Chapter 2 : Class

47 3 2
                                    

Dua gadis dengan percaya diri melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas baru mereka yang akan mereka tempati selama satu tahun kedepan.

Seorang dari mereka melangkahkan kakinya lebih dulu sambil mengangkat kepalanya angkuh.

Steva, dengan percaya diri melangkahkan kakinya sambil tebar pesona layaknya iklan pewangi pakaian di tv.

Sedangkan gadis di belakangnya melangkahkan kakinya dengan santai sambil sesekali memutar bola matanya jengah melihat tingkah sahabat gesreknya yang kelihatannya syarafnya belum pulih meskipun telah libur panjang.

Para makhluk bumi yang semulanya berisik menjadi semakin gaduh melihat kedatangan Steva dan Riska di kelas.

Beragam macam bisikan mulai terdengar

Ehh itu murit sekolah sini? Kok gue baru ngeliat

Murid pindahan ya?

Yang di depan songong bat laganya

Tapi dia cantik kok

Ehh ehh yang di belakang ntuh siapa?

Cantik battt,, kek calon ibu anak-anak gue nanti

Ntuh manusia apa bidadari yang jatuh dari surga tepat di hatiku eaaaa...

Riska hanya mengeraskan volume musik di earphonenya, berusaha agar telinganya tidak mendengar apapun yang di ucapkan oleh para makhluk bumi tersebut yang berlaga seperti juri yang tengah memberi komentar untuk dirinya dan Steva.

Mengedarkan pandangannya ke semua penjuru, Steva melihat ada bangku yang masih kosong di barisan paling ujung sebelah kanannya.

Dengan segera steva menarik tangan Riska untuk duduk di bangku tersebut, sebelum di ambil oleh siswa-siswi yang lainnya.

Riska yang kaget spontan manarik tangannya dari genggaman Steva.

"Yahh Ris, kenapa sih?" Tanya Steva yang juga kaget pada gerakan spontan yang dilakukan Riska.

"Ya maaf habisnya lo main tarik-tarik aja kan gue kaget Tata" jawab Riska seraya mendengus sebal

Tata adalah nama kecil Steva, hanya teman-teman dekatnya dan orang tuanya saja yang memanggilnya dengan sebutan itu.

Jika kalian berpikir ini adalah keinginan dari para sahabat atau orang tua Steva jawabannya adalah BIG NO!! panggilan itu Steva sendiri yang memintanya karna dia terlalu terobsesi dengan boneka berbentuk Love yang tidak pernah tersenyum itu.

"Ish! gue kan mau ngajak lo duduk di kursi, ayoo buruan ntar diambil murid lain!" seru Steva sambil menarik kembali tangan Riska.

"Ga, gue ga mau duduk sebangku sama lo, sumpah gue masih sayang banget sama kuping gue" jawab Riska memelas.

"Kok lo gitu sih?! jahat banget sama sahabat sendiri, gue aduin Jungkook baru tau lo" balas Steva kesal

Riska hanya memutar bola mata jengah dan memilih pergi untuk duduk di bangku ujung samping jendela urutan ketiga dari depan, daripada harus meladeni ucapan Steva yang terus menghayalkan pacar online nya itu.

Ya lord!! Orang yang dia sebut-sebut itu belum tentu tau kalo dia hidup! Ayo lahh, siapa pun tolong perbaki otak sahabatnya yang gesrek ini agar kembali waras, walaupun seingat Riska sahabatnya itu tidak pernah sekali pun bersikap waras. Jika hal itu terjadi maka itu akan menjadi keajaiban dunia yang kedelapan.

Steva yang melihat Riska hanya mendelik sebal dan langsung duduk di depan bangku Riska. Baru saja dia duduk tiba-tiba...

"YA AMPUN!! OH MY GOD!! ASTAGATRALALANAGAAA!! RISKA!! TATA!! KITA SEKELAS LAGI!! YUHUUUUU!!!" teriak Amin sambil berlari kecil ke arah mereka dan langsung duduk di bangku samping Steva.

Nano-nanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang