Bab 4

4 1 0
                                    

Kalo kau ingin bertanya kapan aku tersenyum

Aku akan mengatakan kalo aku terakhir tersenyum

Pada saat kau datang ke hidup ini

Valeria

Kalo boleh jujur aku sangat nyaman saat bersama David hal itu tak bisa ku pungkiri tapi apa boleh buat aku telah bersama Raka pria yang tak pernah ku sukai sama sekali dan itu semua karna kebodohan ku dulu aku mengatakan pada David kalo aku menyukai Raka aku terlalu takut mengatakan kalo aku menyukai David aku takut dia tak memiliki perasaan pada ku dan lebih parah nya dia meninggalkanku.

Aku tahu Raka begitu menyanyangi ku tapi aku tak bisa terus-terus melakukan ini beberapa bulan lagi aku akan melakukan eksorvasi dengan David ditempat yang sama itu pasti membuat Raka makin benci pada David tapi apa boleh buat ini sudah peraturan kampus dan sebenarnya aku lebih senang saat bersama David dari pada Raka karna David punya sejuta cara untuk membuatku tertawa dan nyaman sedangkan Raka selalu saja membuatku sulit untuk bergerak dan suka mengatur-atur apa yang ingin ku lakukan dan juga membatasi dengan siapa aku berteman bahkan bersama David saja dia larang apa dia lupa kalo yang membuat dia dekat dengan aku kan David.

Dan selama Raka enggak ada aku menghabiskan banyak waktu dengan David selagi dia tidak menggangguku dengan banyak ceramah dan nasihat yang sama sekali enggak ada aku dengarkan. Aku selalu berusaha membuat David memandang ku bukan karena sahabat tapi karena wanita tapi itu enggak mungkin karena yang ku tahu tipe wanitanya harus seperti wanita malam itu, terkadang aku cemburu tapi mau bilang apa kalo tipe dia gitu semua tapi semenjak sama aku dia menghilangkan semua kelakuan buruk nya entah apa yang dia lakukan tapi itu membuat aku merasa bahagia tapi kadang sedih karena dia selalu menganggap aku sahabat.

Selama dua minggu ini pula aku tinggal bersma David di apartemennya dan aku tahu dia menahan semua hasratnya untuk tidak melakukannya padaku dan aku selalu menyakinnya aku taktaka paa tapi dia selalu menjagaku dan merawatku cuman David yang tahu apa saja masalahku dan apa saja penderitaanku dan yang membuatku mau berbicara padanya karena dia memiliki pengalaman yang sama dengaku aku yang kehilangan ayahku yang pergi demi wanita lain dan keluarga dia yang berantakan entah karena apa aku tak mau bertanya padanya karena aku takut menyakiti hatinya cukup hari itu gue liat dia nangis gara-gara gue nanyak kenapa dia nangis dan mulai dari situ gue percaya bukan cuman hidup gue yang hancur masih ada orang yang lebih hancur hidupnya dibandingkan gue dan mulai saat itu gue percaya kalo dia salah satu pelindung gue yang di kirim Tuhan agar gue bisa tersenyum lagi seperti dulu bukan nya egois aku hanya tak bisa mengatakan keluh kesalku pada Raka hanya saja aku merasa dirinya tak pantas tahu karena dia tidak apa paham akan hal yang gue lalui gue benci orang yang mencoba nasehati gue tapi dia enggak bisa merasakan apa yang gue rasakan.

David

Hal-hal yang paling gue hindari dalam dunia ini adalah ketemu nyokap ataupun bokap gue. Hal itu yang paling gue benci apalagi jika ditanya siapa yang harus gue pilih. Hari ini gue di minta untuk menemui bokap di starbuck dan itu buat aku malas banget tapi Vale malah membujuk aku untuk menemuinya walau malas tapi aku tetap menemuinya.

"ada apa yah" ucap gue saat baru sampai

"kenapa kamu enggak pulang kerumah"

"aku pulang kok"

"ke apartemen"

"kan memang itu tempat aku untuk pulang"

"sudah waktunya kamu pulang ke rumah ayah atau enggak ke rumah ibu kamu"

"aku enggak bakalan pulang kesalah satu rumah kalian"

convictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang