"Lu enggak ngapa-ngapain rumah gue kan?" tanya Nanon, setibanya di rumah.
Chimon pura-pura cemberut, "Enggaklah, jahat banget sih. Udah beresin rumah lu, masak juga. Eh malah dimarahin."
"Masak? Lu bisa masak?" heran Nanon, mengernyit.
Chimon mengangguk bangga.
Dengan wajah tidak percaya, Nanon berjalan ke dapur dan melihat apa yang dimasak Chimon. Itu persis dengan apa yang dimasak Nanon tadi malam, tapi ada tambahan kimchi disana.
Sementara Chimon mengikuti Nanon ke dapur, dia merasa lucu dengan reaksi Nanon. Kok bisa Nanon kaget banget.
"Gimana? Enak nggak?" tanya Chimon.
Nanon terkejut Chimon bisa memasak lebih baik daripada dia. Kalau Chimon bisa memasak, sebaiknya dia yang bertugas memasak disini pikir Nanon.
"Enak," sahut Nanon. "...lain kali lu aja yang masak." sambungnya.
Chimon berpikir sepertinya itu impas, jadi dia tidak keberatan.
"Btw sampai kapan lu sembunyi disini?" tanya Nanon.
Chimon berpikir sebentar lalu berkata, "Sampai tempat lu enggak aman lagi buat sembunyi."
Nanon mengangguk, dia harap Chimon bisa sembunyi disini selamanya.
Meski itu tidak mungkin.
Di malam hari, Chimon merengek karena bosan berada di rumah. Dia ingin keluar. Bukannya Nanon tidak mau tapi dia memikirkan bagaimana jika Chimon ditangkap dengan mudah oleh bawahan kakeknya. Chimon meyakinkan Nanon kalau dia tidak akan diciduk dengan mudah, jadi dia tetap merengek.
"Bisa mati gue gegara bosan dirumah. Nanti kalau polisi dateng bisa-bisa elu yang ditangkap karena melakukan pembunuhan!" seru Chimon, menunjuk Nanon.
Nanon menyahut dengan santai, "Kan mayat lu udah gue buang ke sungai."
"Pokoknya gue gentayangin lo! Gak mau tau!"
"Kalau lo hantunya gue gak takut,"
Chimon mendengus, dia segera memeluk Nanon, "Ayo jalan-jalan~" rengeknya.
Nanon menghela nafas, berat, "Kemana?"
"Terserah lu aja deh gue ngikut yang penting jalan-jalan..."
"Yaudah, gue siap-siap dulu," ujar Nanon, akhirnya.
Mata Chimon langsung cerah, "Beneran?! Ayo kita ke bioskop terus makan ini terus makan itu, kesini terus kesitu...," celotehnya sampai Nanon merasa kalau sekali jalan sama Chimon bisa memakan waktu berhari-hari.
Padahal katanya tadi terserah...
Akhirnya, mereka pergi ke bioskop bersama untuk pertama kali. Karena bioskop tidak jauh dari sini, mereka hanya berjalan kaki dari apartemen. Nanon mengenakan celana jeans putih dan hoodie hitam dengan lengan baju yang agak dinaikkan, sementara Chimon mengenakan baju kaos hitam lengan pendek dan jeans hitam dengan masker dan topi. Nanon bilang, jaga-jaga supaya enggak diciduk pas lagi nonton.
Chimon mengangguk setuju. Setelah sampai disana, Chimon yang memilih film yang akan mereka tonton, sedangkan Nanon hanya bisa setuju dan mengikutinya.
"Eh itu cowok ganteng banget!"
"Iyanih yang tinggi macho!"
Bisik para cewek melihat Nanon dan Chimon yang tengah membeli popcorn. Masalahnya ini terdengar jelas dikuping Nanon, berbeda dengan Chimon yang sibuk dengan handphonenya.
"Tapi liat deh yang mungil disampingnya dia."
"Jangan-jangan mereka pacaran!
"Uwu banget cocok tau! Akkkk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NaMon! Our Love Story!
FanfictionPemuda itu berlatar belakang engga jelas, dan aku malah membiarkannya tinggal dibawah atas yang sama - Nanon K Heran juga sih, kenapa orang itu terlalu baik sampai mengundang orang asing ke rumah. Dibanding latar belakangku, dia bahkan lebih engga j...