Bab 7 Mainan

206 10 1
                                    

Ketika semua sudah duduk rapi di dalam mobil, Udin langsung membantir setir untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Namun Ibu meminta Udin untuk tidak langsung pulang. Ibu meminta Udin untuk pergi ke Supermarket untuk membeli bahan sehari-hari.

"Udin" panggil Ibu kepada Udin.

"Iya bu, ada apa??" jawab Udin sekaligus bertanya mengapa Ibu memanggil dirinya.

"Kita tidak usah pulang dulu, kita ke supermarket untuk berbelanja" tegas Ibu.

"Baik bu" jawab Udin.

***


Setelah sampai di supermarket, Ibu bukannya membeli bahan-bahan untuk persediaan makanan. Tapi Ibu menuju tempat mainan, ya Ibu membeli mainan untuk Afnan.

Tujuannya agar Afnan dapat semangat dalam belajar berjalan, tidak hanya di rumah sakit tapi juga di rumah. Sementara Ibu menyuruh Sartina untuk belanja bahan makanan untuk perserdiaan rumah.

"Sartina kamu yang berbelanja yah, Ibu mau membeli mainan untuk Afnan" perintah Ibu kepada Sartina.

"Iya bu" jawab santun Sartina kepada Ibu.

"Oh iya, untuk Afnan biar Ibu saja yang bawa" Ibu yang melanjutkan perintahnya kepada Sartina.

"Baik bu" jawab Sartina.

***


Ketika semua bahan-bahan tercukupi, Sartina langsung menunggu Ibu yang masih sibuk memilih mainan untuk Afnan. Tak lama Sartina menunggu, tiba-tiba Ibu menghampiri Sartina.

"Sudah lama menunggunya" tanya Ibu kepada Sartina yang sedang sibuk melihat barang belanjaan.

"Tidak bu, baru sebentar" jawab Sartina yang sedikit kaget atas kehadiran Ibu dan Afnan.

"Oh iya bu, biar saya saja yang memberi barang ini ke kasir untuk di hitung. Ibu dan Afnan lebih baik tunggu di mobil" saran Sartina kepada Ibu.

"Emang tidak keberatan Sar" tanya Ibu kepada Sartina.

"Tidak bu, nanti Ibu sama Afnan kecapean" jawab Sartina.

"Oh ya sudah, terima kasih Sar" ucapan yang di berikan kepada Sartina.

"Sama-sama bu" jawab Sartina.

***


Tak lama kemudian, Sartina keluar dari pintu supermarket dan Udin langsung menghampiri Sartina untuk membantu membawakan barang belanjaan.

Dan ketika semua barang belanjaan sudah masuk di mobil, Ibu dan yang lainnya langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Ibu langsung meminta kepada Udin untuk membantunya menyiapkan ruangan tempat bermain Afnan.

"Udin setelah kamu memarkirkan mobil, kamu langsung ke dalam rumah ya??" perintah yang Ibu tuju kepada Udin.

"Siap bu" jawab Udin dari jendela mobil.

***


Tak lama kemudian, Udin sudah berada di dalam rumah. Namun sebelum bekerja, Udin menghapiri Ibu untik memberitahu apa saja yang bisa Udin lakukan.

"Bu, ada yang bisa saya bantu??" Tanya Udin yang tidak tahu akan perintah Ibu.

"Kamu bantu Ibu ya, bantu mempersiapkan ruangan bermain untuk Afnan" tegas Ibu atas pertanyaan Udin.

"Baik bu" jawab Udin. "Tapi saya memasukkan barang-barang belanjaan dulu bu, baru nanti saya membantu Ibu" lanjut Udin.

"Oh iya, silahkan" jawab Ibu.

***


Setelah semua barang-barang diturunkan oleh Udin, Udin kembali menghampiri Ibu untuk melanjutkan tugasnya.

"Lapor bu, semua barang sudah ada di dalam rumah" laporan Udin kepada Ibu atas tugasnya yang sudah selesai.

"Baik din" jawab Ibu.

"Sartina... Sartina" panggil Ibu dari ruang tamu.

"Iya bu" jawab Sartina dari dapur. "Ada yang bisa saya bantu bu" tanya Sartina pada Ibu.

"Kamu masukkan barang belanjaan ini semua ke dapur, langsung memasak, tapi sebelum itu kamu buatkan Udin minuman dulu, kasihan dia kelihatannya haus" perintah Ibu pada Sartina.

Memang di keluarga Candrakumara, Udin dan Sartina sudah dianggap sebagai anggota keluarga. Mereka memperlakukan Udin dan Sartina layaknya seperti biasanya.

"Baik bu" sahut Sartina kepada Ibu, yang sudah bersiap ke dapur untuk membuat minuman untuk Udin.

"Kamu mau minum dulu atau kerja dulu??" Tanya Ibu kepada Udin yang dari tadi menormalkan suhu tubuhnya.

"Kerja dulu saja bu" jawab Udin dengan sopan.

"Baiklah" jawab Ibu.

***


Setelah Ibu bertanya kepada Udin. Ibu langsung meminta Udin mengeserkan kursi sofa yang di situlah tempat rungan Afnan untuk bermain. Dan tentunya dibantu oleh Ibu

"Udin, kita geserkan kursi sofanya dulu ya" perintah Ibu.

"Siap bu" jawab Udin.

Setelah kursi sofa digeser, Sartina datang dengan membawakan minuman seperti yang diperintah Ibu tadi.

"Ibu... Udin ini minumannya" kata Sartina sambil menaruh nampan berisi minuman.

''Iya Sartina" timpal Ibu. Diikuti oleh Udin "iya Sartina"

Setelah menaruh nampan berisi minuman yang dipesan Ibu, sartina membalikkan badan ke arah dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.

Dan Ibu dan Udin melanjutkan pekerjaan, setengah jam berlalu hingga jam pun berdentang menunjukkan jam 11.00 Wib. Pekerjaan Ibu dan Udin selesai juga.

Dari mengeserkan peralatan rumah, mendekor ruangan bermain Afnan, hingga membuat ruangan baru untuk barang-barang yang digeser tadi.

Kini lihatlah, separuh rumah Ayah dan Ibu penuh dengan mainan Afnan. Ini Ibu lakukan agar Afnan lebih giat belajar berjalan.

***


"Alhamdulillah, selesai juga" tutur Ibu dengan rasa syukur.

"Alhamdulillah" Udin yang mengikuti perkataan Ibu.

"Ayo Udin kita ke meja makan, untuk makan bareng" ajak Ibu kepada Udin.

"Iya bu" jawab Udin yang sedikit sudah kelelahan.

***


Memang Ayah dan Ibu, tidak membedakan Udin dan Sartina dalam hal apapun. Jika Ayah dan Ibu makan maka tak segan-segan mereka mengajak Udin dan Sartina untuk makan bareng.

Begitupun dengan tempat tidur Udin dan Sartina. Mereka tidak ditempatkan di kamar milik keluarga. Iya rumah tersebut memiliki 6 ruangan kamar.

Kamar Utama ditempati oleh Ayah, Ibu dan Afnan. Sedangkan Sartina menempati kamar di seberang kamar Ibu. Udin menempati kamar di sebelah kamar Sartina.

Sementara kamar yang lain di sengaja untuk dikosongkan, untuk tamu dan untuk Afnan. Serta jika Afnan di kemudian hari memilikk Adik, maka kamar sisanya untuk Adik-Adiknya.

***



Si Anak Cacat [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang