kuliah Jisung di Jakarta, ia harus merantau ke ibu kota dan meninggalkan Neneknya di Bandung.

"Jisung kangen banget sama Nenek. Maaf ya Jisung belum bisa pulang jenguk Nenek."

"Iya kesenengan main jadi lupa sama Nenek. Halah."

Jisung hanya tertawa kecil.

"Oh iya, cucu menantu dan cicit Nenek sehat kan?"

"Oh jelas, kan Jisung yang mengurus mereka." katanya membanggakan diri
"Heish, ya udah ayok pulang. Nenek kangen ingin segera bertemu mereka."

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___

Tadinya mau update pagi, tapi lupa. Jadi sekarang aja lah ya. By the way  100++ vote di part ini bisa gak ya? kalo bisa  bakal update next part. Harus bisa yokk!! ^^

Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang