"Chimon lama banget mandinya," gumam Nanon. Dia bingung mau makan apa malam ini, jadi dia bertanya ke Chimon yang masih di kamar mandi, "Mon! Lu mau makan apa?"
"Terserah! Delivery juga boleh!" teriak Chimon.
"Yaudah gue masak nasi goreng aja," sahut Nanon, berlalu ke dapur.
"Hah?!" Chimon tidak mendengar Nanon ngomong apa barusan, tapi karena Nanon sudah lewat dia tidak merespon lagi.
Selagi Nanon memasak, Chimon masih meringis kesakitan di saat air mengguyur punggungnya.
Akhirnya Chimon selesai mandi. Chimon mengeluarkan kepalanya dari pintu kamar mandi dan melihat situasi.
Dari dapur terdengar suara mendesis, jadi Chimon yakin pasti Nanon ada disana. Dia lupa membawa piyama ke kamar mandi. Jadi dia harus berjalan cepat dari sini ke kamar Nanon agar bekas lukanya tidak diciduk.
"Okey, gue harus lari sekarang."
Wush! Dia berlari secepat kilat dan masuk ke kamar Nanon lalu segera menutup pintu, ketika dia berbalik, itu bertepatan dengan Nanon mengangkat wajahnya dari handphone dan keduanya saling melempar tatap.
"L-lo gak di dapur?" cicit Chimon, sambil menyembunyikan punggungnya di dinding.
"Gue ngambil handphone bentar," jawab Nanon, matanya menyelidik keanehan di depannya. Chimon terlihat seperti menyembunyikan sesuatu, "...lo kenapa nempel di dinding gitu?"
"Ya gak kenapa-napa, lo keluar dulu deh, gue mau ganti baju," ujar Chimon.
"Kok lu nyuruh gue keluar? Ini kan kamar gue, ganti baju aja lu sono."
"Tapi kan...,"
"Kita sama-sama laki," sahut Nanon, bodo amat. Dia ingin mengerjai Chimon.
"Nanti lu napsuan gimana?"
"Biarin supaya anak kita nambah jadi 3 kotak." jawab Nanon.
"Miskin hidup lo ngurusin anak 3 kotak."
"Kan ada elu."
"Tuh kayaknya ada gosong deh." Chimon mengalihkan pembicaraan.
"Lah iya masakan gue njir!" Nanon segera melesat ke dapur untuk melihat masakannya.
Clek! Chimon menutup pintu perlahan. Lalu mulai mengambil bajunya yang ada di kotak.
Padahal Nanon sudah mengizinkannya mengisi ruangan kosong di lemarinya, cuma Chimon masih malas beres-beres jadi bajunya masih di kotak.
Chimon meraih piyamanya lalu mulai mengganti baju. Ketika dia menjatuhkan handuk ke lantai, dirinya sudah telanjang bulat.
Clek! Kepala Nanon dengan polosnya nongol di pintu kamar.
"Gue tadi masak...---
Chimon meraih atasan piyamanya untuk menutupi tubuhnya, sayangnya paha putihnya masih terekspos.
"NAAANNOOOOONNN!!!"
.
.
.Chimon menyuap nasi goreng buatan Nanon ke mulutnya dengan wajah masam.
Nanon melirik Chimon, "Gimana? Enak gak?"
Chimon mau bilang enak tapi karena masih ngambek dia bilang, "Gak, gak enak."
"Sumpah gue gak liat apa-apa kok tadi."
"Bohong!" ujar Chimon, telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaMon! Our Love Story!
FanfictionPemuda itu berlatar belakang engga jelas, dan aku malah membiarkannya tinggal dibawah atas yang sama - Nanon K Heran juga sih, kenapa orang itu terlalu baik sampai mengundang orang asing ke rumah. Dibanding latar belakangku, dia bahkan lebih engga j...