Bab 2 Tentang Afnan

624 34 2
                                    

Proses kehamilan Ibu terbilang tidak ada kendala. Ayah dan Ibu pun rutin dalam memeriksa kehamilan ibu. Namun menjelang kehamilan bulan keenam, Dokter menemukan ada yang aneh dalam kandungan Ibu.

Dokter mencoba menjelaskan kepada Ayah dan Ibu. Namun Ayah tidak percaya akan hal itu, Ayah percaya bahwa Dokter hanya ingin membuat perasaan Istrinya khawatir akan kehamilannya.

***

"Bagaimana kondisi istri dan calon anak saya Dok??" Rasa penasaran Ayah terkait perkembangan calon anaknya.

"Maaf pak, sama seperti bulan lalu ada yang aneh terkait kandungan ibu Narashima" jawab Dokter yang menjelaskan kepada Ayah dan Ibu. "Jika kita tidak bertindak cepat, maka bapak akan kehilangan salah satu dari mereka, atau mungkin keduanya" lanjut Dokter.

Iya bulan lalu, tepat pada enam bulan kandungan Ibu. Dokter telah menemukan ada yang aneh dalam kandungan Ibu. Dan menyarankan untuk membuat keputusan untuk melahirkan anaknya Ibu. Karena ditakutkan diantara mereka ada yang tidak selamat, atau mungkin keduanya.

Namun Ayah tidak setuju akan hal itu, dikarenakan Ayah percaya bahwa prediksi Dokter tersebut salah.

Namun semakin hari usia kandungan Ibu bertambah, ada hal-hal yang membuat tubuh Ibu terlihat lemas dan mukanya pucat.

Tapi tepat pada usia tujuh bulan tubuh Ibu jatuh tiba-tiba saat Ayah ingin pergi bekerja. Sontak membuat Ayah panik, dan memanggil sopir untuk membawa Ibu ke rumah sakit.

***

"Udin... Udin... cepat kesini" teriak Ayah yang mulai panik.

"Iya pak.." sahut Udin yang langsung berlari-lari kecil menuju temlat Ayah berada.

"Kenapa pak???" Tanya Udin tanpa melihat tubuh ibu tang sudah tergeletak di kursi.

"Sini bantu saya angkat Ibu, kita antar ke rumah sakit" jawab Ayah.

"Baik pak" jawab Udin yang mulai mengangkat tubuh Ibu.

***

Ketika sampai di rumah sakit Dokter langsung memeriksa Ibu. Dan setelah 10 menit berlalu, Dokter keluar dari ruangan Ibu diperiksa. Dan Dokter menyuruh Ayah untuk ambil keputusan. Ingin melahirkan calon anaknya atau membiarkan. Tanpa berpikir panjang Ayah langsung mengambil keputusan untuk melahirkan calon anaknya.

"Bagaimana pak, apakah bapak tidak mau berubah pikiran untuk melahirkan calon anaknya??" Tanya Dokter pada Ayah.

"Baik Dok, kali ini saya mengikuti saran yang Dokter berikan" jawab Ayah tanpa berpikir panjang.

"Baik pak, kami akan melakukan terbaik untuk istri dan calon anak bapak" jawab Dokter setelah mendengar keputusan Ayah.

***

Tepat 30 Juni 1998, Afnan Dhiaurrahman terlahir di dunia ini. Ia merupakan Anak dari pasangan Candrakumara dan Narashima. Afnan merupakan anak pertama. Namun Afnan terlahir tidak semestinya anak lain. Ia terlahir di dunia ini, dengan kondisi memperhatikan. Afnan terlahir prematur di bulan ke tujuh, dan mengalami kondisi tubuh yang kurang sempurna. Afnan cacat, kaki kiri Afnan berukuran kecil dari kaki kanannya. Sehingga dokter menyarankan untuk mengamputasi kaki Afnan.

***

"Alhamdulillah, anak bapak sudah lahir" saat Dokter memberitahukan kepada Candrakumara, ayah Afnan. "Tapi, mohon maaf pak, anak bapak" lanjut Dokter untuk memberitahukan kondisi Afnan yang sesungguhnya.

"Kenapa dok???" Jawab Ayah yang penasaran tentang kondisi Afnan.

"Mari pak saya tunjukkan kondisi anak bapak yang sesubgguhnya" ajak Dokter kepada Ayah. "Baik Dok" jawab Ayah yang ingin langsung melihat kondisi Afnan yang sesungguhnya.

"Ini pak kondisi anak bapak" Dokter yang menunjukkan tempat tidur Afnan. "Masya Allah... Sungguh tampan anak ku" jawab Ayah atas rupa anaknya. Tapi ayah tidak tahu kondisi Afnan yang sebenarnya.

"Tapi pak... kondisi anak bapak memprihatinkan, kondisi kaki anak bapak yang kiri sangat kecil dari yang kanan" saat Dokter memberi tahu kondisi Afnan.

Seketika kegembiraan sesaat itu menjadikan kesedihan bagi Ayah. "Apa Dok? Kaki anak ku besar sebelah?" Jawab Ayah yang sedikit terkejut. "Iya pak, ini buktinya" timpal Dokter sambil membuka kain penutup yang menutupi tubuh Afnan.

"Inna lillahi wa inna lillahi rojiun" ujar Ayah ketika melihat kaki Afnan yang benar besar sebelah. Sontak membuat ayah langsung bertanya kepada Allah menanyakan pertanda apa yang Allah berikan kepada Afnan.

"Ya Allah, bagaimana bisa,??? Apa pertanda semua ini,??? Mengapa semua itu terjadi di tubuhnya Afnan Ya Allah,??? Mengapa tidak kau limpahkan semua ini kepadaku Ya Allah,??? Mengapa??? Ya Allah" Ratapan Allah akan takdir yang Allah berikan kepada Afnan putra pertamanya.

Setelah sekian lama ayah meratapi keadaan. Akhirnya Ayah hanya menerima apa yang diberikan Allah.

"Astagfirullah, ampuni hambamu ini Ya Allah. Bukannya hamba tidak bersyukur atas nikmatmu. Tapi hamba belum bisa mengontrol diri hamba, atas apa yang terjadi" penyesalan Ayah ketika mengingat rezeki yang iya dapatkan.

Sesuai dengan kesepakatan Ayah dan Ibu bahwa jika anak mereka putra, mereka akan menamakan Afnan Dhiaurrahman yang memiliki arti seorang yang berwajah tampan dan memiliki sinaran pengasih.

"Afnan Dhiaurrahman, ya nak itu namamu. Nama yang sangat berarti untukmu. Nama yang indah untukmu. Nama yang sudah Ayah dan Ibumu rencanakan dulu. Semoga kelak kau memiliki sifat seperti namamu" ketika Ayah sedang mengendong Afnan dan mengajak Afnan untuk berbicara, serta memberitahu bahwa namanya Afnan.

***

Si Anak Cacat [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang