Bagaimana caranya lepas dari masa lalu?
oOo
Pagi ini, (Namakamu) sudah sibuk dengan peralatan kecantikannya di meja rias. Perempuan ini sudah mempunyai rencana berkumpul dengan teman organisasinya untuk menghabiskan waktu di akhir pekan bersama. Sebenarnya para perempuan diminta datang hanya untuk melihat para lelaki bermain sepak bola. Padahal sebelumnya (Namakamu) dengan teman-teman perempuannya sudah berencana untuk mencari tempat yang bagus untuk berfoto ria. Tapi teman lelakinya memaksa agar mereka ikut melihat pertandingannya.
(Namakamu) memang mengikuti satu organisasi yang banyak diikuti oleh mahasiswa lainnya. Kata Papanya, kalau sudah masuk ke bangku perkuliahan harus bisa mencari relasi yang banyak. Jadi ia mengikuti saran Papanya dengan masuk ke organisasi yang sudah pasti banyak mahasiswa dari jurusan lain bergabung juga. Dan benar saja, baru dua semester dilalui ia sudah mempunyai kenalan dimana-mana. Bahkan ada yang berbeda kampus juga.
Ketika sedang sibuk dengan rambutnya, ponsel (Namakamu) berdering. Ia melihat layar ponselnya yang menampilkan nama 'Karel'. Lalu gadis ini langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?" ujarnya. Dengan menjepit ponselnya diantara kepala dan pundaknya. Sementara kedua tangannya sibuk dengan rambutnya.
'Dija?' tanya Karel di seberang sana.
"Masih di rumah, Rel. Kenapa?"
'Mau gue jemput nggak?'
(Namakamu) diam sejenak lalu berucap. "Nggak papa emang? Ngerepotin nggak?"
Gadis ini mendengar laki-laki itu berdecak kesal. 'Kebiasaan! Kan gue yang nawarin kenapa bisa ngerepotin?'
(Namakamu) tertawa. "Ya kali aja lo cuma basa basi dan berharap gue nggak mau."
'Buduh!'
Mereka berdua tertawa. "Yaudah jemput ya," ujar (Namakamu).
'Oke. Gue bentar lagi jalan.'
"Sampun ngajeng?"
'Sampun, kenapa?'
"Tyang jagi ngajeng dumun, mau gue bawain makanan juga?" ujar (Namakamu) seraya mengambil ponsel yang ia jepit di pundak kanan dan dipindahkan ke telinga kiri.
'Jangan. Gue udah makan. Lo makan dulu aja, santai.'
"Oke. Hati-hati ya."
Ketika panggilan tersebut terputus, (Namakamu) langsung beranjak ke meja makan. Ia mengambil sereal dan susu. Lalu melahapnya dengan sedikit buru-buru, takut jika Karel menunggu. (Namakamu) tidak suka jika ada yang menunggunya. Ia lebih baik menunggu daripada ditunggu.
Setelah menyelesaikan sarapannya, gadis ini langsung kembali ke kamarnya untuk mengambil sepatu yang akan ia gunakan hari ini. Lalu turun dan keluar rumah agar ketika Karel datang, laki-laki itu tidak perlu menunggunya terlalu lama. Namun, ketika ia keluar rumah ternyata mobil Karel sudah terparkir di halaman rumahnya.
"Kok nggak bilang sih kalo udah sampe?" tanyanya sembari mendekat ke arah laki-laki itu.
"Males." Karel menjawab dengan santai.
"Mereka udah pada jalan, Rel?" Mereka yang dimaksud adalah para lelaki yang akan bermain sepak bola.
"Udah. Yang cewek gimana?"
"Nggak tau, katanya yang cowok pada mau jemput."
Karel mengangguk paham. "Kalian tuh tadinya udah ada rencana pergi ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor (Completed)
Fanfiction[Sequel Good Enough] Setiap kesedihan, kekecewaan, dan kesakitan yang dialami pasti akan indah suatu hari nanti. Dan, aku percaya akan hal itu.