1. Pesta Itu

21 1 0
                                    

Chika hanya bisa bersandar di jendela kamarnya. Kejadian itu sudah Tiga tahun yang lalu, tapi dia tetap mengingat dengan jelas ketika dia datang ke gang rumah Reno dia melihat Reno sedang bersama dengan wanita yang Chika sendiri tak tahu siapa.

22-Maret-2013.

Chika datang setelah dari Rumah Sakit untuk memeriksakan kondisinya. Dan benar saja apa yang Chika takutkan menjadi kenyataan. Dengan berbekal bukti foto USG yang dia bawa, dia berniat datang ke rumah Reno untuk meminta lelaki yang selama ini dia kencani itu untuk bertanggung jawab.

Tapi, nyatanya impian hanyalah impian. Reno sedang asyik bermanja dengan wanita lain. Yang Chika pikir dia adalah adik sepupu atau adik kandung Reno. Dengan berbesar hati, Chika meneruskan langkahnya.

"Ren.." ucap Chika sendu.

Reno yang sedang tersenyum ke arah wanita itu kini menoleh kebelakang, dan betapa terkejutnya Reno ketika dia tahu jika Chika nekat mendatanginya sampai di rumahnya.

"Aku mau ngomong bisa?" Tanya Chika kepada Reno dan wanita yang ada di sisi Reno.

"Ngomong saja disini." Wanita itu yang menjawab. Reno dan Chika saling berpandang. "Silahkan ngomong aja. Aku tunangannya Reno, jadi aku mau tahu apa yang mau kau omongkan dengan tunanganku!!"

Ucapan wanita yang mengaku tunangannya Reno itu seolah belati yang tajam dengan tepat masuk di ulu hati Chika. Pria yang selama Dua Tahun ia kencani tapi telah bertunangan dengan wanita lain. Air mata Chika ingin jatuh, tapi ia berusaha agar tak meneteskan air mata di hadapan Reno.

Chika menarik tangan Reno dan memberikan foto USG yang baru saja dia dapat dari Rumah Sakit.

"Aku hamil, anakmu." Ucap Chika pelan. "Usianya baru Satu Bulan setengah." Ujar Chika sambil menunduk.

Reno terdiam ketika Chika berucap seperti itu. "Bener kamu hamil?" Ucap Reno tak percaya.

Chika mengangguk, lalu ia berani menatap wajah Reno. "Aku hamil, dan ini anakmu." Tanpa bisa ia kendalikan air mata turun. "Tapi, aku sekarang tahu kenapa kau menjauhiku dan pergi dari kehidupan ku karena kamu telah bertunangan, jadi maaf aku ngga akan mengganggu kamu dan tunanganmu lagi. Aku harap kau bahagia." Setelah mengatakan itu, Chika pergi tanpa menoleh ke belakang.

Air mata yang telah Chika pendam selama Tiga tahun tumpah seketika ketika ia mengingat kejadian menyakitkan itu. Sakit masih menjalar di sekujur tubuh Chika. Sakit yang berasal dari hati, kini melukai perasaan dan seluruh tubuhnya.

Chika tersadar jika ia tak bisa terus terusan menangisi lelaki yang seperti itu, ia bersiap untuk bekerja di Restoran. Walau dia di bayar sedikit, tapi dengan bekerja di Restoran tempat dia bekerja dia perlahan melupakan masa lalunya yang suram.

Dia banyak teman lelaki yang sudah menganggap Chika sebagai adik perempuan yang manis. Tak jarang banyak lelaki pekerja paruh waktu yang menyukainya, tapi Chika tak tertarik sedikitpun. Hatinya benar benar dia tutup dan tak akan dia buka lagi.

"Pagi, Rey." Sapa Chika kepada Reymond yang tak lain adalah sahabat Chika selama ia bekerja di Restoran.

"Chik, bisa ngga sih kalau datang jangan terlambat? Nanti aku di marahin sama bos besar jika kau ngga datang datang." Gerutu Rey sambil memberikan helm ke Chika.

"Haiiissshh... Sudah, jangan rewel deh!! Ayo jalan." Ujar Chika sambil memakai helm yang diberikan Rey kepadanya.

*****

"Pagi, pak!!" Sapa Chika kepada Siska yang tak lain adalah rekan kerja Chika tapi merangkap sebagai sahabat Chika juga.

"Pak.. pak.. mata kamu buta ya? Aku perempuan tulen di bilang pak!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chika Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang