Bab 2: Rindu 2

4 0 0
                                    

          Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah kembali setelah seminggu libur panjang dikarenakan kakak kelas 3 ujian sekolah. Agak malas-malas kulangkahkan kaki menuju gerbang sekolah yang memang tidak terlalu jauh dari rumahku. Setelah parkir motor bergegas melaju ke kelas untuk meletakkan tas karena kusadari masih tersisa 5 menit lagi untuk masuk kelapangan, persiapan upacara dimulai. Dan belum sampai didepan kelas langkahku sedikit melambat karna berpapasan dengan cowok yang kemarin kutabrak saat tournament persahabatan aku, yang ternyata Kak Rey. Tapi sekarang dia tak sendiri, ada wanita chantik berambut panjang, putih, pokoknya wanita berkelas kurasa yang menggandeng tangannya dengan mesra tanpa merasa rishi sedikitpun. Pasangan yang sempurna batinku.

         Kulanjutkan kembali langkahku menuju kelas yang berada di pojokan sekolah. Kudapati nana sudah lebih dulu duduk dikursi sembari cemberut. "Liat kak Rey gak riin" katanya seketika padahal belum juga kutaruh tas dimejaku. " Kenapa...?" Tanyaku...", dia sama pacarnya tuh Kak Nina...sakit rasanya liet", aku tertawa " hahaha....emang beneran kamu sukaaaaa kah gelooo?" Kupukul punggungnya pelan. "Iyaa sukaaalaah, kan dia ganteng, segalanya pokoknya. Dia tuh makhluk terindah yang pernah kulihat dibumi pertiwi", jawabnya sambil sedih dan sedikit berkaca-kaca. " Sudahlah na...kaya cowok cuman dia aja..." kataku menenangkannya. Mungkin aku belum pernah jatuh cinta atau suka kepada cowok jadi tak seberapa kutahu bagaimana perasaan Nana saat ini. "Ayo upacara" kataku, dan kamipun beranjak menuju lapangan. Ditengah perjalanan kembali kami melihat Kak Rey dan Kak Nina yang kemudian kutahu namanya dari Nana, tetapi tidak sedang bergandengan tangan seperti tadi saat berpapasan denagnku. Mungkin karena banyak siswa dan guru terlihat jadi menjaga jarak. Kulihat sekilas sosok Kak Rey, dan gilaaaa kenapa dia pas bertepatan melihatku juga. Degggg.....tidak biasanya jantungku berdetak kencang seperti ini, padahal biasanya juga aku melihat cowok cakep taka da keanehan apa-apa. Tapi kenapa tiba-tiba jadi begini ya.

           Oh My God, tatapannya seperti aku melihat pangeran berkuda dari kejauhan, teduh, hangat terlihat romantis dengan wajah-wajah penuh cinta. Pastinya bagi semua wanita yang melihatnya tidak akan pernah bisa tidur setelahnya. Tapi dia hanya milik pacar chantiknya saja. Agak berdebar kurasakan jantungku berdetak saat berpapasan kembali dengannya menuju kebarisanku dilapangan. Heeey riin, what happened with u gaess, preman tomboy...yang paling berani sak sekolah, ejekku sendiri. Teman-teman terkadang menganggapku bukan cewek, karna jauh dari kata feminim. Aku pemegang sabuk hitam dan seringkali mengikuti event-event beladiri meskipun belum rejekiku mendapatkan juara umum. Dan baru sekali ini ada perasaan aneh yang aku masih bingung mendeskripsikannya.

Next Part 3

Sepenggal RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang