[7] : Keterasingan

1.5K 154 33
                                    

Tiga bulan yang lalu, manajemen pusat Mistrich mengumumkan pada semua kantor cabang bahwa perusahaan itu mengalami defisit serius dan situasinya agak tidak optimis. Awalnya, mereka berpikir bahwa itu hanya gelombang biasa, tapi pekerjaan semua orang tiba-tiba berlipatganda sehingga sulit untuk beristirahat. Para pekerja mulai menyadari bahwa masalah ini sangat serius, jika bukan karena Tuan Muda Kim itu yang bersikeras tidak akan mengurangi jumlah karyawan, banyak orang akan kelaparan hari ini.

Untuk sementara waktu, seluruh kantor cabang yang ada harus dapat menyelamatkan roda bisnis mereka sendiri selagi kantor pusat menyelesaikan masalah yang ada. Mereka harus dapat menghasilkan laba berlipat, tidak mampu menangani 0% laba apalagi defisit untuk setiap bulan. Pekerjaan mereka menjadi mode neraka dan tidak ada yang tahu kapan semua ini akan membaik.

Hari-hari itu sangat sibuk. Ada banyak tumpukan kertas di meja, di lantai, dimanapun itu pasti ada kekacauan. Orang-orang menjadi mudah tersinggung dan tidak banyak tersenyum kecuali mereka yang perlu menerima telepon dari klien yang marah. Meskipun seluruh kantor itu berantakan seperti tersapu gempa, atmosfernya bagus. Seluruh pekerja lelah seperti anjing, tapi mereka penuh tekad.

Semuanya bisa terjadi karena kedatangan Manajer baru yang dikirim dari kantor pusat. Meskipun dia hanya manajer, dalam situasi ini, semua orang bahkan direktur kecil mereka bergantung padanya untuk memutuskan segalanya. Dia sosok yang kuat baik dalam visi dan mengambil keputusan. Ketika semua orang merasa roh mereka lelah sampai mati, melihat Manajer Yoon masih berlarian dan tinggal di kantor dari pagi hingga tengah malam, mereka hanya bisa menggertakan gigi untuk bekerja lebih keras. Meskipun seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin dan menyendiri, kehadiran Manajer Yoon meningkatkan moralitas mereka, memberikan bayangan seperti gunung raksasa yang tidak akan hancur oleh angin dan badai. Membuat semua orang merasa aman.

Manajer Yoon saat ini duduk di kursinya, seluruh ruangan agak redup sehingga cahaya bulan terasa lebih kuat dari biasanya. Sosoknya yang kuat dihadapan semua orang menjadi lebih pucat dan ringkih, sangat kesepian. Jihoon melihat hal ini, tiba-tiba merasa tertekan.

"Manajer Yoon, saat ini jam sebelas. Sudah terlambat." Kata Jihoon pelan.

Mata Jeonghan yang semula kosong, perlahan-lahan dipenuhi vitalitas. Dia menatap Jihoon sejenak, mengangguk. Dia mengambil tas kerja yang sudah lama siap, tapi tas ringan itu jatuh ke lantai.

Jihoon dengan cepat berlari mengambil tas itu, menepuknya sedikit. Dia akan memberikannya kembali ketika dia melihat jari-jari Manajer Yoon gemetaran. Jihoon pura-pura tidak melihatnya, hanya tersenyum lebar, "Saya akan membawakan tas anda sampai ke lobi!"

Jeonghan tahu bahwa dia tidak bisa memaksa tasnya kembali, jadi dia membiarkan pria kecil itu melakukan apapun yang dia mau.

Malam itu sepertinya hanya menyisakan mereka di seluruh lantai, suasananya begitu sepi. Jihoon menempel erat ke lengan Jeonghan, melihat sekeliling dengan waspada, hanya melepas napas lega ketika lift membawa mereka turun. Jeonghan melihat segalanya, dia pikir adik kecil ini sedikit lucu.

"Jarang sekali melihatmu selarut ini, Manajer Kwon membuatmu lembur lagi?"

Jihoon langsung cemberut mengingat lelaki busuk itu, dia ingin menggigitnya sampai mati tapi tidak berani. "Tentu saja tidak! Aku melihat Hyung lembur jadi aku mengerjakan pekerjaanku untuk besok!"

"Tidak memanggilku Manajer Yoon lagi?", Jeonghan melirik lelaki itu, tersenyum kecil.

"Jam kerja kita sudah berakhir sejak lama! Kau juga biasanya tidak peduli!", Jihoon bersungut.

Lift mereka membuat suara berdenting, pintunya perlahan terbuka. Jeonghan meninggalkan Jihoon di belakang, "Untuk apa menjadi sangat marah?"

Jihoon memerah malu. Dia agak kesal tapi masih dengan patuh mendekap tas Jeonghan sambil membuntuti di belakangnya.

Jumoke [CheolJeongGyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang