Jangan lupa vote ya!! Selamat membaca^^
*****
Mark duduk di sofa ruang tamu, menunggu Shaerin yang sedang bersiap siap. Ia sudah janji malam ini akan menemani Shaerin kerumah Felix.
Gadis itu tidak boleh pergi sendirian! Tidak boleh!
"Kenapa jarang main kesini lagi?" tanya Kim Hee Hyo, bunda Shaerin.
"Mark belakangan ini agak sibuk, bun. Maaf ya, padahal rindu banget sama masakan nya bunda." Ucap Mark tersenyum sopan.
Dari kecil Mark sudah sangat dekat dengan keluarga Shaerin, itu juga termasuk alasan kenapa ia menjaga Shaerin dengan baik.
"Rindu masakan nya aja?"
"Bundanya sekalian,"
Hee Hyo tersenyum, ia mengelus pelan rambut Mark.
"Makin pintar ngerayu ya sekarang."
Mark dan Hee Hyo menoleh ke sumber suara. Disana tampak Shaerin berjalan menuruni anak tangga menuju ke arah mereka.
Mark tersenyum, ia menatap Shaerin didepannya.
"Cemburu?" Goda Mark. Shaerin tak langsung menjawab, ia menatap Mark dengan mata indahnya.
"Mark mau dihajar ayah gara gara ngerayu bunda?"
"Ayah gak sekejam itu,"
"Kok tau-an Mark sih? Kan ayahnya Shaerin."
"Jadi, ayah kejam?"
"Enggak gitu! Ish, nyebelin ya!"
"Jadi berangkat sekarang gak?"
"Yaudah, ayo berangkat!" Ucap Shaerin dengan wajah cemberutnya.
"Siap laksanakan."
Mark memberi hormat sebentar setelah itu berpamitan dengan bunda disampingnya.
"Mark pinjem Shaerin-nya dulu ya, bun."
Hee Hyo tersenyum mengangguk. Ia meratapi punggung Mark dan Shaerin pergi menjauh hingga masuk kedalam mobil.
****
"Marah?"
Tak ada sautan dari Shaerin yang duduk disampingnya. Gadis itu hanya menatap keluar jendela mobil.
Mark melepaskan satu tangan nya dari kemudi. Ia mengelus lembut rambut Shaerin.
"Maaf," Ucap Mark lembut.
Shaerin menyingkirkan cepat tangan itu. Kini matanya menatap serius wajah Mark.
"Gak usah sentuh rambut Shaerin!"
"Pipi boleh?"
"Gak boleh!"
"Tangan?"
"Gak boleh, Mark! Shaerin itu lagi marah!"
"Yaudah." Ucap Mark singkat.
Ia mengemudi kembali dengan kedua tangannya.
"Mau beli eskrim?"
"Mark jangan gini.."
"Kenapa?"
"Shaerin susah marahnya." Ucap Shaerin cemberut.
Mark tertawa kecil, gadis ini benar benar membuatnya gemas. Wajah lucu, mata bulat, badan setinggi dadanya saja, dan bertingkah seperti anak kecil. Bagaimana Mark tidak jatuh hati?
Hanya Shaerin yang dapat membuat fokus dunia nya teralihkan.
"Lo beneran gak ada niatan masuk sekolah dasar lagi, rin?"
"Sembarangan! Shaerin itu udah gede tau!"
****
Mobil Mark berhenti didepan gerbang rumah Felix. Ia melepas sabuk pengaman dan segera turun membukakan Shaerin pintu mobilnya.
Kedua sudut bibir Shaerin terangkat, ia suka ketika Mark berperilaku manis kepadanya.
"Mark?" Panggil Shaerin.
Pria itu menoleh.
Tangan Shaerin terangkat mengelus rambut Mark sejenak.
"Baik banget jodohnya orang," Ucap Shaerin lembut.
Sekarang, Mata Mark tertuju ke wajah indah gadis itu. Ia menatapnya dengan pandangan yang tak dapat diartikan.
"Jodoh orang?" Ulang Mark.
"Iya,"
"Berarti lo termasuk kemungkinan jodoh gue, kan?."
Shaerin memukul pelan pundak Mark. Pria itu selalu saja berterus terang. Ia bahkan tak dapat membedakan godaan godaan yang selalu dilontarkan oleh Mark, serius atau tidak.
"Mata gue gak bisa liat beginian. Perih."
Mark dan Shaerin menoleh dengan cepat.
Sejak kapan ada pria bersuara berat itu disini?
Felix berdiri disamping pagar rumahnya dengan wajah datar. Ia memandangi Shaerin dan Mark bergantian.
"Felix! Gak boleh ngagetin gitu!" Omel Shaerin.
"Gue udah dari tadi disini rin, lo nya aja yang asik berduaan."
Ucap Felix seraya berbalik masuk kembali ke area rumahnya.Shaerin dan Mark menukar pandang sejenak. Tak lama mereka juga mengikuti langkah Felix masuk ke dalam area rumah besar itu.
Mark mengedarkan pandangannya, melihat siapa saja yang duduk ada disana.
Damn! Hanya Shaerin dan Mina perempuan dikelompok ini, sisanya 4 orang laki laki. Hwang Hyunjin, Felix Lee, Bae Jinyoung dan Choi Bomin.
"Mark duduk di dekat Shaerin aja ya, jangan jauh jauh."
Shaerin takut pria itu risih atau bosan disini. Jika didekatnya Mark mungkin tidak terlalu canggung.
Mark menurut saja, ia segera megambil tempat duduk disamping Shaerin.
"Kalian pacaran?"
Semua menoleh, terkejut dengan pertanyaan tiba tiba yang keluar dari mulut Bomin.
Pria yang sangat menyukai semangka itu mengangkat kepalanya melihat siapa yang bertanya.
Oh, dia.
Wajah Mark berubah datar dan dingin. Ia menatap Bomin yang sedang memandangnya tak suka.
"Iya, dia pacar gue."
****
Next?
Maafkan kalo ada typo ya. Jangan lupa juga vote dan komen.
MAKASIH YANG UDAH BACA♡
Saran nama Couple lagi dong?
BYEEEE.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARK - YOU AND WATERMELON
RomanceBaca aja dulu kali aja jadi candu. . . . Cerita dari Adzkiyakiya, untuk kalian. *** "Mark?" Panggil Shaerin. "Hm?" "Mark masih suka manusia kan? Semangka itu buah, benda mati, gak bisa dipacari atau dinikahi." "Gue masih normal, rin." "Kan jaga jaga...